Wawancara Eksklusif

Dekan Fisipol UGM Wawan Masudi: Cawe-cawe Presiden Jokowi di Batas Kewajaran

Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada Wawan Mas'udi memandang keputusan Istana Negara mengajak sejumlah ketua umum partai politik masih wajar.

Editor: Alfons Nedabang
fisipol.ugm.ac.id
Dekan Fisipol Universitas Gaja Mada Wawan Masudi. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pakar Politik sekaligus Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada Wawan Masudi memandang keputusan Istana Negara mengajak sejumlah ketua umum partai politik ngariung masih dalam batas kewajaran.

Menurutnya, secara formal dan aturan perundang-undangan tidak ada yang dilanggar oleh Presiden Jokowi.

Namun, Wawan mengatakan akan menjadi lebih pantas jika pertemuan petinggi parpol tidak dilakukan di istana.

"Kalau bicara sejauh mana keterlibatan cawe-cawe ini sebetulnya soal ketakutan politik saja. Mana yang patut dan mana yang tidak," ucap Wawan Masudi saat wawancara zoom dengan Tribun Network, Rabu 17 Mei 2023.

Wawan Masudi menuturkan bahwa ada baiknya pertemuan itu tidak dilakukan di Istana, karena akan jauh lebih elegan.

Dia menyebut inti masalahnya hanya soal kepatutan-kepatutan yang harus ditunjukkan ke publik.

"Kalau saya pribadi menilai bahwa Pak Presiden ingin menjadi bagian dari proses untuk melakukan matchmaking, memasang-masangkan calon, dan ini urusan politik," tukasnya.

Lanjutan wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Wawan Masudi:

Belakangan ini muncul kritik sikap Presiden Jokowi mengundang para ketua umum partai tanpa NasDem. Apakah cawe-cawe Presiden sudah terlalu berlebihan terkait dengan Pilpres 2024?

Secara formal, secara undang-undang memang tidak ada batasan sampai titik mana presiden yang sedang berkuasa itu boleh masuk dan tidak masuk dalam negosiasi politik.

Sehingga selalu pandangannya sejauh tidak ada aturan yang dilanggar dan sejauh tidak ada undang-undang melarang ya tidak masalah. Itu juga yang beliau sampaikan ketika memberikan tanggapan terhadap menteri-menterinya yang mencalonkan diri sebagai DPR dan Presiden.

Selama tidak mengurangi tanggung jawab dan tidak mengurangi performance ya silahkan saja. Artinya apa, Pak Presiden akan selalu menggunakan argumen-argumen normatif itu karena tidak ada larangan.

Yang kedua, kalau bicara sejauh mana keterlibatan cawe-cawe ini sebetulnya soal ketakutan politik saja. Mana yang patut dan mana yang tidak.

Kalau saya pribadi menilai bahwa Pak Presiden ingin menjadi bagian dari proses untuk melakukan matchmaking, memasang-masangkan calon, dan ini urusan politik.

Ada baiknya tidak dilakukan di Istana, karena itu akan jauh lebih elegan. Kan banyak tempat yang bisa dipilih. Jadi ini soal kepatutan-kepatutan yang harus ditunjukkan ke publik.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved