Berita Sikka

Apes Petani di Desa Tilang Sikka, Tanaman Kelapa, Kakao dan Kacang Mete Dimakan Monyet

Kawasan hutan tetangga kebun warga Desa Riit dengan warga Desa Tilang ditebang ditanami dengan tanaman perdagangan.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/EGINIUS MO’A
TANAMAN - Tanaman pisang pisang di sisil Jalan Trans Flores Maumere-Ende di Kampung Dokot, Desa Tilang, Kecamatan Nita Pulau Flores. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eginius Mo’a

POSKUPANG.COM, MAUMERE - Curah hujan tidak menentu dalam musim tanam 2022 membuat gunda-gulana para petani pada beberapa dusun di Desa Tilang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Pulau Flores.

Pada saat ancaman gagal panen menghantui para petani karena tanaman jagung dan padi berusia mingguan mengering.

Mereka harus berjibaku melawan monyet yang lebih dahulu panen tanaman perkebunan seperti kelapa, kakao, pisang dan mete yang menjadi sumber keuangan para petani.

Kawasan tanaman perkebunan yang rawan serangan monyet terdapat di Bola Detun,Watu Mekot, Wair Kotit, Wair Denak dan Koja Wea Ela semuanya yang berlokasi di Dusun Letet, Desa Tilang. Serangan monyet telah berlangsung sekitar lima sampai enam tahun silam.

Baca juga: Jelang Nataru, Harga Bawang Merah dan Bawang Putih di Sikka Melonjak 

Keluhan itu disampaikan warga Dusun Letet, Agustinus Mehan,dan Saverius Sareng kepada TribunFlores.com, Selasa 13 Desember 2022 bersamaan penyerahan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) elektrifikasi listrik, sembako natal dan kursi roda kepada warga setempat.

“Kejadian sejak lima atau enam tahun yang lalu. Kelapa, kakao,mete dan pisang tidak bisa dipanen. Monyet makan sejak buah masih muda,” kisah Agustinus Mehan.

Agustinus menceritakan, buah kepala, kakao dan mete yang masih muda sering dimakan oleh monyet, sehingga tidak bisa panen sama sekali. Bila buah kelapa yang sangat muda, buah kelapa dikorek dan dimakan isinya di atas pohon. Sedangkan kelapa yang sudah ada daginya dijatuhkan ke tanah kemudian dikupas kulitnya, dipecahkan tempuurunnya dan dimakan daging buah

Lebih apes lagi dirasakan oleh Saverius Sareng. Dua tahun lalu dia memanen jagung disimpan di dalam pondok. Dinding bambu pondok tersebut dibongkar monyet dan sekitar 500 buah jabung kering dimakan habis oleh monyet.

“Pagi hari saya datang ke kebun mau lihat jagung disimpan di dalam pondok.Ternyata dinding pondok sudah dibongkar seluruhnya oleh monyet. Mungkin puluhan ekor monyet,” kata Saverius Sareng.

Baca juga: Korban Kebakaran Rumah di Nangahale Sikka Tidur di Tenda Darurat 

Bahkan juga sekitar dua tahun yang lalu ia menanam puluhan anak kemiri di lahan miring. Namun keesokon harinya, anakan kemiri dicabut dan batang mudah kemiri dimakan monyet.

Menurut Agustinus dan Saverius, serangan monyet terhadap tanaman perkebunan kemungkinan persediaan makan di hutan tidak ada.

Kawasan hutan tetangga kebun warga Desa Riit dengan warga Desa Tilang ditebang ditanami dengan tanaman perdagangan.

Monyet kehilangan makan di hutan memakan tanaman perkebunan.

Taman jagung dan labu menjelang buah harus dijaga sejak pagi sekitar pukul 05.00 sampai pukul 18.00. Anjing yang diandalkan menjaga kebun harus beberapa ekor dan tubuh besar agar bisa melawan monyet.

“Kalau hanya satu atau dua ekor,bisa-bisa anjing mati diserang monyet. Kami harus pelihara anjing yang besar-besar untuk jaga kebun,” kata Agustinus. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved