KKB Papua

Kesaksian Susi Pudjiastuti: Daniel Kogoya Itu Orangnya Baik, Tapi Kenapa Egianus Jadi Biadab?

Susi Pudjiastuti, Founder PT PT ASI Pudjiastuti Aviation, mengungkapkan kesaksiannya tentang sifat Daniel Kogoya, ayahanda dari Egianus Kogoya.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
SANGAT MARAH - Susi Pudjiastuti tak bisa menyembunyikan kemarahannya saat berbicara tentang KKB Papua. Susi menyebutkan, ia kenal Daniel Kogoya, ayahanda Egianus Kogoya. Orangnya baik. Tapi mengapa Egianus malah biadab? 

POS-KUPANG.COM – Susi Pudjiastuti, Founder PT ASI Pudjiastuti Aviation, mengungkapkan kesaksiannya tentang sifat Daniel Yudas Kogoya, ayahanda dari pimpinan kkb papua, Egianus Kogoya.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI itu mengatakan bahwa pada suatu kesempatan, dirinya pernah bertemu dengan Daniel Kogoya, ayah dari Egianus Kogoya.

"Saya pernah bertemu Daniel Kogoya. Beliau itu orangnya baik," tutur Susi Pudjiastuti. Tapi sayangnya, mengapa Egianus Kogoya, putra Daniel Yudas Kogoya malah menjadi sosok yang biadab?

Daniel Kogoya disebut biadab, karena melakukan tindakan anarkis. Salah satunya adalah membakar pesawat Susi Air, kemudian menyandera pilot Phillips Mark Merthens.

Egianus Kogoya dan anggotanya juga melakukan pelbagai tindakan kejam. Menembak mati para prajurit TNI dan Polri, membunuh warga sipil dan kasus-kasus lainnya.

Atas pelbagai kasus itulah, terlebih kasus pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itulah, Susi Pudjiastuti naik pitam. Ia sangat marah atas tindakan kejam KKB Papua itu.

Baca juga: Tempat Persembunyian KKB Papua Digerebek, 9 Pemuda dan Barang Bukti Diamankan, Begini Ceritanya

Kemarahannya itu ditujukan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, terlebih Egianus Kogoya dan komplotannya.

Untuk diketahui, pada Jumat 7 Februari 2023 lalu, Egianus Kogoya dan gerombolannya membakar pesawat Susi Air yang baru saja landing di lapangan terbang di Kabupaten Nduga.

Seusai membakar habis pesawat tersebut, Egianus Kogoya kemudian menyandera pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens. Hingga saat ini belum diketahui dimana pilot itu berada.

Terhadap perbuatan Egianus Kogoya itulah, Susi Pudjiastuti marah. ia mengatakan, jika diberi kesempatan untuk menyelamatkan pilotnya, maka ia akan meminta bom kepada TNI.

“Saya marah Pak Phil. Saya akan bom semua KKB Papua itu. Saya bom sendiri. Saya marah,” ujar Susi penuh emosi.

Ia mengatakan, sesungguhnya ia sangat sabar. Namun menghadapi sikap KKB Papua itu, kesabarannya seakan hilang. Ia tak bisa terus bersabar dalam kondisi yang tidak pasti seperti ini.

"Saya hampir 20 tahun terbang di Papua, saya total bantu masyarakat. Tolong tanya di Mamit, saya kasih obat-obatan, tangan saya cuci luka anak-anak Papua,” kata Susi dalam rekaman percakapannya, dikutip dari Kompas.com, Minggu 7 Mei 2023.

Dikatakannya, selama melayani penerbangan di Papua, ia selalu memberikan bantuan. “Saya bawa makanan, bawa obat-obatan, bawa semua yang dibutuhkan, dan membawa orang Papua ke mana saja. Tapi kenapa seperti ini balasannya? Apa dosa saya? Apa salah saya?” ujarnya.

Kemarahan Susi Pudjiastuti itu ditumpahkannya kepada aktivis sekaligus pendeta Karel Phil Erari melalui telepon seluler. Saat ini percakapan antara Susi dan Pendeta Kare Phil Erari tersebar luas di dunia maya.

Susi mengisahkan bahwa dulu ia pernah bertemu Daniel Kogoya, ayah dari pemimpin KKB, Egianus Kogoya.

“Saya pernah bertemu Daniel Kogoya, Beliau orangnya baik. Mengapa Egianus Kogoya menjadi orang biadab,” ucap Susi.

"Ayahnya Baik, tapi mengapa Egianus jadi orang biadap?" ujarnya

Suai mengatakan kemarahannya semakin memuncak ketika KKB menembaki pasukan TNI yang ditugaskan untuk mengevakuasi Phillip Merthens.

“Pasukan TNI itu dipersiapkan untuk mengevakuasi jika (sandera) jadi diserahkan. Mereka anak-anak muda, bukan pasukan tempur, tapi mereka ditembaki begitu saja. Saya marah, saya ikut marah,” ungkapnya.

Susi pun menanggapi permintaan Phil yang berharap TNI yang bertugas di Papua dapat ditarik.

“Bagaimana meminta TNI ditarik, sementara mereka dibantai, kan tidak mungkin. Pendeta Phil atau Pak Bishop, kan tidak mungkin,” bebernya.

“Ingin komunikasi, ingin negosiasi, tapi dua hari kemudian mereka bantai TNI. Saya tak habis pikir,” lanjutnya.

Susi memaparkan, selama ini dia memang mencari nafkah di Papua, namun ada banyak bantuan juga yang telah dia berikan untuk masyarakat Papua.

“Saya cuci luka anak-anak, saya sekolahkan anak-anak Papua. Kenapa pesawat saya dibakar, pilot saya diculik. Apa kejahatan saya, sehingga mereka jahati saya seperti in?” paparnya.

“Lalu kemudian, tiba-tiba mereka mau negosiasi dengan TNI dan polisi, saya sudah senang, tapi dua hari kemudian ditembakinya TNI, itu apa? Katanya mau negosiasi, tapi kalian bunuh putra-putra bangsa, saya lebih marah lagi,” tutur Susi.

Susi pun mengaku menangis karena saking sedih dan kesalnya dengan tindakan KKB pimpinan Egianus Kogoya.

“Kalian tidak adil kepada saya. Saya perempuan sendiri. Saya cari makan untuk menghidupi ratusan ribu orang, kalian aniaya. Saya marah sekali Pak Phil,” jelasnya.

“Saya marah, saya sedih, dan saya menangis,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, KKB pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa 7 Februari 2023.

Tak hanya membakar, faksi ini juga menyandera sang pilot, Philips, yang hingga detik ini tak kunjung dibebaskan KKB. Dalam upaya pembebasan Philips, KKB sedianya sudah membuka diri untuk melakukan negosiasi.

Baca juga: Setelah 2 Tahun Tinggal di Hutan Gegara KKB Papua, Adam Fatete Kini Pulang Bersama TNI

Akan tetapi, beberapa waktu kemudian, mereka justru menembaki personel TNI dari Satuan Tugas Batalion Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu 15 April 2023.

Setidaknya ada empat personel yang gugur. Mereka yakni Prajurit Satu (Pratu) Miftahul Arifin, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan, dan Prajurit Dua (Prada) Sukra. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved