Pilpres 2024
Presiden Jokowi-Surya Paloh Tak Lagi Akur, Kader PDIP Blak-blakan: NasDem di Posisi Tersulit
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh kini tak lagi sejalan. Hubungan keduanya mulai retak. Benarkah gegara Anies Baswedan?
POS-KUPANG.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepertinya tak lagi sejalan dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Hubungan keduanya pun mulai menjauh dalam beberapa waktu terakhir.
Benih-benih keretakan itu disebut-sebut mulai terlihat sejak Partai NasDem menetapkan Anies Baswedan menjadi calon presiden untuk Pilpres 2024. Tapi benarkah demikian? Masih sulit dijawab.
Akan tetapi, saat HUT ke-11 Partai NasDem pada Jumat 11 November 2022, Presiden Jokowi memilih tak hadir dalam acara tersebut.
Bahkan memberikan ucapan selamat kepada Surya Paloh dan Partai NasDem pun tidak dilakukan oleh orang nomor satu di Indonesia ini.
Baca juga: Surya Paloh Sebut Jokowi Presiden Partai NasDem, Sahabat Sejati Saat Suka Maupun Duka
Padahal di sisi lain, Surya Paloh sangat berharap agar Presiden Jokowi itu setidaknya memberikan ucapan selamat baik sebagai sahabat maupun sebagai pembina politik di negeri ini.
Ketika harapan akan ucapan itu senantiasa ditunggu oleh Surya Paloh, Presiden Jokowi malah tidak memberikan respon sama sekali.
Kendati tak hadir dalam acara HUT ke-11 partai tersebut, Presiden Jokowi juga tak menyampaikan sedikit pun pesan atau pun ucapan melalui video kepada Partai NasDem.

Yang terjadi, adalah Presiden Jokowi justeru memilih keluar negeri untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung di Phnom Phen, Kamboja pada Jumat-Minggu, 11-13 November 2022.
Dari fakta-fakta itu, semakin kuat kesan, bahwa keretakan hubungan antara dua sahabat tersebut semakin jauh dari hari lepas hari.
Bedanya, adalah saat ini Surya Paloh tetap menyapa Presiden Jokowi sebagai sahabat sejati, baik dalam suka maupun duka.
Terhadap fakta tersebut, Pengamat Politik Yunarto Wijaya, mengatakan, keretakan hubungan antara Jokowi - Surya Paloh sesungguhnya bukan karena Anies Baswedan.
Padahal, semakin melebarnya jarak antara Presiden Jokowi dan Surya Paloh berawal dari dideklarasikannya Anies Baswedan sebagai calon presiden dari Partai Nasdem.
Baca juga: Surya Paloh Tak Jamin Anies Baswedan Bisa Tembus Pilpres 2024 Kalau Tanpa Kawan Seperjuangan
Tapi tidak demikian bagi Yunarto Wjaya. Dalam amatannya, dia mengatakan, "Saya melihat agak berbeda.
"Memang ada nuansa dalam sistem politik dan logika dalam oposisi maupun koalisi," kata Toto, sapaan Yunarto Wijaya dalam diskusi talk show di kanal YouTube KompasTV, Jumat 11 November 2022.
Diskusi virtual Sapa Indonesia itu dihadiri Ketua DPP Partai NasDem, Sugeng Suparwoto, Politisi PDIP Deddy Sitorus dan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya.
Dikatakannya, jika NasDem betul berkoalisi dengan dua partai oposisi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat, maka logika politik menjadi tidak nyambung.
"Logikanya memang menjadi tidak nyambung," ujar Toto.
Kata analis demokrasi ini, ada perbedaan cara pandang. Perbedaan koalisi pemerintahan dan opsisi sudah jelas.
"Oposisi tidak setuju dengan pola pikir dan cara memimpin rezim sekarang," kata dia.
Yunarto menyebutkan, hal menariknya adalah ketika NasDem sudah gabung dengan PKS - Demokrat, maka apakah perlu NasDem masih berkoalisi dengan pemerintahan Jokowi?
"Tapi hal-hal yang di belakang panggung, rasanya sulit kita tafsirkan. Hanya Jokowi dan Surya Paloh yang bisa menjawabnya," ujar dia.
Kader PDIP Deddy Sitorus mengatakan, jika Nasdem berkoalisi dengan PKS - Demokrat dan mengusung figur capres yang berseberangan pemikiran dengan pemerintahan, maka pasti ada ketegangan.
"Itu hal biasa dalam dinamika politik. Anies sejak awal berposisi sebagai diametral dengan pak Jokowi," ujarnya.
Mau tidak mau, lanjut Deddy Sitorus, Nasdem akan terseret dalam situasi tersebut. Kalau sudah begitu, maka NasDem akan berada dalam situasi tersulit.
Sementara itu, Ketua DPP Partai NasDem, Sugeng Suparwoto menegaskan, Jokowi tetap menjadi presiden dari Partai Nasdem.
Baca juga: Airlangga Hartarto Tak Terpengaruh Langkah Surya Paloh Deklarasikan Anies Baswedan
"Soal itu (Anies presiden) nanti ke depan. Terima kasih atas masukannya," kata Sugeng menanggapi Yunarto.
Analis dari Charta Politika itu sebelumnya memberikan catatan kritis kepada Nasdem dan Jokowi dalam menjaga hubungan baik.
Toto mengatakan, Nasdem perlu hati-hati dalam upaya sosialisasi Anies. Misalnya menyebut 'Anies presiden'. Ungkapan itu tak baik, karena Jokowi masih berkuasa.
Sebaliknya bagi Jokowi, tidak perlu terlalu sering main gimik politik. "Kalau mau jadi king maker, fokus saja kerja untuk menjaga tingkat kepuasan di ujung pemerintahannya," ujar Toto. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS