KKB Papua
Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Philips Methrtens, Panglima TNI Prioritas Keselamatan Sandera
Negara memprioritaskan keselamatan Philips Mark Methrtens (37), pilot Susi Air yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
POS-KUPANG.COM - Negara memprioritaskan keselamatan Philips Mark Methrtens (37), pilot Susi Air yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Hingga saat ini, upaya pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru yang disandera di wilayah Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan itu masih terus berlangsung.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan, negara mengedepankan cara persuasif dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pemerintah dalam operasi pembebasan pilot 37 tahun itu.
Upaya pembebasan, tidak akan dilakukan dengan mengedepankan kekuatan militer. TNI-Polri memprioritaskan keselamatan Philips Mark Methrtens.
“Apabila saya bebaskan dengan cara militer, pasti nanti saya sudah monitor dari pembicaraan, ‘Nanti kalau ketemu TNI bunuh saja ini, tembak saja ini’, nah nanti TNI yang dituduh membunuh pilot ini. Nah saya enggak mau terjadi seperti itu,” ujar Yudo, usai acara kegiatan layanan zakat Baznas bersama TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (5/4/2023).
Yudo juga mengatakan bahwa tokoh masyarakat dan Pj Bupati Nduga meminta aparat TNI-Polri bersabar.
“Ini berdasarkan dari tokoh masyarakat maupun Bupati Nduga yang selalu mengerem saya, meminta saya untuk sabar dulu, Pak, sabar,” kata Yudo.
Baca juga: Pilih Negosiasi Damai Pilot Susi Air, KKB Papua Desak TNI Polri Hentikan Operasi Militer di Ndugama
Mantan Kepala Staf TNI AL (KSAL) dan Pangkogabwilhan I itu juga memastikan tidak ada tenggat waktu dalam operasi pembebasan pilot Philips.
“Kita usahakan secara persuasif. Jadi enggak ada target harus berapa hari, enggak ada target. Kita targetnya bisa dilepaskan dengan selamat dan tidak ada masyarakat yang menjadi korban,” ucap Yudo.
Adapun Philips disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari lalu.
Baca juga: KKB Papua – Kapolda Papua Bicara Tentang Pilot susi Air: Ada yang Ingin Papua Tidak Aman
Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP).
Philips dan kelima OAP disebut sempat melarikan diri ke arah yang berbeda.
Belakangan, diketahui kelima OAP telah kembali ke rumah masing-masing. Sementara Philips masih disandera. (*)
Berita ini telah tayang di TribunPapua.com
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.