Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 23 November 2022, Kesempatan untuk Bersaksi

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Kesempatan untuk Bersaksi.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Rabu 23 November 2022 dengan judul Kesempatan untuk Bersaksi. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Kesempatan untuk Bersaksi.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama Wahyu 15:1-4; dan bacaan Injil Lukas 21:12-19.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Rabu 23 November 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Ibu Bapak, saudari/a terkasih dalam Kristus.

Pada hari ini kita kembali disuguhi bacaan suci yang masih berkisah tentang hari kedatangan Tuhan. Kitab Wahyu masih dengan kisah penglihatan tentang hari penghakiman Tuhan dengan segala gambaran akan kehancuran. Semua mereka menyanyikan lagu untuk memuliakan Tuhan karena murka Allah telah berakhir.

Sedangkan bacaan Injil Lukas yang merupakan kelanjutan bacaan kemarin menegaskan kembali tentang semua peristiwa menjelang kedatangan Tuhan.

Salah satu peristiwa yang dikisahkan adalah ketika semua yang mengimani Kristus dibenci dan dipenjara dan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa.

Lukas menegaskan “hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi”. Dengan satu pesan penting, “Sebab itu, tetap teguhlah di dalam hatimu…”

Lukas menegaskan satu hal yang wajib dimiliki oleh orang yang percaya kepada Kristus yaitu tetap teguh dalam iman kepada Kristus apa pun situasinya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 23 November 2022, Mengikuti Cara Hidup Orang Kudus

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Semua kita yang mengakui diri sebagai pengikut Kristus dituntut untuk bersaksi. Bersaksi tentang kebenaran iman kita baik pada saat biasa maupun pada saat yang luar biasa seperti penindasan ataupun kesulitan dalam hidup.

Namun praktik yang kita saksikan saat ini, orang yang menyebut diri sebagai pengikut Kristus, tetapi menjual agamanya untuk kepentingan egonya.

Orang yang mengaku beriman kepada Kristus tapi memperdagangkan imannya untuk mendapatkan harta duniawi yang sesaat dan bisa sesat.

Banyak di antara kita yang begitu gampang tergiur oleh ketenaran, uang, harta, takhta, kehormatan duniawi dan segala yang lainnya lalu bisa pada saat yang sama langsung mengkhianati imannya sendiri hanya demi sebuah konten, misalnya.

Atau sekian sering kita dengar juga di sekitar kita bahwa ada yang harus tinggalkan agamanya hanya demi pekerjaan takyul atau dunia gelap.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved