Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 16 April 2023, Keraguan Murni

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Keraguan Murni.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Steph Tupeng Witin SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 16 April 2023 dengan judul Keraguan Murni. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Keraguan Murni.

RP. Steph Tupeng Witin menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Yohanes 20:19-31; Minggu II Paska.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 16 April 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

“Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku menaruh jariku ke dalam bekas paku itu dan menaruh tanganku ke lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya” (Yoh 20:25).

Kata-kata tersebut di atas menarasikan ziaran pencarian iman Thomas, murid Yesus yang disebut Didimus. Thomas telah menempuh “jalan panjang” untuk tiba pada pengakuan iman yang murni.

Tragedi kematian Yesus menorehkan luka di hati murid-murid Yesus. Mereka telanjur yakin bahwa Yesus akan menjadi raja politik untuk membebaskan rakyat.

Apalagi Tuhan tampak tak berdaya di hadapan golongan sosial elite politik dan agama Yahudi yang paling kerap menjadi sasaran kritik dan kecaman Yesus.

Kematian Tuhan menjadi teror ketakutan bagi murid-murid Tuhan. Mereka berkumpul dalam rumah dengan pintu-pintu terkunci.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 15 April 2023, Pergilah ke Seluruh Dunia, Beritakanlah Injil

Kehilangan pegangan dan ketiadaan harapan. Sungguh sebuah suasana penuh ketakutan. Bahkan ketakutan itu memuncak ketika datang kabar dari perempuan-perempuan bahwa Tuhan telah bangkit.

Situasi itu membuat para murid menempuh “jalan panjang” untuk menemukan kemurnian imannya. Thomas memilih pulang ke hidupnya dulu.

Catatan Injil kita tahu bahwa Thomas hanya datang menemui rekan-rekannya pada momen tertentu. Saat Yesus menunjukkan tubuh-Nya yang suci, Thomas tidak ada.

Cerita para murid yang bersukacita melihat Tuhan tidak serta merta meyakinkan Thomas, apalagi membuatnya percaya.

Thomas bukanlah tipe rasul yang mencari tanda-tanda yang megah dan spektakuler. Ia tampak sebagai murid Tuhan yang skeptis dan pesimis.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 15 April 2023, Pergilah ke Seluruh Dunia

Tapi justru keraguan Thomas selalu menggerakkannya untuk setia berziarah dalam imannya. Hanya orang yang murni keraguannya akan mencari jalan menuju terang, tetapi orang yang tidak percaya merasa puas berdiam dalam kegelapan.

Di kalangan para murid, Thomas dikenal sebagai sosok murid yang berani. Ketika Yesus diancam untuk dibunuh di Betania dan Yesus hendak ke sana untuk membangkitkan Lazarus, murid-murid melarang Yesus. Tapi Thomas justru mengajak para murid lain “agar pergi ke Betania dan mati bersama-sama dengan Tuhan” (Yoh 11: 16).

Dalam Injil hari ini, Thomas mencari luka-luka Yesus. Ia tidak sedikit pun jatuh dalam rasa takut saat memandang luka-luka Tuhan. Luka-luka yang kudus.

Luka-luka Yesus yang suci itulah yang menyembuhkan keragu-raguan Thomas. Luka-luka itu menjaid bukti bahwa Tuhan yang ia ragukan misteri kebangkitan-Nya sungguh-sungguh mati dan saat ini telah hidup.

Ketika rasul Thomas melihat sendiri luka-luka Kristus, ia tidak menolak tanda-tanda kelemahan itu. Thomas justru mendeklarasikan iman-kepercayaannya yang agung dengan mantap, yang sampai hari ini kita masih ucapkan saat konsekrasi, “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:28).

Ziarah “jalan panjang” Thomas mencari Yesus terluka telah membawanya kepada Kristus penuh kemuliaan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 14 April 2023, Petrus dan Yohanes Makin Berani

Pengakuan iman akan ke-iIahian Kristus merupakan klimaks Injil Yohanes yang secara misterius dikaitkan dengan tindakan menyentuh luka-luka Yesus.

Momen itu mengingatkan kita pada kata-kata Yesaya tentang “Hamba Yahwe yang menderita”: “..Oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yes 53:5).

Yesus yang tersalib dan kebangkitan-Nya dalam kemuliaan tidak dapat dipisahkan dalam gambaran Yohanes tentang Yesus yang ditinggikan dari bumi: “… sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan” (Yoh 3:14; bdk. Bil 21:9).

Kita tahu dalam catatan historis bahwa ada pribadi-pribadi yang dikunjungi oleh Tuhan yang telah bangkit, penuh kemegahan, terang benderang dan terlalu hebat untuk dilihat mata manusia.

Tetapi orang lain seperti Thomas telah menemukan misi Kristus dalam luka-luka orang miskin di tengah dunia.

Jean Vanier dalam luka-luka orang-orang yang menderita ketidaknormalan mental. Martin Luther King (1929-1968) dan Uskup Agung Helder Camara dari Brazil (1909-1999), dalam luka-luka karena diskriminasi dan ketidakadilan.

Fransiskus dari Assisi memenangkan sebuah pertempuran penting atas sikap hidupnya yang suka memilih-milih kawan, ketika dengan hangat dia memeluk seorang kusta.

Hari itu adalah hari di mana Fransiskus memandang Kristus dengan serius dan mulai menemukan misinya.

Bertahun-tahun kemudian, Fransiskus mengemukakan perasaannya hari itu: “Beginilah Tuhan menganugerahkan kepadaku, Saudara Fransiskus, untuk mulai melakukan pertobatan. Ketika aku dalam dosa, aku merasa amat muak melihat orang kusta. Akan tetapi Tuhan sendiri mengantar aku ke tengah mereka dan aku merawat mereka penuh kasih. Setelah aku meninggalkan mereka, apa yang tadinya terasa memuakkan, berubah bagiku menjadi kemanisan jiwa dan badan; dan sesudahnya aku sebentar menetap, lalu aku meninggalkan dunia” (Was 1-3).

Seorang Fransiskus baru dilahirkan dari luka-luka orang kusta. Ketika dia memeluk orang kusta itu sebagai saudara, Fransiskus juga memeluk luka-luka dirinya sendiri, dan dengan melakukan hal itu, hidupnya adalah memeluk suatu misi dari Kristus sendiri.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 13 April 2023, Mengapa Kamu Terkejut?

Langkah-langkah pertama dalam suatu hidup spiritual selalu melibatkan suatu pemurnian diri sendiri dari sikap memilih-milih, berkhayal, merasa khawatir, cemas dan takut (Pax et Bonum, 2012).

Kita memeluk orang kecil dalam diri kita ketika kita menerima kesalahan-kesalahan kita dalam pengakuan dengan rendah hati, dan di sana kita berjumpa dengan Kristus yang berbelas kasih.

Kita memeluk orang miskin dalam diri saudari dan saudara kita bilamana kita menerima mereka dalam kemiskinan dan rasa sakitnya dan ketika kita menerima mereka dalam kekurangan-kekurangan mereka yang selama itu “mengganggu” kita.

Ketika kita menerima mereka, sebenarnya mereka melayani panggilan Kristus kepada kita, “sebab dengan memberi aku menerima”.

Kita ingat misi Santo Damian de Veuster (1840-1889) di Molokai, Hawaii yaitu hidup di tengah-tengah orang-orang kusta dan melayani mereka.

Hanya setelah Pater Damian mampu berkata “Kita, orang-orang kusta”, maka misinya mulai bertumbuh dan berhasil.

Allah meminta kita agar tunduk kepada misteri-misteri yang merupakan tanda-tanya bagi kita, kegelapan yang menyelimuti pemandangan indah di depan kita, “salib-salib” yang menindih kita.

Dalam luka-luka kehidupan kita bertemu dengan Kristus yang penuh luka. Iman kita terbangun ketika kita mengidentifikasiksn “Sang Tersalib yang penuh luka” dengan “Tuhan yang penuh dengan kemuliaan”.

“Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh 20:29). Kata-kata Yesus kepada Thomas 2000 lebih tahun lalu itu kini tertuju kepada kita.

Tuhan menyebut “berbahagia” setiap orang yang percaya meski tidak melihat-Nya. Yesus mengucapkan kata-kata ini sebagai berkat yang mendorong serta menyemangati iman kita kepada-Nya.

Kita dipanggil untuk menaruh iman kita dalam penebusan ketika mencurahkan darah-Nya di kayu salib. Kita menaruh iman kepada-Nya agar menjadi jalan hadirnya mukjizat Allah di tengah dunia.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 16 April 2023, Jangan Engkau Tidak Percaya Lagi, Melainkan Percayalah

Kita mesti setia dan berani menempuh “jalan panjang” seperti Thomas dan murid lain untuk berjumpa dengan Tuhan yang konkret.

Tuhan kita bukanlah Tuhan virtual. Inkarnasi menjadi tanda Tuhan mendambakan perjumpaan nyata dengan kita. Dia ingin dekat dan berjuang bersama kita.

Kematian Yesus terjadi setelah darah-Nya ditumpahkan dan tubuh-Nya hancur oleh penderitaan. Tidak ada yang virtual di sana. Di sana hanya ada cinta nyata.

Paskah mesti jadi momen berahmat agar hidup kita menjadi perjumpaan-perjumpaan nyata yang membawa kehidupan.

Kita berdoa, “Bapa, ajari kami bertindak menurut apa yang kami yakini tentang Engkau dan kebaikan-Mu, dan beriman kepada-Mu atas apa yang tidak kami ketahui.”

Teks Lengkap Bacaan Minggu 16 April 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 16 April 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 16 April 2023. (Tokopedia)

 

Bacaan Pertama Kisah Para Rasul 2:42-47

"Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama."

Bacaan dari Kisah Para Rasul:

Orang-orang yang menjadi percaya dan memberi diri dibaptis bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Maka ketakutanlah mereka semua, sementara rasul-rasul itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.

Selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan sehati tiap-tiap hari mereka berkumpul di Bait Allah.

Mereka memecahkan roti di rumah-rumah jemaat secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 118:2-4.13-15.22-24

Refr. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!

1. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah kaum Harun berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata,
"Kekal abadi kasih setia-Nya!"

2. Aku di dorong dengan hebat sampai jatuh,
tetapi Tuhan menolong aku.
Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku;
Ia telah menjadi keselamatanku.
Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah orang-orang benar,
"Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan."

3. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan
marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.

Bacaan Kedua 1 Petrus 1:3-9

"Oleh kebangkitan Yesus Kristus, Allah telah melahirkan kita kembali dari antara orang mati kepada suatu hidup yang penuh pengharapan."

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:

Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus! Berkat rahmat-Nya yang besar kita telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati.

Kita dilahirkan untuk hidup yang penuh harapan, yaitu untuk menerima warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan tak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu.

Kuasa Allah telah memelihara kamu karena iman sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia yang akan dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu harus berdukacita sejenak oleh berbagai-bagai pencobaan.

Semuanya itu dimaksudkan untuk membuktikan kemurnian imanmu, yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api. Dengan demikian kamu memperoleh pujian-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan tak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Lukas 24:32

Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.

Yesus bersabda: Hai Tomas, karena melihat Aku, engkau percaya: berbahagialah yang tidak melihat namun percaya.

Bacaan Injil Yohanes 20:19-31

"Delapan hari kemudian Yesus datang."

Inilah Injil suci menurut Yohanes:

Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.

Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka.

Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”

Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”

Pada waktu Yesus datang itu Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!”.

Tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka.

Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!”

Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini. Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya oleh imanmu itu kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Baca Juga
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved