Timor Leste
Timor Leste Hargai Jasa Tentara
Mayor Jenderal (Purn) Martyn Dunne CNZM QSO dianugerahi Timor Leste Medal of Merit (Timor Leste Grau Por Meritu) pada sebuah upacara di Manatuto
POS-KUPANG.COM - Seorang warga Selandia Baru yang memainkan peran penting dalam membawa perdamaian dan kemerdekaan ke Timor Leste telah diakui dengan salah satu penghargaan tertinggi negara tersebut.
Mayor Jenderal (Purn) Martyn Dunne CNZM QSO dianugerahi Timor Leste Medal of Merit (Timor Leste Grau Por Meritu) pada sebuah upacara di Manatuto, sebelah timur Dili, pada hari Senin 28 November 2022.
“Saya melihat penghargaan ini sebagai pengakuan atas semua komponen Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Angkatan Udara yang berpartisipasi dalam komitmen substansial Angkatan Pertahanan Selandia Baru untuk Timor Leste selama periode waktu yang cukup lama,” kata Mayor Jenderal Dunne.

“Saya berharap bahwa menerima kehormatan ini akan terus memperkuat hubungan erat yang dijalin Angkatan Pertahanan Selandia Baru dengan rekan-rekan mereka di Timor Leste dan dengan rakyat Timor Leste.”
Mayor Jenderal Dunne memimpin pasukan Selandia Baru di Timor Leste selama pengerahan Pasukan Internasional untuk Timor Timur (dikenal sebagai INTERFET) yang dimandatkan oleh Dewan Keamanan PBB yang memulihkan perdamaian di negara tersebut pada akhir tahun 1999.
Orde Timor Leste adalah payung penghargaan tertinggi Timor Leste, mengakui kontribusi signifikan terhadap perdamaian dan stabilitas nasional.
Tanggal 28 November diperingati setiap tahun di Timor Leste sebagai Hari Peringatan Proklamasi Kemerdekaan dari Indonesia, pertama kali dilakukan pada tahun 1975, pada awal perjuangan internasional dan domestik.
Dari tahun 1999 hingga 2002, NZDF mengerahkan 5.000 personel ke INTERFET dan kemudian ke Administrasi Transisi PBB. Itu adalah keterlibatan militer luar negeri terbesar Selandia Baru sejak Perang Korea.
Orang Australia dan Kiwi membentuk sebagian besar pasukan operasional, dengan Selandia Baru mengamankan bagian barat daya Timor Timur yang paling berbahaya, dan juga memimpin pasukan internasional di ibu kota, Dili.
Mayor Jenderal Dunne memiliki karier selama 27 tahun di NZDF, termasuk bertugas di NZSAS. Pada tahun 2000, ia diangkat menjadi Companion of the NZ Order of Merit (CNZM) untuk perannya di Timor Timur dan pada tahun 2019 dijadikan Companion of the Queen's Service Order (QSO) untuk layanan kepada Negara dalam karir pasca-militernya di membawahi beberapa departemen pemerintah.
Penghargaan untuk Gubernur NTT
Pada upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-47 Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) tersebut, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat pun menerima penghargaan Medal of Merit, Ordem de Timor Leste dari Pemerintah Timor Leste, yang diserahkan langsung Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta.
Penghargaan itu diberikan karena Viktor dianggap telah berkontribusi untuk komunikasi hubungan internasional dan bilateral.

Ordem de Timor Leste merupakan tanda kehormatan tertinggi yang diberikan oleh Timor Leste.
Penghargaan ini diberikan kepada tokoh dan warga negara asing yang kontribusinya diakui dan signifikan bagi negara dan bangsa Timor Leste.
Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta dalam sambutannya menyampaikan selamat datang dan apresiasi atas kehadiran gubernur NTT bersama para delegasi.
"Selamat datang dan apresiasi atas kehadiran Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat bersama para delegasi yang berjumlah 50 orang di RDTL ini. Beliau (Viktor Bungtilu Laiskodat), di sini rumah kamu sebagai saudaraku dan juga sebagai orang Timor," ujar Ramos dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Selasa 29 November 2022 pagi.
Sebagai orang Timor, lanjut Ramos Horta, dia berbangga karena Viktor mampu meyakinkan Presiden RI Joko Widodo untuk bekerja sama di wilayah perbatasan Wini (Indonesia) - Oekusi (Timor Leste) untuk membangun free trade zone atau zona perdagangan bebas.
"Tentu free trade zone yang nantinya dapat berdampak bagi pertumbuhan ekonomi di Pulau Timor (Indonesia) dan wilayah Timor Leste," kata Ramos.
Pihaknya akan memperkuat kapasitas sumber daya manusia untuk mendukung perdagangan bebas di perbatasan kedua negara tersebut.
"Ada empat bahasa yang terus kita edukasi di negara ini (Timor-Leste) yaitu Bahasa Tetun, Portugis, Inggris dan Indonesia, sehingga nantinya bisa mendukung zona perdagangan bebas," ujar dia.
Sementara itu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan tanggapan positif terkait pembangunan free trade zone. Dia menyebut, free trade zone dapat dimanfaatkan oleh kedua pihak, yaitu Indonesia dan Timor Leste untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
"Pulau Timor ini sangat unik, pulau kecil namun terdapat dua negara di dalamnya yaitu Negara Indonesia dengan wilayah Provinsi NTT dan Negara Timor Leste," kata Viktor.
Sehingga, NTT dan Timor Leste mesti saling mendukung dalam semangat membangun free trade zone dan diharapkan memiliki semangat membangun yang sama.
"Apalagi kita ketahui bersama, Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki ekonomi terkuat di dunia, akan menjadi gerakan yang hebat untuk berperan membangun Pulau Timor dan Timor Leste sekaligus menjadi prestasi yang luar biasa," jelasnya.
Sumber: sunlive.co.nz/kompas.com
Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS