Berita Kota Kupang
Cegah Stunting, DP3A Kota Kupang Gelar Sosialisasi Pola Asuh Orang Tua Pada Anak
Sebelumnya, DP3A juga telah menelusuri ke berbagai kelurahan yang jumlah penderita stunting yang tergolong tertinggi.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Siti Soleha Oang
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Dalam mencegah stunting di Kota Kupang, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau DP3A Kota Kupang menggelar sosialisasi pola asuh orang tua atasi stunting.
Kegiatan tersebut diadakan di Aula Kantor Kelurahan Oepura, Kamis 11 Mei 2023.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas DP3A Kota Kupang Clementina Nuri Soengkono, dokter spesialis anak pemerintah Kelurahan Oepura serta warga setempat.
Baca juga: Cegah Stunting, Pos Kupang Gandeng BKKBN Gelar Social Movement
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau DP3A Kota Kupang, Clementina Nuri Soengkono mengatakan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang telah dilakukan oleh DP3A untuk mengsosialisasi kepada orang tua dalam mengasuh anak penderita gizi buruk dan Stunting.
“Kenapa kami lakukan kegiatan tersebut karena kami berpikir tidak hanya di sektor kesehatan saja yang mempengaruhi tetapi pola asuh, oleh karena itu DP3A harus wajib mengedukasi masyarakat untuk mencegahnya,” kata Nuri.
Baca juga: Wagub NTT Apresiasi Tanoto Foundation Bantu Penanganan Stunting NTT
Sebelumnya, DP3A juga telah menelusuri ke berbagai kelurahan yang jumlah penderita stunting yang tergolong tertinggi.
“Ada 6 kelurahan yang kami telusuri yaitu kelurahan Namosain, Fetukoa, Sikumana, Alak, Oepura dan Belo,” sebutnya.
Dikatakan, pihaknya telah menemukan survei tentang salah satu faktor penyebab stunting, yaitu orang tua yang belum memahami pola dalam mengasuh anak.
Baca juga: Penjabat Wali Kota George Hadjoh Ajak Kartini Kota Kupang Gempur Inflasi dan Stunting
“Jadi yang paling disoroti adalah dalam memberi makan kepada anak, untuk makananan sendiri itu harus yang bergizi, berimbang, karbohidrat dan protein. Dan harus disertai dengan kasih sayang kalau anak tidak bahagia juga dia tidak mau makan,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, anak tersebut juga harus legal datanya agar mempermudah dalam pengobatan dan pendidikan.
“Mereka harus punya akta kelahiran, BPJS untuk mempermudah pengobatan dan pendidikan nantinya,” sebutnya.
Menurutnya, apabila seluruh orang tua dapat memberikan pola asuh yang baik kepada anak maka masalah untuk Stunting dan kemiskinan di Nusa Tenggara Timur dapat diatasi.
“Kita jangan hanya bisa mengandalkan sumber daya alam tanpa kita sadari sumber daya manusia jauh lebih penting, dapat mengakomodir sumber daya alam tanpa kita sadari. Apalagi di NTT begitu banyak sumber daya alam. Makannya kita harus melahirkan penerus yang SDM nya baik agar dapat menjadi penerus yang lebih hebat dari kita,” pungkasnya. (Cr18)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS