Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 30 Desember 2022, Keluarga Kudus Model Keluarga Kita di Dunia

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Keluarga Kudus Model Keluarga Kita di Dunia.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 30 Desmber 2022 dengan judul Keluarga Kudus Model Keluarga Kita di Dunia. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Keluarga Kudus Model Keluarga Kita di Dunia.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Putra Sirakh 3: 2-6.12-14, bacaan kedua Kolose 3: 12 - 21; dan bacaan Injil Matius 2: 13-15.19-23; Pesta Keluarga Kudus.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 30 Desember 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Pesta Natal merupakan pesta kekeluargaan yang sangat unik. Bagi semua keluarga di segala penjuru dunia, Natal adalah hari yang sungguh-sungguh penuh berkat karena pada hari Natal itu lahirlah Penyelamat kita Sang Emanuel.

Hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus Nazaret, kita merayakan Pesta keluarga kita
masing-masing.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 29 Desember 2022, Kasih dan Terang Sejati

Saya mengajak kita sekalian pergi ke Nazaret, tinggal dan belajar realitas hidup keluarga Kudus.

Pertama, hidup di Nazaret.

Realitas hidup yang dijalani oleh Yesus, Maria dan Yusuf adalah sebuah realitas yang diwarnai oleh situasi kesederhanaan desa bernama Nazaret.

Dalam kesederhanaan sebagai keturunan Daud, Keluarga Kudus sangat menghargai hukum administratif dan sosial masyarakat.

Semangat dan hidup doa Keluarga Kudus yang sangat mendalam, doa bersama di Sinagoga, ritus-ritus dan sejumlah pesta bernuansa religius dari masyarakat Yahudi dijalani dengan baik (seperti upacara sunat, pesta pondok daun, ziarah ke Bait Allah di Yerusalem).

Di samping penghargaan terhadap adat istiadat dalam budaya Yahudi dan dalam kesibukan sehari-hari, Keluarga Kudus tetap hidup dalam suasana hening di rumah Nazaret, mereka merawat dan membesarkan Sang Mesias, Yesus Kristus Penyelamat dunia sejak kecil dan masa remajaNya hingga karya publikNya di dalam mewartakan Injil Kerajaan Allah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 28 Desember 2022, Kanak-kanak Suci Korban Sebuah Ambisi

Kedua, keseharian kerja yang menggembirakan.

Santo Yusuf, sang kepala Keluarga Kudus, mengisi keseharian hidupnya dengan bekerja sebagai tukang kayu di desanya.

Dan seperti para bapak keluaga, dia mengajarkan pekerjaannya kepada anaknya Yesus.

Dia mencintai dan mengerjakan pekerjaannya dengan baik, yang mengajarkan putranya dengan kesabaran dan ketegasan, seorang yang penuh perhatian dan sopan tetapi juga kuat dan seorang penjaga keluarga yang setia.

Yusuf sebagai kepala keluarga, berperan mendampingi Maria dalam seluruh hidupnya, teristimewa seputar kelahiran.

Hal ini nyata dalam kisah Injil hari ini bahwa Yusuf mendampingi Maria untuk mengungsi ke Mesir agar terhindar dari bahaya pembunuhan oleh Raja Herodes Maria sang pembuat roti dan penambal kain. Membuat roti adalah tugas penting sehari-hari bagi Maria.

Ia mulai dengan menggiling gandum, mempersiapkan adonan untuk roti pada malam hari dan untuk hari berikutnya (Lukas 17: 35).

Kalau roti dibuat terlalu lama dan disimpan, menjadi tidak enak dan menjamur. Maka Maria membakar roti setiap hari, kecuali pada hari Sabat (Lukas 11: 3).

Bila ada kain yang sobek, Maria mengambil kain, duduk di atas tikar dan mulai menambal ( Markus 2: 21; Matius 9: 6; Lukas 5: 36).

Maria ibu Yesus pasti menyimpan baik-baik kain-kain itu dan secara rutin memeriksa, jangan sampai dimakan ngengat, kemudian menjemurnya (Matius 6: 20).

Dalam kesibukan dan aktivitas hidup harian, Maria dan Yusuf dengan setia memberikan pendidikan religius bagi Yesus sebelum memulai karya publikNya.

Keluarga Kudus menjadi sekolah iman. Di sanalah Yesus sang imam Agung Bapa, dibesarkan, belajar sekaligus menjiwai keluargaNya sendiri.

Ketiga, keheningan merupakan spiritualitas doa bagi keluarga kristiani. Keheningan keluarga kudus lahir dalam diri seorang Maria yang menyimpan banyak perkara di dalam hatinya dan merenungkannya.

Keheningan Keluarga Kudus bersinar dalam kesibukan Yusuf sang tukang kayu yang tak banyak bicara dalam kerja. Maria dan Yusuf hening untuk menangkap dan menterjemahkan rencana dan kehendak Allah dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 29 Desember 2022, Tanggung Jawab Spiritual

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Keluarga Kristiani dewasa ini sedang hidup dalam arus kebisingan dan kesibukan kerja, globalisasi dan persaingan, maka keheningan adalah sebuah doa untuk menjalin relasi dengan Allah.

Doa yang mendalam itu termanifestasi dalam setiap ritme kehidupan dan dalam hubungan sosial.

Keheningan menjadi doa untuk merenungkan kembali pengalaman kesibukan yang telah terjadi dan merencanakan kembali segala yang hendak dikerjakan bagi anggota keluarga.

Berkat keheningan di tengah keluarga, maka akan melahirkan keharmonisan, saling mengisi dan menerima bahkan segala konflik bisa diatasi bila itu dibicarakan dan dicarikan solusinya secara bersama-sama.

Bercermin pada teladan hidup Keluarga Kudus Nazaret, keluarga-keluarga kristiani diundang untuk bersatu hati dan saling mendukung serta menampakkan tanggung jawab mereka di dalam pelayanan sekaligus mendorong anak-anaknya untuk aktif terlibat dalam setiap aktivitas gerejani.

Dalam situasi sekarang ini, di tengah aneka tawaran duniawi yang merasuk setiap insan manusia, tak luput juga keluarga-keluarga kristiani, sangat penting dan mendesak untuk kembali memaknai dan menghayati spiritualitas Keluarga Kudus Nazaret sebagai model hidup sepanjang masa.

Doa

Allah Bapa kami sumber kebahagiaan. PuteraMu merasakan keramahan, kemesraan dan kerasan di dalam keluarga.

Di situlah Engkau mengucapkan sabda kekal di dunia dan menguduskan keluarga tempat Engkau tinggal di antara kami.

Curahkanlah berkatMu kepada setiap keluarga, rumah tangga dan semoga kami hidup damai dan rukun serta saling membagi rezeki. Demi Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Pesta keluarga Kudus Nazaret, Selamat Pesta untuk keluarga kita masing-masing. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Teks Lengkap Bacaan Jumat 30 Desember 2022

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 30 Desember 2022.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 30 Desember 2022. (Tokopedia)

 

Bacaan Pertama: Sirakh 3:2-6,12-14

"Orang takwa menghormati ibu-bapanya."

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh:

Anak-anakku, dengarkanlah aku: Tuhan telah memuliakan bapa di atas anak-anaknya, dan hak itu atas para anaknya Ia teguhkan. Barangsiapa menghormati bapanya, ia memulihkan dosa, dan siapa memuliakan ibunya, ia sama dengan orang yang mengumpulkan harta.

Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan. Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan hati ibunya.

Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, dan jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya. Kalau akalnya sudah berkurang, hendaklah kaumaafkan, jangan menistakan dia sewaktu engkau masih berjaya.

Kebaikan yang ditujukan kepada bapa tidak akan terlupakan; sebaliknya akan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 128:1-2.3.4-5

Refr. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.

1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di se keliling mejamu!

3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bacaan Kedua: Kolose 3:12-21

"Tata hidup keluarga di dalam Tuhan."

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose:

Saudara-saudara, kalianlah orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi oleh-Nya. Maka kenakanlah belas kasihan, kemurahan dan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan hendaknya kalian saling mengampuni bila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sebagaimana Kristus mengampuni kalian, demikian pula kalian hendaknya.

Dan di atas semuanya itu kenakanlah cintakasih, tali pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, karena untuk itulah kalian dipanggil menjadi satu tubuh.

Dan bersyukurlah. Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kamu. Hendaknya kamu saling mengajar dan menasihati dengan segala hikmat. Nyanyikanlah mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani, untuk mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah itu demi nama Tuhan Yesus Kristus, dan dengan perantaraan-Nya bersyukurlah kepada Allah, Bapa kita.

Hai para isteri, tunduklah kepada suamimu sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai para suami, kasihilah isterimu, dan janganlah berlaku kasar terhadapnya.

Hai anak-anak, taatilah orangtuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai para bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Kolose 3:15a.16a

Refr. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.

Semoga damai Kristus melimpahi hatimu, semoga sabda Kristus berakar dalam dirimu.

Bacaan Injil: Matius 2:13-15,19-23

"Bawalah Bayi serta ibu-Nya mengungsi ke Mesir."

Inilah Injil suci menurut Matius:

Setelah orang-orang majus yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem pulang, nampaklah Malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi.

Malaikat itu berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.”

Maka Yusuf pun bangun. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”

Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf di Mesir dalam mimpi. Kata malaikat itu, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu sudah mati.”

Lalu Yusuf pun bangunlah. Diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, dan pergilah mereka ke tanah Israel. Tetapi setelah mendengar bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, Yusuf takut ke sana.

Setelah dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret.

Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved