Doa Harian Katolik
Ibadah Sabda Rabu Abu 22 Februari 2023, Teks Lengkap dari Pembukaan Hingga Penutup
Menurut perhitungan kalender liturgi Katolik Rabu Abu akan jatuh pada tanggal 22 Februari 2023, menandai dimulainya masa puasa selama 40 hari.
untuk menjadi pantangan kita.
Umumnya kita memilih untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan
buruk demi kesehatan jiwa kita atau juga demi raga
kita, misalnya pantang merokok, minum, begadang
sampai larut malam, dan sebagainya. Kita diajak
bukan saja melakukan pantangan ini hanya selama
masa Prapaskah ini, melainkan kita memulainya di
masa Prapaskah ini untuk selanjutnya. Itulah makna
dari pantang dan puasa.
Hal yang patut kita perhatikan juga selama masa
Prapaskah ini adalah meninggalkan sikap dan perilaku
negatif dan membangun sikap yang positif atau sikap
hidup yang baik. Kita memohonkan rahmat Tuhan,
agar kita sekalian dikuatkan untuk mengubah
kebiasaan kita yang tidak atau kurang baik, dan
sedapat mungkin membangun kebiasaan yang baik.
Tuhan melihat niat batin kita dan Dia akan menolong
kita. Selamat memasuki masa retret agung.
11. HENING SEJENAK
12. PEMBAGIAN ABU
12.1. Untuk Yang Ada Abu Yang Telah Diberkati Pastor
[Sesuai persetujuan Pastor atau kebijakan setempat]
P : Saudara-saudari terkasih, kita akan menerima abu
yang melambangkan kerendahan kita di hadapan
Tuhan yang maha agung. Abu yang akan ditandakan
pada dahi kita menandakan juga penyesalan atas
segala dosa dan kesalahan kita.
P : Marilah berdoa,
Allah Bapa yang maharahim, Engkau tidak
menghendaki kematian orang yang berdosa,
melainkan pertobatannya. Berkatilah kami yang
menerima abu ini, yang mengingatkan bahwa kami
berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu,
Semoga dengan pantang dan puasa, kami
memperoleh pengampunan dosa dan bangkit untuk
hidup baru bersama Kristus, Tuhan dan pengantara
kami, sepanjang segala masa.
U : Amin
■ Jika ada abunya telah diberkati oleh Pastor, maka Pemimpin
meminta salah seorang yang hadir untuk menandai
dahinya (dalam tanda salib) dengan abu. Lalu, Pemimpin
menandai dahi setiap orang dengan abu, sambil berkata:
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
■ Sementara pemberian abu berlangsung, dapat dinyanyikan
lagu tobat atau puasa. Sesudah itu, pemimpin mencuci
tangan dan dilanjutkan dengan Doa Umat (tanpa
mendoakan Aku Percaya).
12.2. Untuk Abu Yang Belum Diberkati Pastor
[Sesuai Petunjuk dalam Buku Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari
Raya Tanpa Imam, halaman 140-141]
Sesudah Renungan Singkat, piring berisi abu dipegang oleh seorang
pelayan/ajuda, lalu Pemimpin berkata:
P : Saudara-saudari terkasih, sekarang kita hendak
mengadakan upacara pemberian abu, yang menjadi
tradisi kita pada permulaan Masa Prapaskah.
Menerima tanda abu ini berarti bersedia untuk
bertobat, berjanji kepada Tuhan untuk
mengamalkan masa suci ini sebagai masa
pembaruan.
Mari dengan rendah hati kita mohon kepada Tuhan,
Bapa kita, agar Ia sudi memberkati abu ini dan
memberkati kita yang hendak menerimanya.
Marilah berdoa,
Allah yang maharahim, Engkau berkenan bila kami
merendahkan diri, dan Engkau menyayangi kami
bila kami bertobat. Sudilah Engkau memberkati abu
ini. Berkatilah juga kami semua yang akan ditandai
dengannya. Semoga abu yang kami terima ini
menjadi semangat tobat kami. Dan semoga puasa
serta pantang yang hendak kami jalankan ini
menyucikan hati dan menguatkan kehendak kami
untuk senantiasa mengarahkan diri kepada-Mu.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin
[Abu diperciki dengan air suci. Kemudian pemimpin menandai
dahi setiap orang dengan abu, sambil berkata:]
P : Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil.
Atau
P : Ingatlah, kita ini abu, dan kita akan kembali menjadi
abu.
Sementara pemberian abu ini berlangsung, hendaknya
dinyanyikan lagu-lagu tobat/puasa. Selesai pemberian abu,
pemimpin mencuci tangan. Acara dilanjutkan dengan Doa Umat.
13. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, Sabda Allah yang baru
saja kita dengar memperkuat diri kita yang berharap
pada belaskasih Allah. Karena itu, dengan penuh
kepercayaan, kita menyampaikan permohonan kita
kepada-Nya.
P : Bagi Gereja yang kudus. Kita berdoa semoga Gereja
mengawali masa Prapaskah ini dengan semangat
tobat dan pembaruan diri yang ikhlas, agar dapat
mengamalkan kelimpahan anugerah Allah dalam
hidpnya sehari-hari secara lebih berdayaguna.
Marilah kita mohon…
P : Bagi masyarakat kita. Semoga segala peristiwa yang
biasa kita saksikan dan alami bersama menjadi
pelajaran yang berharga bagi peningkatan nilai-nilai
kemanusiaan, berdasarkan ajaran Kristus. Marilah
kita mohon…
P : Bagi mereka yang berkekurangan, miskin, dan
terlantar. Kita berdoa supaya mereka mendapatkan
perhatian sewajarnya berkat pembaruan diri kita di
dalam masa pertobatan ini. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua di sini. Kita mohonkan kekuatan
Tuhan untuk kita khususnya apda masa tobat ini,
supaya kita kuat menghadapi segala godaan, yang
merintangi sikap-sikap mendengarkan Sabda
Tuhan, kerajinan berdoa, dan penertiban diri atas
dorong-dorongan hawa nafsu. Semoga kekuatan
Roh Tuhan mendampingi kita. Marilah kita
mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah ya Bapa, doa-doa yagn kami
sampaikan ke hadirat-Mu. Semoga Engkau
berkenan mengabulkannya, sebab semua ini kami
sampaikan kepada-Mu dengan pengantaran
Kristus, Tuhan kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini
dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar.
Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte
diatur oleh masing-masing Keuskupan].
14. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari terkasih, sadar akan karya
penyelamatan Allah bagi kita, marilah kita memuji
Dia. Kita menjawab seruan berikut ini dengan
berseru: Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
U : Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
P : Kami memuji nama-Mu, ya Bapa, Engkau telah
mengangkat kami menjadi putra-putra-Mu. Maka
kami memuji Engkau. Karena kasih-Mu yang besar,
Engkau memelihara kami dengan menyediakan
segala yang kami perlukan untuk hidup. Maka kami
memuji Engkau:
U : Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
P : Ketika kami berdosa dan menjauhkan diri dari-Mu,
Engkau tidak membiarkan kami binasa. Sebaliknya
Engkau mendekati kami dalam diri Yesus Putra-Mu.
Melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya,
Engkau membebaskan kami dari kuasa dosa dan
maut. Maka kami memuji Engkau:
U : Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
P : Engkau telah mengutus Roh Kudus untuk
membimbing dan mendampingi hidup kami,
sehingga kami dapat ambil bagian dalam pewartaan
kabar gembira. Maka kami memuji Engkau:
U : Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
P : Engkau memanggil kami melalui Yesus Kristus,
Putra-Mu, sebagai pengikut-pengikut-Nya. Dengan
ini kami ambil bagian dalam hidup-Nya. Maka kami
memuji Engkau:
U : Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
P : Maka, bersama seluruh umat beriman, dan dalam
kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa
Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki
kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan
madah pujian bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).
15A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita
menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
16A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut
ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
17A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai,
Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus,
lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil
berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
----------------------------------------------------------------------------------------------
15B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita
menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan
di dalam hati kita masing-masing.
16B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya
sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.
17B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[zhening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir
dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu
lebih dari segalanya, dan aku merindukan
kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena
sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam
Sakramen Ekaristi, datanglah sekurangkurangnya secara rohani ke dalam hatiku,
meskipun Engkau selalu telah datang. Aku
memeluk-Mu dan mempersatukan diriku
sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini
di sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu
Masa Prapaskah.
18. MENDOAKAN MAZMUR 51:3-13
[Bisa didoakan oleh dua orang bergantian]
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,
aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Terhadap Engkau,
terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa
dan melakukan apa yang Kauanggap jahat,
supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu,
bersih dalam penghukuman-Mu.
Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan,
dalam dosa aku dikandung ibuku.
Sesungguhnya,
Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin,
dan dengan diam-diam
Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop,
maka aku menjadi tahir,
basuhlah aku,
maka aku menjadi lebih putih dari salju!
Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,
biarlah tulang yang Kauremukkan
bersorak-sorak kembali!
Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku,
hapuskanlah segala kesalahanku!
Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,
dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus
dari padaku!
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan
sepanjang segala abad. Amin.
19. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari terkasih, Tuhan Yesus mengajak
kita sekalian untuk berdoa, berpuasa, dan beramal
dalam keheningan. Selama masa Prapaskah ini,
mari kita tingkatkan kedekatan kita dengan Tuhan
dengan berdoa, bertobat, dan berpuasa. Kita juga
tingkatkan kepedulian kita kepada sesama dengan
menyisipkan satu dua sen untuk membantu mereka
yang amat membutuhkan bantuan. Mari bersolider
sebagaimana Tuhan juga solider dengan kita.
20. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Tuhan, kami telah diteguhkan untuk selalu dekat
dengan Dikau dan dengan sesama. Semoga hati
kami selalu dibersihkan dan dibarui dalam masa
istimewa ini, agar kami selalu saling menolong
dalam hidup kami.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
21. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
22. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
23. LAGU PENUTUP
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.