Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 11 Juni 2023, Roti Hidup
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Roti Hidup.
“Daging” (kerapuhan manusia) dan “darah” (kehidupan) yang ditampakkan Sabda Ilahi itu menjadi jalan penyelamatan dunia.
Bergabung dengan-Nya berarti menempuh jalan keselamatan itu.
Inilah yang Ia bahasakan: siapa saja yang makan daging-Nya akan mengambil bagian dalam hidup kekal.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 11 Juni 2023, Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
Apa yang hendak disampaikan Yesus?
Bukan hanya roti yang mengenyangkan secara badaniah dan membuat orang melihat Yesus sebagai “nabi” (Yoh 6:14) yang patut diangkat menjadi pemimpin, bahkan raja (Yoh 6:15). Yesus malah menghindari harapan seperti itu.
Orang-orang Yahudi berpikir apakah Yesus itu Musa yang baru (Yoh 6:30-31) tokoh yang membuat orang menemukan makanan harian atau manna yang diberikan Tuhan sampai mereka memasuki Tanah Terjanji (Kel 16).
Tetapi Yesus mengajak orang agar melihat bahwa yang memberi makanan dari langit itu ialah Bapa-Nya dan sekarang ini diri-Nyalah roti yang turun dari Surga itu.
Menerima Dia, mempercayai-Nya, akan membuat mereka mendapatkan roti yang memberi hidup (Yoh 6:32-40).
Gereja sebagai komunitas orang beriman percaya bahwa Yesus itu ada di tengah-tengah mereka dan menghayatinya dalam bentuk Ekaristi.
Ekaristi adalah sakramen yang menghadirkan kenyataan rohani dalam diri kita. Tapi kehadiran ini perlu diberi ruang dalam hidup sehari-hari.
Orang yang percaya akan kekuatan Ekaristi akan semakin melihat dan mengakui bahwa kemampuan berbuat baik serta keberanian untuk menjadi makin manusiawi dan makin lurus itu datang dari atas, bukan dari kekuatan manusiawi.
Bagi orang yang percaya, kemampuan berbuat baik itu anugerah Ilahi yang ditandai dengan Ekaristi.
Dalam arti inilah Ekaristi membuat kita semakin dekat dengan kehidupan Yang Ilahi.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 9 Juni 2023, Hormatilah Tuhan dan Layanilah Sesama dengan Tulus
Menurut Santo Paulus, bersatu dengan Kristus sebagai roti kehidupan dalam Ekaristi berarti bersedia diubah oleh Kristus. Hidup kita mesti menjadi Ekaristi: kita memecah-mecah diri agar sesama, terutama yang dekat, beroleh keselamatan.
Santa Teresa dari Kalkuta menulis, "Sangat mudah untuk mencintai orang yang jauh. Tidak selalu mudah untuk mencintai orang-orang yang tinggal tepat di sebelah kita. Ada banyak orang mati demi sepiring nasi, tetapi ada ribuan lainnya mati karena sedikit cinta dan perhatian. Penyakit terburuk saat ini bukanlah kusta atau TBC; melainkan tidak diinginkan, ditinggalkan, dilupakan."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.