Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 22 Februari 2023, Pertobatan Yang Menyeluruh

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Pey Hurint dengan judul Pertobatan Yang Menyeluruh.

Editor: Agustinus Sape
Dok POS-KUPANG.COM
Awal masa prapaskah ditandai dengan penerimaan abu di dahi atau kepala. Abu menjadi tanda bahwa kita diciptakan dari debu tanah dan juga adalah tanda pertobatan. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Pey Hurint dengan judul Pertobatan Yang Menyeluruh.

RD. Pey Hurint menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Yoel 2:12-18; bacaan kedua 2 Korintus 5:20-6:2; dan bacaan Injil Matius 6:1-6,16-18; Rabu Abu, Awal Masa Tobat

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Rabu 22 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

Setiap tahun umat Katolik diajak berpuasa, yang diawali dengan penerimaan abu. Abu menjadi tanda bahwa kita diciptakan dari debu tanah dan juga adalah tanda pertobatan.

Kita mesti merendahkan diri di hadapan Allah yang Mahaagung dan Mahapengasih. Allah menuntut kita untuk bertobat secara menyeluruh, tidak setengah-setengah. Pertobatan itu adalah pertobatan hati dan batin.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 22 Februari 2023, Doa, Puasa dan Sedekah

Melalui nabi Yoel, kita diajak untuk berbalik kepada Tuhan dengan mengoyakkan hati kita sebagai tanda tobat. "Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu."

Kesulitan hidup yang dihadapi menjadi tanda perjuangan. Dan dalam usaha itu, Allah tidak akan tinggal diam, asal kita mau kembali kepada belas kasih Allah.

Hari Yahwe bisa menjadi pengadilan, namun juga pembebasan, kemuliaan dan kebahagiaan bagi manusia yang kembali kepada belas kasih Allah.

Nabi memperkenalkan Allah yang "marah", tapi juga "yang berbelas kasih" terhadap yang gagal. Allah marah akan kegagalan, tapi Allah berbelas kasih kepada yang gagal, asalkan kita mau kembali kepada-Nya.

Bagi Santo Paulus tobat berarti memupuk perdamaian dengan Allah, membangun diri di dalam perdamaian itu. Keterlibatan Allah adalah keterlibatan pribadi. Setiap pribadi disapa oleh Allah. Dan tobat itu kesempatannya "sekarang" tidak boleh menunda.

Jangan menunda untuk bertobat dan melakukan hal yang baik. Menunda akan menghilangkan kesempatan mendapatkan rahmat pengampunan dan belas kasih Allah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 22 Februari 2023, Dekatkan Diri pada Tuhan

Yesus menuntut kita para murid-Nya untuk menyesuaikan diri dengan Dia. Menyesuaikan diri dengan Kristus membutuhkan semacam "askese", sebuah disiplin diri dan berjumpa dengan Kristus, tanpa menutup diri bagi kepentingan orang lain.

Ada tiga kebajikan Kristiani yang mesti dihidupi setiap murid Yesus sekaligus semacam sikap askese itu, yaitu DOA-DERMA-PUASA.

Yesus menolak askese yang berbau akrobat. Karena itu hanya menyenangkan untuk ditonton. Dalam askese seluruh aspek diri dan kehidupan manusia diarahkan kepada Allah dan kebaikan sesama. Tekanan Yesus: doa, derma dan puasa dilakukan secara tersembunyi, tidak untuk dipertontonkan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved