Gempa Cianjur
Gempa Cianjur Fenomena 20 Tahunan, Total Korban Meninggal 268 Orang
Jokowi menyebut gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022 siang merupakan fenomena 20 tahunan.
POS-KUPANG.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut gempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022 siang merupakan fenomena 20 tahunan.
Hal itu ia sampaikan berdasarkan penjelasan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ). "Tadi disampaikan BMKG bahwa gempa ini 20 tahunan," kata Jokowi saat meninjau daerah terdampak gempa bumi di Cianjur.
Atas hal itu Jokowi meminta pembangunan rumah yang terdampak gempa harus memenuhi standar bangunan antigempa.
"Tetapi yang paling penting adalah pembangunan rumah-rumah yang terkena gempa bumi ini diwajibkan untuk memakai standar-standar bangunan yang antigempa oleh Menteri PUPR. Karena tadi disampaikan oleh BMKG bahwa gempa ini adalah gempa 20 tahunan, sehingga pembangunan rumahnya kita arahkan untuk rumah yang antigempa," kata Jokowi.
BMKG memprediksi gempa bumi yang terjadi di Cianjur berpotensi berulang setiap 20 tahun berdasarkan analisis. Menurut BMKG, fenomena 20 tahunan gempa di Cianjur ini sudah terjadi sejak 1982.
"Jadi antara 18-22 tahun, rata-rata 20 tahun, sehingga kemudian apabila ada bangunan yang roboh di tempat zona merah, jadi perlu memetakan zona tidak aman," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Baca juga: BERITA FOTO - Cianjur Luluh Lantak Diguncang Gempa Bumi Magnitudo 5,6
Karena itu, menurut Dwikorita, warga yang terdampak gempa perlu direlokasi dari zona yang tidak aman guna mengantisipasi potensi gempa bumi setiap 20 tahun itu.
Selain itu, ia mendorong petugas kebencanaan untuk mengantisipasi permukiman rusak yang berada di lereng bukit atau bantaran sungai. Menurut dia, material rumah yang rusak itu berpotensi tersapu oleh aliran sungai.
"Kita khawatir bencana berikutnya banjir bandang, jadi biasanya setelah material itu kena gempa, teronggok pada aliran sungai, dan musim hujan puncaknya Desember," kata Dwikorita.
Dwikorita juga meminta pembangunan atau rekonstruksi rumah yang rusak memperhatikan potensi multi-bencana guna mengantisipasi jatuhnya korban.
"Jadi jangan hanya mengatasi gempa bumi, tapi rawan bencana lain, kami siap mendukung memberikan informasi zona aman," kata dia.
Terkait gempa yang terjadi di Cianjur, Presiden Jokowi memastikan pemerintah akan membantu masyarakat yang rumahnya rusak dengan jumlah kompensasi bervariasi.
Bagi rumah yang rusak berat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 50 juta. Sementara rusak sedang sebesar Rp 25 juta dan rusak ringan Rp 10 juta.
"Rumah-rumah yang kena gempa ini diwajibkan untuk memakai standar-standar bangunan anti gempa oleh Menteri PUPR. Jadi rumah antigempa," kata Jokowi.
Presiden juga mengatakan telah memerintahkan jajarannya untuk membantu korban gempa dan melakukan pemulihan pasca gempa.
“Kemarin langsung sudah saya perintahkan kepada Menko PMK, BNPB, Basarnas, dan juga saya sampaikan juga kepada TNI dan Polri, kepada Kementerian PUPR untuk bersama-sama mengerahkan jajarannya dalam membantu musibah gempa bumi di kabupaten Cianjur ini utamanya yang berkaitan dengan akses, pembukaan akses yang terkena longsor,” tuturnya.
Baca juga: Gempa Bumi Guncang Kupang, 30 Rumah di Amarasi Selatan Rusak Ringan Hingga Berat
Hingga Selasa 22 November, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa akibat gempa bumi di Cianjur mencapai 268 orang. Sebanyak 122 jenazah sudah teridentifikasi dari total tersebut.
BNPB juga mencatat jumlah korban hilang mencapai 151 orang. "(Korban hilang) masih dilakukan pencarian secara terus menerus. Apakah 151 orang ini adalah bagian dari yang belum teridentifikasi nanti kami akan dalami lebih lanjut," kata Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.
Korban luka akibat bencana ini mencapai 1.083 orang, dan sebanyak 58.362 orang mengungsi. Sedangkan kerugian materil dari gempa 5,6 magnitudo ini yakni 6.570 unit rumah rusak berat, 2.071 unit rusak sedang, dan 12.641 unit rusak ringan sisanya masih terus didata.
Suharyanto mengatakan ada 12 kecamatan yang terdampak gempa, yakni Cianjur, Karangtengah, Warungkondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojongpicung, Cikalong Kulon, Sukaluyu, Pacet, dan Debrong.
Dari 12 kecamatan itu sudah berdiri tempat pengungsian yang jumlahnya terus bertambah. Diharapkan pengungsian terpusat bagi masing-masing kecamatan, walaupun masih ada juga masyarakat yang mendirikan tenda seadanya di dekat rumahnya masing-masing.
Suharyanto juga berharap warga yang terdampak gempa masuk ke tempat pengungsian terpusat agar terjamin pelayanan dan kebutuhannya.
"Kami usahakan agar yang masih mengungsi di titik-titik dekat rumahnya agar masuk ke tempat pengungsian terpusat agar lebih terjamin dari segi perawatan, pelayanan, maupun logistiknya," katanya.
Baca juga: UPDATE Korban Gempa Cianjur, Ridwan Kamil Sebut 162 Orang Meninggal Dunia
Jokowi Pantau Lokasi Bencana
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berjalan kaki meninjau kondisi jalan Cipanas Cianjur, Jawa Barat, Selasa 22 November.
Keduanya berjalan kaki menuju titik terparah longsor akibat gempa Cianjur. Gempa Cianjur berkekuatan magnitudo 5,6 itu sempat menutup kawasan tersebut akibat adanya longsoran tanah.
Setiap tenda yang dikunjungi, Presiden menyapa para pengungsi, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Bahkan, Presiden membagikan makanan siap saji kepada anak-anak yang berada di tenda pengungsian tersebut.
"Suka ayam, ndak?" tanya Presiden.
"Ini ayamnya, dimakan ya, masih panas itu," ujar Presiden.
Tidak hanya itu, Presiden juga memberikan bantuan berupa sembako kepada para warga terdampak gempa bumi. Presiden turut menyampaikan terkait bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah untuk warga yang rumahnya rusak akibat gempa bumi.
"Nanti dibantu Rp 50 juta yang (kerusakannya) berat, yang sedang Rp 25 juta, yang ringan Rp 10 juta, ya. Nanti kalau sudah, gempanya sudah tenang, ya, dimulai pembangunan rumah, ya," ucap Presiden.
Salah satu warga terdampak gempa bumi yang bernama Yuli mengaku sangat mengapresiasi kehadiran Kepala Negara di lokasi tersebut. Ia juga berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Presiden Jokowi.
"Terima kasih kepada Bapak Presiden kita, Jokowi yang sudah membantu dalam keadaan kita yang sedang berduka. Semoga tergantikan apa yang telah diberikan oleh Bapak Presiden kita. Aamiin. Terima kasih banyak," ucap Yuli.
Senada, Yanti yang juga merupakan warga terdampak gempa bumi menyampaikan apresiasinya kepada Presiden yang telah berkunjung ke lokasi pengungsian dan memberikan bantuan kepada warga terdampak gempa bumi.
Baca juga: Bencana Tanah Bergerak Hantui Wilayah Cianjur, Imbas Gempa Magnitudo 5,6
"Dapat bingkisan dibagi-bagi semua, sembako. Mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih buat Bapak yang sudah meluangkan waktunya, pastinya juga sibuk. Pokoknya terima kasih," tutur Yanti.
Jokowi juga perintahkan jajarannya agar segera memperbaiki akses utama jalan pascabencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat.
"Saya perintahkan kepada Menko PMK, kepada BNPB, kepada Basarnas kemudian TNI-Polri kepada Kementerian PUPR untuk bersama sama mengerahkan jajaranya dalam membantu evakuasi utamanya yang berkaitan dengan akses pembukaan akses yang terkena longsor," ucap Jokowi.
Selain akses utama yang perlu dibenahi, Jokowi juga memerintahkan bawahanya agar segera mengevakuasi para korban yang sampai saat ini masih terjebak di reruntuhan bangunan pasca gempa.
"Kemudian kedua, korban korban yang masih tertimbun saya perintahkan itu didahulukan, evakuasi penyelamatannya didahulukan," kata dia.
Jokowi saat mengunjungi lokasi bencana didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, serta Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Dudung Abdurahman, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. (tribun network/fah/mat/fik/ras/dod/wly)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS