Pilpres 2024

Cecep Hidayat: Capres Alternatif Bisa Saja Muncul dalam Kontestasi Pilpres 2024

Hingga saat ini, hanya ada 3 figur yang bakal diusung jadi calon presiden Pilpres 2024. Tapi bisa saja muncul figur alternatif. Begini kata Cecep.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
CAPRES ALTERNATIF - Pengamat Politik, Cecep Hidayat mengungkapkan kemungkinan munculnya calon presiden alternatif pada Pilpres 2024 mendatang. Capres alternatif ini tergantung kesepakatan partai-partai politik. 

POS-KUPANG.COM - Hingga saat ini, hanya ada tiga figur yang berpeluang diusung menjadi calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang. Tiga figur tersebut, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Meski demikian, sosok capres alternatif bisa saja muncul dalam situasi politik yang terus berkembang saat ini. Hanya saja Capres Alternatif itu belum muncul ke permukaan.

Prediksi tersebut disampaikan Pengamat Politik, Cecep Hidayat, ketika merespon dinamika politik yang terjadi di Tanah Air belakangan ini.

Dikatakannya, meski tiga nama tersebut bertengger pada posisi teratas, tapi masih terbuka peluang akan munculnya calon presiden alternatif yang akan diusung partai-partai politik. Jadi semuanya tergantung partai politik.

Jika Partai Golkar tergoda, misalnya, dan tak diakomodir kepentingannya dalam koalisi parpol saat ini, maka bisa jadi capres alternatif itu akan muncul.

“Tapi saya melihat Partai Golkar akan bergabung dengan poros yang ada. Ada atau tidaknya capres alternatif ini, tergantung dari negosiasi antar parpol yang telah membuat koalisi," ujarnya.

Akan tetapi, lanjut Cecep Hidayat, berdasarkan hasil munas terakhir, capres dari Partai Golkar adalah Arilangga Hartarto.

Kepada awak media Rabu 10 Mei 2023, Cecep mengatakan capres yang diusung nanti tentunya akan memilih cawapres yang sesuai dengan kebutuhannya agar bisa memenangkan pilpres.

Baca juga: Ketua DPP PKB Faisol Rizal Ajak Partai Golkar Dukung Pasangan Prabowo-Muhaimin di Pilpres 2024

Misalnya, lanjut dia, karakter Ganjar yang memiliki latar belakang politisi dan nasionalis, akan mencari cawapres yang berasal dari kalangan religius dan profesional.

Demikian juga, lanjut dia, Prabowo yang memiliki latar belakang militer dan politisi, diperkirakan akan mencari cawapres yang bisa melengkapi dirinya seperti sosok yang mengerti ekonomi.

Anies diperkirakan akan mencari cawapres yang mampu mendapatkan suara dari provinsi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pasalnya, kekuatan Anies datang dari Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Sementara untuk liga cawapres masih menempatkan Erick Thohir, Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno sebagai yang terbaik.

Dari prediksi Cecep, yang akan menghalangi Kang Emil maju menjadi cawapres adalah Partai Golkar.

Sebagai pendatang baru, Cecep menilai Kang Emil masih memiliki tantangan untuk bisa mendapatkan dukungan di internal Golkar.

Seperti kita ketahui, Golkar terdiri dari banyak faksi, sehingga  tak mudah bagi Kang Emil mendapatkan rekomendasi dari banyak faksi di Partai Golkar.

Sementara hengkangnya Sandiaga Uno dari Gerindra dinilai Cecep dikarenakan ia sudah tak nyaman lagi dengan parpol yang selama ini membesarkannya.

Namun keluarnya Sandiaga dari Gerindra dinilai Cecep sah saja.  Di satu sisi Sandiaga sudah mengeluarkan banyak uang di Gerindra.

Namun Gerindra memiliki target tertentu yang belum terwujud. Jika Sandiaga mau menjadi cawapres, menurut Cecep harus segera memilih. Apakah ke PKS atau PPP.

Jika Sandiaga bergabung dengan PPP atau PKS maka ia akan dapat membantu parpol tersebut. Terlebih lagi PPP yang saat ini lagi collapse karena terjadi penurunan suara.

Harapannya dengan Sandiaga masuk ke PPP atau PKS dengan membawa logistik yang signifikan sehingga dapat menolong. Logistik tersebut sangat diperlukan untuk Pilpres 2024.

Besar kemungkinan Sandiaga akan ke PKS sebagai cawapresnya Anies. Sedangkan Sandiaga untuk menjadi cawapresnya Prabowo akan sulit. Elite Gerindra sulit menerima kehadiran Sandiaga kembali.

“Sandiaga yang menghadiri IPO perusahaan minuman keras Cap Tikus berpotensi untuk dijadikan kampanye negatif baik dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan ataupun dari external."

"Kampanye negatif ini bertujuan agar PKS tak mengusung Sandiaga di pilpres 2024. Sebab ide miras tak sesuai dengan PKS. Namun kehadiran Sandiaga di IPO minuman keras Cap Tikus bisa ditafsirkan sebagai dukungannya terhadap UMKM dan industri kreatif di Indonesia,” kata Cecep.

Sedangkan PAN sudah secara terang-terangan mengusung Erick Thohir sebagai cawapresnya.

Jika proposal PAN diterima oleh PDI Perjuangan, maka peluang Erick untuk maju sebagai cawapres Ganjar dinilai Cecep akan jauh lebih besar dibandingkan kandidat lainnya.

Apalagi ada kecenderungan PDI Perjuangan memilih cawapres dari kelompok Islam.  Karena parpol peserta pemilu nantinya tak bisa berdiri sendiri, menurut Cecep nantinya penentuan cawapres akan ditentukan oleh koalisi parpol. Dengan mempertimbangkan kelompok lain seperti dari kelompok muslim.

Baca juga: Anies Baswedan Tak akan Sulit Raih Kemenangan Saat Pilpres 2024, Begini Kata Gus Choi

“Dekat dengan Banser dan memiliki sumberdaya ekonomi yang sangat kuat untuk pilpres, ada kemungkinan PDI Perjuangan akan memilih Erick Thohir. Memang keberadaan cawapres sangat penting yang merepresentasikan kelompok Islam. Sehingga diperlukan sosok cawapres yang bisa mendongkrak capres. Karena power sharing, nantinya pemilihan cawapres akan mempertimbangkan koalisi parpol dan sosok yang mampu mendongkrak suara di pilpres. Erick ada representasi dari PAN dan Banser,”ucap Cecep. (*)

Ikuti Berita Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved