Kuliner NTT
Kuliner NTT, Makan Buah Labu Timor di Brisbane-Australia, Kenangan Pesawat Jatuh di Pulau Sabu
Kuliner NTT, Makan Buah LabuTimor di Brisbane-Australia, Kenangan Pesawat Jatuh di Pulau Sabu
Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos-Kupang.Com, Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM - Sahabat kuliner ntt yang berbahagia, hari ini beta mau informasikan makanan dari luar negeri, khsusus orang barat atau bule pung makanan sama seperti kitong makan hari ini.
Ternyata dong juga makanan seperti kitong makan hari ini misalnya yang rebusan.
Ada ju yang makan roti dan keju serta kentang goreng tapi ternyata dong kombinasi.
Beta pung saudari perempuan, beta pung kakak kandung/kaka nona yang tinggal di Brisbane - Australia su menetap di Australian sejak taon 1975 silam.
Ternyata dia masih perbiasakan makan makanan Flobamora yang rebus rebus. Apalagi su mulai usia tua, jadi su malai jaga makanan.
Dia berangkat ke Australia deng suaminya saat beta masih duduk di bangku Taman Kanak TK di Kam to Kiss alias kampung Tode Kisar, Kupang - NTT.
Beta waktu itu duduk di TK Bhayangkara (Tk milik polisi/Kodak - NTT) TK Bhayangkara ini yang sakolahnya ada di dekat beta pung rumah di kampung tode kisar.
Dulu belum ada nama kelurahan, dan kitong ju masih kena zaman makan bulgur.
Beta pung kaka nona ni nama Dorthia Staisch - Ndoen ato kitong biasa pange ato sapa nama susi Otji.
Dia juga ada banyak kisah saat tinggal di Kupang termasuk catatan kenangan deng beta pung Bos Pendiri Harian Umum Pos Kupang, Om Damyan Godho yang su almarhum.
Om Damyan Godho (alm) sandiri suatu waktu pange beta, dia pingi ngobrol dan bacarita di ruangan kerjanya.
Saat itu Kantor Pos Kupang masih di Jalan Kenari No 1, Kelurahan Naikoten 1 Kota Kupang.
Sambil om Damyan duduk isap rokok dia pung mulai bacarita banyak tentang beta pung kaka Dorthia Staisch - Ndoen.
Om Damya cerita, Ferry, karena lu pung kaka nona atau Kaka Oci andia ko beta ju bisa jadi wartawan besar di harian ternama di Indonesia, di Kompas.
Karena kisah lu pung kaka nona yang jatoh deng pesawat di Pulau Sabu - NTT taon 1975 deng pesawat twin otter, andia ko beta ju bisa diterima jadi wartawan Kompas,
"Peristiwa jatuhnya pesawat twin otter di Pulau Sabu, menjadi tulisan pertama beta jadi wartawan dan diterima jadi wartawan Kompas," cerita almarhum om Damyan Godho.
Dia bilang saat itu, alat komunikasi masih susah. Beta waktu itu, di telepon dari Jakarta/Kompas agar segera kumpul bahan dan berita untuk segera kirim ke Kompas Jakarta.
Itu berita dan cerita jatunya pesawat Twin Otter di Pulau Sabu tuh menjadi berita pertama/HL untuk Kompas dan jadi berita Head Line News Kompas.
Karena salah satu penumpang yang ada dalam pesawat, lu pung kaka nona Susis Oci dan juga dia pung pembantu namanya Yohana.
"Beta ingat waktu wawancara, lu pung kaka pung pembantu, akibat pesawat jatuh dan terbelah dia punya tulang pinggang patah saat pesawat oleng dan ilang kendali lalu jatuh dan terbelah jadi dua. serta mendarat darurat di pesisr pantai Meba - Seba, Pulau Sabu - NTT," kisah om Damyan.
itu pesawat bagian belakangnya patah bagi dua dan ada sebagian yang berkeping. Dalam pesawat selain lu pung kaka nona dan pembantunya, juga sejumlah orang bule.
Mereka ke Pulau Sabu Raijua untuk melakukan boring atau pembuatan/penggalian sumur bor minyak untuk melihat sample minyak mentah di celah timor, apakah sudah layak untuk dilakukan boring atau pemboran untuk dijadikan bahan bakar minyak/BBM.
Mereka semua diangkut dan di rawat di Darwin Hospital.
Om Damyan bilang, beta kirim berita pakai fax dan telepon engkol untuk komunikasi ke Jakarta.
Dan juga Single Side Band (SSB) ke Pulau Sabu untuk mengetahui perkembangan terbaru tentang para korban dan jatuhnya pesawat Twin otter di Pulau Sabu.
"Kita bisa komunikasi ke Jakarta pakai telepon engkol, tapi untuk kumunikasi ke Pulau Sabu Rainjua cuma cum bisa pakai SSB untuk tanya perkembangan korban pesawat jatuh milik perusahaan minyak, Internastional Oil - Australia," kata Om Damyan mengenang saat pertama membuat berita.
Om Damyan Godho cerita, lu tau Ferry, beta sangat kaget/takuju waktu terima honor pertama dari tulisan peristiwa jatuhnya pesawat twin otter di Pulau Sabu - NTT.
beta terima honor dari i kompas beta takuju karena berita itu masuk HL Kompas.
Itu honor pertama yang beta terima dari kompas sangat besar, dan honor pertama satu tulisan/peristiwa itu bisa untuk beli satu sepeda motor Honda CB taon 1970-an," kisah almarhum Damyan Godho.
Waktu itu, beta putuskan untuk jadi wartawan, dan diterima jadi wartawan Kompas.
Om Damyan bilang, lu pung kaka Sus Oci dulu kuliah di Fakultas Hukum Undana (FH Undana).
Tapi karena menikah dengan bos perusahan minyak International Oil Australia, makanya dia sonde lanjut kuliah
Dan Susu Otji berangkat ke Australia ikut suaminya. Dia beta pung kawan, dan salah satu narasumber dan sering kekantor suaminya di Pasir Panjang Kupang.
Dan kisah om Damyan ini, beta cuma nyimak dan senyum senyum sa..... Beta hanya bilang, ya om Damy, ini sebuah catatan perjalanan sejarah.
Beta bilang om Damy, waktu beta pung kaka nona alami musibah jatoh pesawat di Pulau Sabu Raijua ,beta masih kicil ana dan masi duduk di Taman Kanak Kanak.
Beta juga ikut berkisah deng om Damyan, kalo beta dulu waktu TK suka pi pasiar di Pulau Kera, di Perairan Teluk Kupang dengan beta pung kaka pung suami pung speed boat saat liburan, dan itu beta masih duduk di bangku TK.
Itulah secuil kisah mengenang beta pung bos dan senior wartawan om Damya Godho yang su almarhum.
saat berkisah di ruangannya di Kantor Pos Kupang, di Jalan Kenari, Kelurahan Naikoten 1 Kota Kupang - NTT sambil isap rokok dalam -dalam dan seruput secangkir kopi di mejanya.
Sakarang beta pung kaka nona su umur 77 taon dan tinggal di Brisbane -Australia.
Kitong semua ba sodara ada 13 orang. Tapi tinggal 7 orang sa yang masih hidup, dan beta pung banyak saudar ju su meninggal dunia.
Beta pung kaka nona yang tinggal di Brisbane kemarin dia cerita kalo dia di Australia suka makan buah labu lilin hasil tanam di halaman kebunnya di rumahnya di Australia.
Itu buah labu, beta pung kaka Otji bawah bijinya dari Kupang saat holiday beberapa kali ke Kupang.
Sebelum menetap di Brisbane, beta pung kaka sebelumnya tinggal di Melbourne _Australia.
Beta pung kaka nona Susi Helena Velberg -Ndoen (72 thn) pensiun guru bahasa Inggris di SMAN 3 Kupang yang sakarang suka/sering pulang balek pi liburan/holiday ke Australia.
Beta pung kaka nona Susi Helena Velberg suaminya su meninggal dunia. Suaminya seorang pelaut yang dulu eksis di kapal/boat Pandu milik Navigasi Kupang.
Dan dua anaknya juga ikut bapanya masok sakolah pelayaran, dan dua anak laki tamat sekolah pelayaran di Surabaya, sama sama saat ini su jadi kapten kapal.
Dan beta pung ponaan satunya Nicolas Velberg (44 thn) adalah Captain Kapal Tangker ato kapten kapal minyak yang selalu ke luar negeri bawa kapal tanker minya.\
Dia kadang bawa kapal tanker dan kadang bawa kapal minyak yang stand by di samping rig sekitar Timur Tengah, hingga ke Arfica.
Juga kakanya, Sinyo Velberg yang berprofesi sebagai kapten kapal dan tinggal Batam.
Sementara adik bungsunya juga eksis di laut sebagai penyelam dengan robot untuk proyek tanam kabel telepon bawah laut dengan kedalaman hingga di atas 1000 -5000 meter.
Jadi kembali ke kuliner ntt, beta cum mau berkisa sahabat kuliner ntt, kalo dong warga Australia ju ternyata suka makan makanan Flobamora seperti buah labu yang direbus.
Tapi itu biji labu beta pung kaka bawa dari Pulau Timor saat pi pasar dan beli labu di Pasar Oeba.
Dia tanam itu biji buah labu di halaman rumah di Brisbane dan jadi berbuah, lalu makan buah labu kosong karena usia su tua mulai kurangi makan makanan karbohidrat.
Selamat menikmati rebusan buah labu ala Dorthia Staisch - Ndoen, di Brisbane - Australia, (Sabtu 17 Juni 2023 (fen).
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Baca juga: Kuliner NTT, Minum Kopi Timor di KRI Multatuli, Wartawan Kompas Kena Tembak 4 Jurnalis Masuk Dili


Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.