Berita Lembata

Pertanian Organik Pemdes Hadakewa Diharapkan Mampu Tekan Aliran Uang Keluar Dari Desa

Lahan pertanian organik tersebut dibuka di tanah milik salah seorang warga yang juga masih ada dalam kompleks wisata Pantai Hadakewa.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Kepala Desa Hadakewa Klemens Kwaman sedang menunjukkan lahan pertanian organik yang baru dibuka di kompleks wisata Pantai Hadakewa, Selasa, 07 Februari 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pemerintah Desa Hadakewa tak kehabisan akal menelurkan program inovatif. Setelah sukses dengan destinasi pariwisata Pantai Hadakewa, pemerintah desa kini sudah membuka lahan pertanian holtikultura yang berefek pada konsep agrowisata dan program ketahanan pangan yang diamanatkan pemerintah pusat.

Lahan pertanian organik tersebut dibuka di tanah milik salah seorang warga yang juga masih ada dalam kompleks wisata Pantai Hadakewa. Para pengunjung bisa langsung melihat lokasi pertanian seluas hampir 100 meter persegi yang sudah ditata dalam bedeng-bedeng yang bagus.

Bersama pemilik tanah, pemerintah desa menanam beraneka anakan tanaman sayur-sayuran dan buah seperti tomat, lombok, kangkung, lengkuas, mentimun, terung, bawang dan kacang-kacangan.

Baca juga: Partai Gerindra Lembata Keluarkan Sikap Politik untuk Penegak Hukum dan Pemda

“Tanaman ini juga dimanfaatkan untuk kebutuhan pariwisata,” ungkap Kepala Desa Hadakewa Klemens Kwaman, saat ditemui di lokasi pertanian, Selasa, 7 Februari 2023.

Pertanian organik itu punya banyak dampak positif, tidak hanya untuk kebutuhan agrowisata dan ketahanan pangan saja. Namun lebih dari itu, Klemens Kwaman ingin dana yang dipakai untuk kebutuhan pangan di tempat wisata tetap beredar di dalam Desa Hadakewa. Dia mau ada kestabilan ekonomi warga dengan mendongkrak jumlah peredaran uang di dalam desa. 

Warga pun jika mau bisa membuka bedeng-bedeng pertanian di rumah mereka. 

Dia memberi ilustrasi, misalnya dalam setahun, kebutuhan lombok untuk wisata Pantai Hadakewa bisa mencapai Rp 4 jutaan, tomat mencapai Rp 5,7 juta, wortel Rp 580 ribu, kangkung Rp 350 ribu dan kunyit Rp 2 jutaan. Dengan adanya lahan pertanian ini, Klemens harap uang jutaan rupiah itu bisa beredar di dalam Desa Hadakewa saja, sebagai wujud dari kemandirian pangan dan stabilnya ekonomi warga desa.

Baca juga: Tingkatkan Sinergitas, Lapas Lembata Bahas Rencana Kerja Sama Dengan RSUD Lewoleba 

“Di sini ada 300 kepala keluarga. Sehari misalnya beli sayur Rp 10 ribu. Itu kan kurang lebih Rp 3 jutaan. Uang Rp 3 juta ini kalau tiap hari kita jaga di Desa Hadakewa saja (tidak keluar), pasti kan aman. Kestabilan ekonomi kan diukur dari perputaran uang di sini saja,” Klemens memaparkan.

“Kalau bisa dibelanjakan di dalam desa, ya kenapa harus keluar. Jadi perputaran uang itu di dalam sini saja,” tambahnya.

Dia mengakui, karena baru dibuka, tentu masyarakat belum merasakan dampaknya yang signifikan. Tapi kestabilan ekonomi dan ketahanan pangan adalah tujuan dari adanya bedeng-bedeng pertanian seperti itu.

Konsep agrowisata pertanian organik ini sebenarnya sudah muncul pada tahun 2020. Saat itu dibuka ‘Hadakewa Night Paradise’ yang memadukan wisata pantai dan kuliner yang sampai sekarang sudah meraup untung puluhan juta rupiah per bulan dan menyerap banyak tenaga kerja lokal.

Baca juga: Pemda Lembata Perlu Buka Jalan Lingkar Ile Lewotolok 

“Saya lihat uang keluar (dari desa Hadakewa) terus. Lalu, saya sempat lihat teman saya di Kupang juga. Dengan lahan yang kering tapi dia bisa kembangkan pertanian organik. Mengapa di sini tidak bisa? Jadi, di sini lahan juga ada kenapa kita tidak bisa,” kata kepala desa muda yang sukses melambungkan nama Desa Hadakewa dengan produksi ikan terinya yang khas.

Klemens menambahkan, pembukaan lahan pertanian itu pada awalnya memang memakai dana desa. Warga yang punya lahan itu tinggal mengelolanya saja. Tapi, dia menyadari pemerintah desa tidak bisa terus memberikan intervensi anggaran kepada pengelola. Jika konsep ini sudah berjalan baik, tentu perlu ada kemandirian dari pengelola dari hasil panennya tersebut.

Untuk kebutuhan agrowisata, Klemens nantinya akan membuka tempat itu kepada para pengunjung pantai Desa Hadakewa. Wisatawan bisa sendiri memanen sayur-sayuran yang ada, bahkan bisa memilih sendiri sayuran organik tersebut untuk langsung dinikmati di tempat kuliner.

“Kami juga akan bikin rumah pohon, supaya wisatawan bisa menikmati view lahan pertanian ini dari ketinggian,” tandasnya.

Dia optimistis, lahan pertanian organik itu punya efek ganda yang luar bisa untuk perkembangan desa.

“Ibaratnya sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui,” pungkas Klemens. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved