Cerpen

Guru Anis Tertimpa Tangga

Nama itu mahal dan perlu dijaga. Meski tahu ada pelanggaran, namun harus diam supaya alam semesta tetap mendukung.

Editor: Agustinus Sape
shouselaw.com
Ilustrasi tertimpa tangga. 

“Perempuan sekarang bagatal minta ampun. Kalau hanya suami yang garu, gatal tidak hilang. Orang lain yang garu, baru gatalnya keluar semua.”

“Ou, ternyata begitu sekarang?” Kata Doni dengan gaya kagetnya yang dibuat-buat. Maka semua guru macam lumpuh nalar dan tidak ada satu pun yang menanyakan keadaan Anis dengan istri minggat tanpa berita.

Lewat satu bulan beredar berita pasti, bahwa Wati ke Bima memang tujuan utamanya doakan orang sakit.

Katanya ada satu pemuda ganteng umur 28 tahun berpendidikan sarjana akuntansi yang sakitnya sudah satu tahun. Sudah banyak orang yang pegang, namun tidak ada tanda-tanda sembuh, bahkan makin parah.

Tetapi dengan doa Wati, walaupun baru dua kali jamah kepala, pemuda itu sembuh total. Bahagianya luar biasa, hanya Tuhan yang tahu.

Ketika doa kali ketiga yang disebut doa penutupan kesembuhan, menurut cerita Wati sendiri yang disampaikan kepada Anis dan Anis ceritakan kepada banyak orang, bahwa Tuhan perintah Wati supaya Wati jamah seluruh badan pemuda itu.

Karena perintah demikian, maka Wati menjamah seluruh badan pemuda itu di kamar tertutup rapat dan rahasia, dengan cara: harus meletakkan tangan di sekujur tubuh pasien tanpa kecuali.

Sebelum selesai jamah, pasien kesurupan. Ia pingsan, bukan sedang berpura-pura pingsan. Semua orang yang hadir di sana dengar perintah Tuhan lewat mulut pasien yang sedang dijamah.

Perintah Tuhan itu tidak lain dan tidak bukan, Wati diperintah untuk harus kawin dengan pasien yang diselamatkan. Dengan perintah itulah, maka Wati dengan suka cita meninggalkan suami dan ketiga anak tersayang di tanah Sumba dan kawin baru dengan pria idaman lain.

Setelah dua tahun jadi duren (duda keren), Anis kawin dengan seorang perempuan dalam kecamatan yang sama, nama Rambu Lodang yang kecantikannya kalah jauh dari Wati yang postur tubuhnya ibarat artis mancanegara.

Kasarnya Rambu Lodang tidak masuk hitungan istri seorang kepala sekolah seperti Anis yang gantengnya tidak main-main. Bayangkan perempuan seperti Rambu Lodang hidung pesek, pantat tidak berisi, dan berjalan persis bebek kena lumpur.

Tetapi mengapa Anis memilih Rambu Lodang? Ternyata Anis taat perintah nenek moyang yang didapat lewat mimpi.

Suatu malam nenek moyangnya yang bernama Umbu Riada datang dan marah Anis.

“Hai, Anis, jangan cari perempuan yang seperti rembulan! Ambil saja laleba, biar sumbing asalkan hati baik urus engkau dan urus anak-anakmu yang ditinggalkan.”

Ketika bangun pagi, Anis buka pintu dan jendela. Ia melihat cahaya terang terbentang di luar. Hatinya berbunga-bunga sampai kelupaan minum kopi pagi.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved