Berita Kupang
Refleksi Perayaan Minggu Palma, RD Bernadus Udjan: Pujian dan Cercaan Itu Ujian Hidup
Perayaan Minggu Palma yang tepat dirayakan Minggu 2 April 2023 merupakan peristiwa dimana Yesus disambut dan dielu-elukan saat memasuki Kota Yerusalem
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen
POS-KUPANG.COM, OELAMASI - RD Bernadus Udjan dari Paroki Santo Yohanes Pemandi Buraen menyebut perayaan Minggu Palma yang dirayakan umat Katolik sedunia menjadi awal kisah sengsara Yesus yang semulanya pujian menjadi hinaan dan cercaan.
Perayaan Minggu Palma yang tepat dirayakan Minggu 2 April 2023 merupakan peristiwa dimana Yesus disambut dan dielu-elukan saat memasuki Kota Yerusalem dengan begitu meriah.
"Tapi inilah awal kisah sengsara Yesus yang semulanya pujian menjadi penghinaan dan cercaan dari mulut orang yang sama pula. Sebagai orang beriman jangan terbuai oleh pujian karena akan menjadi sebuah tombak yang akan menikam dari belakang," terang pastor rekan yang kerap disapa Romo Aken Udjan.
Bahkan kata dia orang paling dekatpun rela menghianati dan meninggalkan ketika kita mengalami penderitaan dan kemalangan.
Dalam perayaan ini umat Katolik memegang daun palem ditangan dan berjalan dalam sebuah perarakan. Palem sendiri memiliki simbol kemenangan martir atas kematian Yesus tapi juga simbol kemenangan dosa atas kematian.
Baca juga: NTT Memilih, 630 Caleg Bakal Perebutkan 35 Kursi DPRD Kabupaten Kupang
Dari sejarahnya, sekitar abad ketiga perayaan Minggu Palma dimulai di Gereja Yerusalem dengan rutus kebaktian yakni jemaat kala itu melantunkan nyanyian pujian, doa, dan pembacaan Alkitab saat orang-orang melakukan perjalanan melalui banyak tempat suci di dalam kota.
Saat tiba di tempat kenaikan Yesus ke surga, pelayan akan membacakan bagian alkitab tentang kemenangan Yesus masuk ke Yerusalem.
Pohon palem atau daun palem seperti yang saat ini dikenal mulai dipakai jemaat kala itu sekitar abad ke enam atau ketujuh dalam upacara pemberkatan.
Pada abad kedelapan, prosesi pagi menggantikan prosesi malam dan Gereja Barat merayakan apa yang sekarang dikenal sebagai Minggu Palma.
"Kita juga perlu mempersiapkan diri mengalami penebusan dosa dalam perayaan Paskah di pekan suci. Pulang bawa daun palem dengan persiapkan diri untuk perayaan Paskah bukan hanya untuk pamer," tegas Romo Aken Udjan.
Baca juga: PKTD Dukung Ketahanan Pangan Desa Netemnanu Utara Kabupaten Kupang
Dalam refleksinya Romo Aken mengajak kita untuk memetik buah permenungan bahwa pujian serta cercaan adalah ujian bagi kita.
Kata dia banyak orang mengelu-elukan Yesus sebagai raja tapi berubah seketika menjadi cercaan tapi Yesus melalui itu dengan kemenangan melalui kebangkitan.
"Pujian itu menjadi tantangan bagi kita untuk menjadi lebih baik baik lahiriah maupun batiniah. Jadi pujian jangan membuat kita menjadi lupa diri dan hinaan jangan membuat kita menjadi lemah. Kita harus menjadi pribadi yang punya pendirian dan prinsip hidup yang teguh. Kita memakanai kritikan, teguran, dan hinaan sebagai sarana evaluasi diri bertumbuh dan berkembangan dalam kebajikan dalam menghayati nilai-nilai akan Allah," ungkap Romo Aken dalam renungannya.
Baca juga: Pimpinan OPD Kabupaten Kupang Jadi Koordinator Gerakan Orang Tua Asuh di Setiap Kecamatan
Melalui kerendahan hati juga dia ingin agar setiap orang memberi diri bagi orang lain, berpartisipasi dalam kegiatan bersama, dan belajar rendah hati mau mendengarkan orang lain, tidak sombong dan peduli sesama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.