KKB Papua

KKB Papua - Mathius D Fakhiri: Egianus Kogoya Sangat Militan, Tempat Persembuyiannya Sulit Dideteksi

Irjen Mathius D Fakhiri, Kapolda Papua, mengungkapkan pergerakan Egianus Kogoya, sosok yang paling dicari dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air.

|
Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
MASIH DISANDERA - Hingga saat ini, pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens masih disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya. Meski sudah lebih dari sebulan namun pilot itu belum bisa dibebaskan. 

POS-KUPANG.COM - Irjen Mathius D Fakhiri, Kapolda Papua, mengungkapkan pergerakan Egianus Kogoya, sosok yang paling dicari dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens di Papua.

Dikatakannya, oknum yang memimpin Kelompok Kriminal Bersenjata di Kabupaten Nduga tersebut, tak pernah tinggalkan wilayah itu. Namun untuk menemukannya bukan perkara yang mudah.

"Egianus Kogoya itu sangat militan. Terus bergerak dan tak pernah tinggalkan Nduga. Tapi untuk menemukannya sangat sulit."

Hal ini diungkapkan Kapolda Mathiuf D Fakhiri kepada awak media, ketika dikonfirmasi soal perkembangan penanganan kasus penyanderaan pilot yang hingga kini masih menjadi perbincangan publik.

Baca juga: KKB Papua - Panglima TNI Terjunkan Prajurit Khusus ke Papua: Ingat, Ini Bukan Operasi Militer

Dikatakannya, selama ini TNI bersama Polri terus berusaha melacak keberadaan pilot Susi Air yang disandera oleh Egianus Kogoya.

Namun usaha pembebasan itu sedapat mungkin dengan risiko yang paling kecil. Pasalnya, target utamanya adalah pembebasan pria berkewarganegaraan Selandia Baru itu tanpa menimbulkan korban jiwa.

TANPA SYARAT - Susi Pudjiastuti, Founder Susi Air berharap agar pilot Susi Air yang ditawan, Philips Mark Merthens, dibebaskan tanpa syarat oleh KKB Papua.
TANPA SYARAT - Susi Pudjiastuti, Founder Susi Air berharap agar pilot Susi Air yang ditawan, Philips Mark Merthens, dibebaskan tanpa syarat oleh KKB Papua. (POS-KUPANG.COM)

Untuk itu, katanya, Tim Gabungan TNI Polri terus berusaha menemukan para pihak yang dicari. Akan tetapi hasil yang diperoleh belum seperti yang diharapkan.

Egianus Kogoya bersama komplotannya, lanjut dia, sulit ditemukan karena terus bergerak. Bahkan kerap membaur dengan masyarakat tanpa senjata.

Hanya saja, lanjut Mathius D Fakhiri, untuk membengkuknya harus hati-hati. Karena oknum yang satu ini sangat lihai.

Apalagi personel gabungan TNI Polri tak ingin operasi penyelamatan pilot Susi Air dan oknum pemberontak itu menimbulkan korban di kalangan masyarakat sipil.

Untuk diketahui, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya hingga kini belum membebaskan pilot Susi Air dari genggaman mereka. Padahal sudah lebih dari sebulan penyanderaan itu dilakukan oleh kelompok tersebut.

Egianus Kogoya sulit ditangkap, kata Kapolda Papua, karena faktor geografis daerah itu yang sulit ditembus. Belum termasuk minimnya infrastruktur telekomunikasi untuk menentukan lokasi Egianus Kogoya Cs.

"Kami bersama-sama TNI sedang berupaya maksimal untuk melakukan negosiasi dan penegakan hukum secara teliti," ujar Fakhiri di Jayapura, Sabtu 4 Maret 2023.

Menurut Fakhiri, Egianus Kogoya merupakan sosok yang militan sehingga personel gabungan sulit menentukan lokasi persembunyiannya. Apalagi, Egianus Kogoya sangat menguasai medan di Nduga.

Baca juga: KKB Papua - Yudo Margono Bicara Tegas: Bebaskan Pilot Susi Air Bukan dengan Operasi Militer

KKB juga, lanjut dia, kerap membaur dengan masyarakat tanpa membawa senjata api. Makanya personel gabungan tak bisa sembarangan bergerak, meski telah mengetahui posisi KKB pimpinan Egianus Kogoya.

"Kelompok ini suka bergerilya dan menjadikan masyarakat sebagai sandaran sehingga kita harus berhati-hati," ungkap Fakhiri.

Oleh karena itu, Fakhiri meminta seluruh pihak bersabar karena TNI-Polri tidak diam menghadapi penyanderaan tersebut.

Untuk diketahui, pilot asal Selandia Baru itu disandera setelah mendaratkan pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Paro, di Distrik Paro, Kabupaten Nduga pada 7 Februari 2023.

Hingga kini, pilot tersebut belum ditemukan. Demikian juga kelompok penyandera. Lamanya waktu pembebasan tawanan itu kini menjadi bahan perbincangan publik.

Menurut Kapolda Papua, sulitnya membebaskan tawanan di Papua saat ini, sama seperti kasus penyanderaan yang terjadi di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, kabupaten Mimika, beberapa waktu lalu.

"Kasus ini baru bisa diselesaikan setelah hampir dua bulan berjalan," ujarnya.

Bedanya, lanjut dia, dalam kasus penyanderaan di Kampung Binti, proses penyelematan sandera tak terlalu susah. Karena transportasi dari dan ke kampung itu bisa diakses.

Sedangkan dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air ini, proses pencarian dilakukan dengan menggunakan transportasi udara.

"Jadi membutuhkan waktu, sehingga saya berharap kita semua harus bersabar," kata Fakhiri.

Kasus penyanderaan Phillips Mark Merthens itu bermula pada 7 Februari 2023. Saat itu, warga negara Selandia Baru itu membawa pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Baca juga: KKB Papua - JO Sembiring Minta Elkius Kobak Serahkan Diri daripada Tebar Ancaman ke Warga Sipil

Saat mendarat, Egianus Kogoya dan kelompoknya tetiba menyerang dan membakar pesawat tersebut. Sesaat kemudian pilot pesawat itu pun langsung disandera.

Dalam kejadian tersebut, warga Distrik Paro mengungsi ke Distrik Kenyam, sehingga wilayah tersebut menjadi kosong.

Pada 18-19 Februari 2022, Tim Gabungan Operasi Damai Cartenz melakukan operasi penegakan hukum di tiga lokasi berbeda.

Hasilnya, puluhan barang bukti berhasil diamankan, mulai dari senjata api hingga kamera video profesional, serta alat komunikasi. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved