Siap Jadi Gubernur NTT 2024 2029

Dr. Frans Aba, SE, M.Ec, Ph.D , Pemimpin NTT Mengetahui Angka Kemiskinan Tapi Boros

Dr. Frans Aba, SE,M.Ec, Ph.D Siap yang sudah menyatakan siap menjadi Gubernur NTT  Periode 2024-2029  sudah semestinya NTT keluar dari kungkungan

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
Ist
Dr. Franas Aba siap jadi Gubernur NTT periode 2024-2029 

POS KUPANG.COM -- Provinsi Nusa Tenggara Timur selalu memiliki sumber daya alam dan manusia yang lebih dari cukup sebagai modal pembangunan di wilayah ini.

Dr. Frans Aba, SE,M.Ec, Ph.D pun menyebut siap mengelola semua sumber daya yang ada untuk memajukan wilayah NTT

Merujuk pada Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut tingkat kemisikinan di Indonesia pada September 2022 mencapai 9,57 persen atau naik 0,03 persen dibandingkan periode Maret 2022 dan jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 26,36 juta orang, meningkat 0,20 juta dari Maret 2022. Papua masih menjadi provinsi termiskin di Indonesia, dengan tingkat kemiskinan mencapai 26,80 persen atau 936.000 penduduk.

Provinsi NTT sendiri berada di urutan ketiga dengan jumlah orang miskin mencapai 20,23 persen. Jumlah ini berarti setiap lima orang NTT terdapat satu orang yang dianggap miskin

Secara nasional, jumlah orang msikin NTT berada di urutan ketiga sebagai daerah termiskin. NTT berada di bawa Papua dan Papua Barat

Sementara BPS NTT merilis penduduk miskin di daerah itu bertambah sebanyak 17,6 ribu orang atau 0,18 persen poin antara Maret sampai September 2022. Dengan penambahan itu, jumlah penduduk miskin di NTT per September sebanyak 1,15 juta orang atau 20,23 persen,

Dr. Frans Aba, SE,M.Ec, Ph.D yang sudah menyatakan siap menjadi Gubernur NTT Periode 2024-2029, mengatakan sudah semestinya NTT keluar dari kungkungan kemiskinan di NTT. Wilayah ini banyak memiliki potensi sumber daya mansuia dan sumber daya alam.

Manusia NTT pada dasarnya memiliki kemampuan dan etos kerja yang kuat. Namun hal itu perlu dimotivasi. "Kita lihat saja banyak TKI asal NTT, itu artinya mereka ini sebanarnya ingin bekerja tetapi mereka tidak punya tempat bekerja, ini yang kita bisa membuat mereka bekerja di daerah sendiri. Caranya adanya mebangun iklim investasi di daerrah kita," ungka sosok yang bernama lengkap Fransiskus Xaverius Lara Aba

Pria lulusan S1 dari Fakulitas Ekonimi Universita Katolik Widya Mandiri itu mengatakan uang merupakan salah satu sumber daya terpenting yang harus disediakan dalam jumlah dan waktu yang tepat. Hampir seluruh dana pembangunan di NTT selama ini merupakan bantuan pemerintah pusat.

Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat kecil dibandingkan dengan bantuan pusat. Jumlah dana pembangunan yang telah diinvestasikan oleh pemerintah pusat di NTT sejak awal Pelita I yang dimulai pada tahun 1969 sampai dengan saat ini sangat besar dibandingkan dengan hasil yang diperoleh.

Kalau perbandingan antara jumlah investasi dan hasil yang diperoleh boleh dilihat melalui kacamata Integrated Project Management, maka kesimpulan yang akan kita temui adalah suatu keprihatinan.

"NTT ibarat orang miskin yang sangat boros. Selama pemimpin wilayah tidak berani menoleh ke belakang untuk melihat kesalahan NTT waktu lalu kemudian dengan penuh keberanian untuk merombak, maka daerah ini akan selalu mengulangi kesalahan yang serupa," ungkap Frans Aba .

Sosok yang menyesalikan pendidikan S2 dan S3 di Malayisa dan Singapura itu mengatakan dalam menajemen modern selalu ada perhitungan biaya dan setiap sen yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk suatu usaha atau pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam setiap studi kelayakan selalu ada perhitungan cost and benefit. Usaha atau pelayanan apa pun yang dilakukan oleh pemerintah yang menggunakan biaya, mutlak harus memberikan benefit.

Pemerintah jangan selalu melihat untung dan rugi dalam sebua investasi. Investasi bisa berupa pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan laut dan berbagai jenis infrastruktur
"Keuntungan tidak selalu harus berupa material tetapi dapat berupa peningkatan kesejahteraan rakyat atau keuntungan moril lainnya seperti political benefit, kepuasan masyarakat dalam bentuk keamanan, kenyamanan, perbaikan pelayan dan fasilitas umum dan sebagainya yang memperbaiki citra pemerintah," ungkap Frans Aba .

Frans Aba juga menggaris bawahi jumlah akademikis di NTT yang tercermin dari jumlah perguruan tinggi di NTT yang cukup banyak. Para akademisi itu merupakan aset daerah yang bisa dimanfaatkan. "Kenapa kita tidak maksimalkan pengetahuan mereka, ajak meteka menyusun rencana pembangunan, strategi, penentuan prioritas, survey dan lainya. Karena ilmu yang mereka punya bisa kita manfaatkan," ungkap Frans Aba.

Menurutnya, NTT mungkin sudah melibatkan para akademisi dan mahasiswa dalam proses
survey dan penelitian. Tapi NTT belum optimal dalam memanfaatkan hasil penelitian.

"Coba kita lihat berapa skripsi yang sudah dibuat mahasiswa yang akan tamat dari program studinya, atau berapa tesis dan disertasi dari para mahasiswa program pasca sarjana. Itu semua aset yang bisa kita pakai. Saya yakin banyak hasil penelitian di kampus itu hanya menjadi koleksi perpustakaan yang ada atau tersimpan rapi di rak-rak penyimpanan, kenapa kita kita tidak pilih dan aplikasikan ke dalam pembangunan kita," kata Frans Aba.

Ia menjelaskan, Undana punya keunggulan sektor pertanian dan peternakan lahan kering. Unwira punya keunggulan dalam bidang teknik dan struktur bangunan, UKAW punya Fakultas Pertanian yang di dalamnya ada teknologi pertanian , UMK dan Universitas yang memiliki Fakultas Keguruan bisa dilibatkan dalam pembangunan kependidikan. "Ini semua potensi yang bisa kita manfaatkan," ungkap Frans Aba.

Masalah air di NTT menurutnya jangan dijadikan tembok besar yang menghalangi rencana untuk maju. Ia mengambil contoh di beberapa wilayah Australia yang jarang hujan, tapi bisa mengembangkan pertanian. Teknologi mereka bisa diadopsi. "Ini mengenai kemauan dan keberpihakan pemimpin dan pemerintah. Kalau maunya untuk kesejahteran, ayo kita kerja bersama," ungkap Frans Aba.

Mengenai modal, Frans Aba mengungkapkan, modal yang terpenting juga bahwa kita belum optimal menggunakan perangkat-perangkat yang ada, apakah perangkat lunak berupa semua peraturan, laporan survai, penelitian ilmiah, perencanaan, program kerja, petunjuk teknis yang dipersiapkan untuk melaksanakan rencana pembangunan.

Perlu diketahui, Frans Aba selain menjadi pengajar di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya di Jakarta dan Pebisnis, kini juga aktif di lembaga-lembaga Ekonomi berskala nasional dan internasinal. Ia kerap menjadi bagian dari tim pengakajian ekonomi dan pembangunan di dalam negeri maupun luar negeri seperti Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura bahkan hingga di beberapa negara Asia, China maupun Amerika Serikat.

BIOGRAFI:
Fransiskus Xaverius Lara Aba , SE., ME.c., Ph.D, yang biasa di panggil Frans Aba.
Sekarang bekerja sebagai Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Katolik Atma Jaya Indonesia di Jakarta, pada program studi Master Ekonomi Terapan.

Visisting Scholar sebagai Tamu Kehormatan dalam bidan penelitian serta juga sebagai Faculty Staff di University of Wisconsin Madison Amerika Serikat. Pendidikan formal terakhir menyelesaikan studi Doktor / Ph.D di University SAINS Malaysia, School of Social Sciences pada bidang Economics.

Pendidikan Master pada Faculty Economics and Business di National University of Malaysia. Sedangkan Sarjana Ekonomi diselesaikan di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Adapun Pendidikan keahlian dan kompetensi yang bersertifikasi yang ditempuhnya adalah: Certified International of Enterprice Risk management (CIERM), Certified International of Budgeting (CIBG), Certified International of Financial Management (CIFM), Certified International of Asset and Business Valuation (CIABV) dan Certified International of Leadeship Capability (CILC).

Menjadi pengurus dan anggota dari organisasi asosiasi profesi, baik secara nasional maupun internasional seperti pada Ikatan Sarjana Ekonomi Indoneia (ISEI), The American Economic Association (AEA), The Regional Studies Association (RSA) dan International Trade and Finance Association (ITFA).

Seorang peneliti senior dalam Studi Pembangunan Pedesaan NIPPON KOEI Program untuk Bank Jepang Internasional (JBIC). Melakukan beberapa studi, termasuk kontrol dan perencanaan keuangan, dan logistik dan keuangan untuk Kementerian Koordinator Sosial Indonesia bekerja sama dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).

Dalam melakukan penelitian dan kegiatan akademik, sering melakukan berbagai studi di bidang pembangunan, ekonomi regional, pengembangan dan perencanaan manajemen, perencanaan keuangan dan sistem pengembangan, politik kebijakan ekonomi, penerapan pasar modal dan kebijakan keuangan seta bank sentral.

Lain kegiatan termasuk menulis beberapa buku yang di jual pada Amazon dengan judul: Border Economy Indonesia, Timor Leste dan Australia serta juga buku dengan judul: Budget Policy State Economy In City Center.

Adapun kegiatan lain mengadakan konferensi internasional, mengikuti international conference maupun seminar nasional baik sebagai pembicara maupun menjadi peserta. Menerbitkan berbagai artikel di jurnal internasional maupun nasional.

Menulis artikel opini di beberapa media cetak maupun online, serta melakukan wawancara pasar keuangan dan problem ekonomi di berbagai media televisi baik dalam bentuk live conference dan interview maupun berita dalam kategori nasional.*

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved