Puisi

Puisi - Pulang Kampung

Keterbelakangan dan kemiskinan di tanah kelahiran tidak menjadi bagian kegelisahan ketika sudah sukses di kota.

Editor: Agustinus Sape
elcaminoconcorreos.com
Ilustrasi pulang kampung. 

Puisi: Aster Bili Bora

POS-KUPANG.COM - Orang yang lahir di desa dan setelah besar tinggal di kota kadang lupa daratan. Keterbelakangan dan kemiskinan di tanah kelahiran tidak menjadi bagian kegelisahan ketika sudah sukses di kota.

Puisi Pulang Kampung karya Aster Bili Bora menghadirkan situasi yang berbeda. Tokoh yang sudah lama di kota tekad pulang untuk majukan kampung.

Pikiran, perhatian, dan sisa tenaga yang masih ada, ia curahkan untuk kemajuan kampung, desa, dan kecamatannya. Rasa empati pada tanah kelahirannya terbaca dalam dua larik terakhir.
“Hidup untuk kampung
Mati untuk kampung.”

Pulang Kampung

Kampungku adalah jiwaku

Ini hanya soal rasa hati

Sesungguhnya aku tidak berlari

Jauh mengejar mimpi di sana

Menenun tali kasih di hati saudara

Merakit perahu samudra raya

Jika tali pusatku salah dipotong

Bundaku kusayang

 

Sudah begitu lama di kota

Mengubah gelap gulita

Membangun kerajaan baru

Berjalan seiring waktu

Memikul beban sendiri

Tidur seperti mimpi

Tapi kuyakin sungguh

Suatu waktu tiba di sana

 

Sekarang sudah tiba waktunya

Tak boleh ada yang menahan

Lepaskan aku sendiri dulu

Lepas! Lepas! Lepas..!

Apa pun yang terjadi...

Aku harus pulang kampung

Hidup untuk kampung

Mati untuk kampung

 

Tambolaka, 30 Januari 2023

Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved