Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 23 April 2023, Ketika Itu Terbukalah Mata Mereka

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Ketika Itu Terbukalah Mata Mereka

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/KOMISI KOMSOS K. PADANG
Ilustrasi Yesus bersama dua muridNya di Emaus. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka, dan mereka pun mengenali Dia. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Ketika Itu Terbukalah Mata Mereka (Et aperti sunt oculi eorum) Luk 24:31.

RP. Kons Beo menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kisah Para Rasul 2;14.22-33, bacaan kedua 1Petrus 1:17-21, dan bacaan Injil Lukas 24:13-35; peringatan Santo Albertus dari Praha, Santo Georgius).

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 23 April 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Dalam Yesus yang bangkit Mata jadi terang bersinar. Hati jadi berbunga-bunga berseri

SEBENARNYA ada 'kudeta magisterium' di perjalanan ke Emaus itu. Ini bicara tentang dua murid itu. Dalam kekalutan hati dan pikiran berjuang jelaskan tentang Yesus. Dia yang disalibkan. Padahal Dia lah yang sungguh diharapkan untuk menyelamatkan.

YESUS, yang belum dikenal dua murid itu, masuk dalam sikap mendengar. Sabar, tenang. Yesus harus jadi 'murid' yang masuk dalam kegalauan 'dua guruNya.' Dengan sikap rendah hati pula.

Dalam awal dialog yang sederhana dengan dua guru itu, Yesus, si murid itu, pelan-pelan ambil alih 'isi dan kuasa mengajar.' DIALAH YANG JADI PENGAJAR SESUNGGUHNYA bagi dua murid itu. Yesus pengajar sejati. Ia menjelaskan Kitab Suci. Berbicara tentang DiriNya. Ada 'kudeta cantik yang pelan-pelan menuju kecerahan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 22 April 2023, Bekerja Sama untuk Kebaikan

YESUS, pada saatnya, memecahkan roti. Memberikannya kepada dua muridNya. Dan di ujung kisah sebuah misteri terpecahkan. Dan tertangkap cerah dalam pikiran dan hati. Konsolasi pemahaman (ratio) dan spiritual berkobar.

Tak terbendung dalam ungkapan "terbukalah mata mereka...' Galau di Emaus, gulita hidup di Golgota, tetapi ada harapan di jalan ke Emaus.

Hidup dalam semangat Emaus adalah spirit hidup yang 'bikin sesama terbuka mata dan punya hati berkobar-kobar:

Pertama, sebuah ada dan jalan bersama ditunjukkan Yesus. Tuhan sungguh masuk dalam 'apa yang dialami kedua muridNya.' Yesus ada berama di jalan lintasan Emaus itu. Yesus tak bikin jalan dan lintasanNya sendiri. Tidak!

Kedua, ada bersama dan terlibat di lintasan yang sama adalah kekuatan penuh arti bagi Yesus untuk membedah isi Kitab Suci. Ia menjelaskan dengan penuh pemaknaan. Untuk membuang segala apa pun yang masih menutup kepala dan mata hati kedua murid itu.

Terpujilah orangtua yang ciptakan banyak kesempatan untuk ada dan berjalan bersama anak-anak mereka. Demi menjelaskan isi dan makna kehidupan ini.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 23 April 2023, Tinggallah Bersama Kami Tuhan

Ketiga, tak cuma ada bersama dan di jalan yang sama, lebih utama dari itu, pemecahan roti dan pemberian kepada dua muridaNya itu adalah simbolisme dan tindakan agung pemberian DIRI.

YESUS bukan hanya sebatas sehabat 'di jalan dan ada bersama' tetapi Ia, terutama, adalah Guru dan Tuhan yang memberikan DIRI.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved