Pilpres 2024

Yudo Margono Pilih Pendekatan Persuasif untuk Bebaskan Pilot Susi Air: Begini Pertimbangannya

Laksamana Yudo Margono, Panglima TNI tidak ingin mengerahkan prajurit TNI untuk membebaskan pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens dari tangan KKB.

|
Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
PENDEKATAN PERSUASIF – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono lebih memilih pendekatan persuasif dalam membebaskan pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens ketimbang menempuh cara represif, yakni mengerahkan kekuatan TNI untuk upaya pembebasan tersebut. 

POS-KUPANG.COM – Laksamana Yudo Margono, Panglima TNI tidak ingin mengerahkan prajurit TNI untuk membebaskan pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens dari tangan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua.

Pilihan itu diambil setelah mantan KSAL TNI mempertimbangkan pelbagai hal terkait keselamatan masyarakat di Papua, termasuk nasib pilot Susi Air itu sendiri. Yudo Margono menyampaikan semua itu kepada awak media, setelah  memimpin upacara HUT ke-77 TNI AU, di Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu 9 April 2023.

Pada saat itu Yudo mengungkapkan bahwa dirinya tidak mau mengerahkan prajurit TNI hanya untuk membebaskan pilot Susi Air. Pasalnya, konsekuensi yang timbul bakal sangat fatal.

Untuk diketahui, pilot Susi Air yang berkewarganegaraan Selandia Baru itu, sampai sekarang masih disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Baca juga: KKB Papua – Yomison Murib Ditangkap Prajurit TNI Polri, Mengaku Sebagai Keponakan Numbuk Telenggen

Egianus Kogoya menyandera pilot Phillips Mark Merthens sejak Selasa 7 Februari 2023. Sampai saat ini, pilot berkebangsaan Australia itu masih dalam tawanannya.

Pelbagai upaya untuk membebaskan tawanan itu hingga kini terus dilakukan. Namun hasilnya masih sia-sia. Karena Egianus Kogoya belum mau membebaskan pria yang ditahannya tersebut.

Tidak dibebaskannya Phillips Mark Merthens itu, karena target Egianus Kogoya, adalah tawanannya tersebut menjadi salah satu alat dari perjuangannya untuk meraih kemerdekaan.

DIPULANGKAN – Pratu Hamdan, prajurit TNI yang tewas ditembak KKB Papua di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, dipulangkan ke tanah kelahirannya di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat hari ini, Selasa 4 April 2023.
DIPULANGKAN – Pratu Hamdan, prajurit TNI yang tewas ditembak KKB Papua di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, dipulangkan ke tanah kelahirannya di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat hari ini, Selasa 4 April 2023. (POS-KUPANG.COM)

Apalagi kepada pemerintah Indonesia, Egianus Kogoya pernah menuntut pemerintah Indonesia untuk segera memberikan kemerdekaan kepada Papua.

Tuntutan lain Egianus Kogoya kepada pemerintah agar pilot Susi Air segera dibebaskan, adalah memberikan uang, senjata dan amunisi kepada KKB Papua.

Namun hingga saat ini, tuntutan ini tak dipenuhi sama sekali. Pemerintah pun menempuh cara lain, yaitu dengan melakukan pendekatan persuasif.

Pasalnya, jika pemerintah melalui Panglima TNI mengerahkan kekuatan prajurit, maka hal yang bisa terjadi, adalah akan timbul banyak korban jiwa, termasuk pilot Susi Air itu sendiri.

Karena faktor itulah, sehingga Yudo khawatir kalau KKB akan membunuh pilot Susi Air apabila mengetahui TNI melakukan serangan.

Apesnya, lanjut Yudo Margono, pasca membunuh Phillips Mark Merthens, KKB lantas menebarkan memfitnah tentang aparat.

"Kalau diserang TNI, maka pilot pasti akan dibunuh. Setelah membunuh, KKB lalu memfitnah TNI," ujar Yudo.

 Oleh karena itu, lanjut Panglima TNI, langkah tepat yang dilakukan saat ini dan ke depan, adalah pendekatan persuasif."Tentang pilot, ya kita terus melakukan pencarian. Kita tetap berusaha menyelamatkannya dengan cara-cara yang persuasive,” ujarnya.

Baca juga: Pilih Negosiasi Damai Pilot Susi Air, KKB Papua Desak TNI Polri Hentikan Operasi Militer di Ndugama

Pada saat yang sama, Panglima TNI juga membenarkan bahwa saat ini sudah ada beberapa anggota KKB yang ditangkap karena terlibat dalam sejumlah tindak pidana di Papua.

"Yang jelas beberapa anggota KKB sudah ditangkap dan sudah diamankan pula sejumlah barang bukti. Penangkapan anggota KKB itu melalui operasi teritorial, Operasi Damai Cartenz yang kita laksanakan bersama Polri," ujarnya.

Bantuan dari Selandia Baru

Sementara itu, Kapuspen TNI Laksda Kisdiyanto menyebutkan bahwa operasi pembebasan pilot Susi Air akan memakan waktu yang lama.

 Ia menekankan, pemerintah dan warga setempat terus melakukan negosiasi dengan kelompok yang dipimpin Egianus Kogoya. “Ya memang kalau negosiasi tidak akan sebentar, pasti butuh waktu yang panjang.

Dan kita semua harus sabar, karena ini menyangkut nyawa manusia yang harus kita selamatkan. Meskipun satu orang, itu adalah nyawa manusia,” ujar Kisdiyanto kepada awak media di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Rabu 15 Maret 2023.

Menurut Kisdiyanto, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah berkomunikasi dengan Duta Besar Selandia Baru Y.M Kevin Burnett.

Dalam pembicaraan itu, Selandia Baru juga menawarkan bantuan ke Panglima TNI.

“(Selandia Baru) sudah menawarkan untuk membantu. Namun Bapak Panglima menyatakan bahwa satuan TNI masih cukup untuk bisa menangani masalah penyanderaan ini,” kata Kisdiyanto.

Ia mengatakan, TNI-Polri sebenarnya bisa saja mengeksekusi KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Namun, eksekusi itu harus berdasarkan perintah dari negara. Aparat TNI-Polri, kata dia, telah mengetahui titik-titik yang diprediksi menjadi tempat KKB membawa pilot Philips apabila ingin mengeksekusi.

Namun, menurut dia, operasi yang dilakukan saat ini adalah operasi yang mengedepankan agar sandera dipulangkan secara selamat.

“Sebenarnya TNI kalau sudah ada perintah dari negara, pemerintah, untuk segera mengeksekusi, kami akan laksanakan,” kata Kisdiyanto.

Sudah Disandera Dua Bulan

Dua bulan sudah pilot Susi Air Philip Mark Merthens (37) disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya di Papua, Selasa 7 Februari 2023.

Kelompok tersebut juga membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Sejak saat itu, tim gabungan TNI-Polri terus berupaya melakukan pencarian untuk menyelamatkan Kapten Philip.

Sejak penyanderaan, tim gabungan melakukan upaya pendekatan lunak atau soft approach yang melibatkan masayarakat adat setempat guna memulangkan Kapten Philip.

Baca juga: KKB Papua – Pratu Hamdan Dihabisi Saat Jaga Pos Gapura, Peluru yang Ditembak Bersarang di Kepala

Selain itu, pemerintah melakukan koordinasi dengan otoritas Selandia Baru terkait penyelamatan warga negaranya itu. Kepala Divisi Humas Polri yang saat itu dijabat Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan, soft approach dilakukan melalui komunikasi antara pihak Satgas Damai Cartenz, Polda Papua kepada pihak KKB yang melakukan penyanderaan terhadap Philip.

“Apalagi kapolda adalah warga asli sana, Papua. Jadi pendekatan-pendekatan secara kearifan lokal saya rasa kapolda teknis bisa melaksanakan itu. Harapan semua itu, agar secepatnya pilot Susi Air bisa dikembalikan atau bisa kita terima dengan selamat,” kata Dedi di Jakarta, Kamis 16 Februari 2023.

Meski begitu, aparat penegak hukum juga mempersiapkan pendekatan hukum di bawah kendali langsung oleh Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved