Berita NTT

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI,  Melki Laka Lena Ajak Masyarakat NTT Tanggulangi Stunting

dengan tidak terjebak pada alkohol, rokok, narkoba, dan seks bebas. Ketua DPD I Golkar NTT itu mengingatkan kalangan muda

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK.MELKI LAKA LENA
SOSIALISASI - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena saat melakukan sosialisasi dalam kegiatan kampanye Percepatan Penurunan Stunting di aula Koperasi Solidaritas, Kayu Putih, Kota Kupang. Minggu 16 Oktober 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI,  Emanuel Melkiades Laka Lena mengajak masyarakat NTT untuk terus membantu menanggulangi stunting atau gizi buruk.

Ajakan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI,  Emanuel Melkiades Laka Lena untuk menanggulangi stunting atau gizi buruk itu, saat kegiatan kampanye Percepatan Penurunan Stunting di aula Koperasi Solidaritas, Kayu Putih, Kota Kupang. Minggu 16 Oktober 2022. 

Menurut Wakil Ketua Komisi IX DPR RI,  Emanuel Melkiades Laka Lena, persentase angka Stunting tingkat Asia Indonesia menduduki peringkat ke dua setelah Myanmar. Padahal persentase kekuatan ekonomi dunia, Indonesia meraih peringkat 20.

Baca juga: Kemenkumham Kanwil NTT Edukasi Pencegahan Pelanggaran HAKI di Kabupaten Manggarai 

Selain itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RIMelki Laka Lena memaparkan, enam daerah di NTT dengan angka stunting tertinggi. Daerah itu antara lain yakni Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Alor, Sumba Barat Daya (SBD), Manggari Timur, dan Kabupaten Kupang. 

"Angka stunting paling tinggi adalah Kabupaten TTS yang mencapai 50 persen," sebut Melki.

Upaya penanganan stunting itu, menurutnya, dengan tidak terjebak pada alkohol, rokok, narkoba, dan seks bebas. Ketua DPD I Golkar NTT itu mengingatkan kalangan muda untuk berpacaran yang sehat. 

Disisi lain, kata dia, Presiden Jokowi memberi pesan bahwa harus ada kerja sama lintas kementerian, semua kelompok di pusat, di Provinisi dan Kabupaten/Kota. 

Perintah itu tertuang dalam Perpes Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Artinya, Presiden Jokowi meminta kita semua agar melawan stunting.

Baca juga: 551 Calon Bintara Rekpro Panda Polda NTT Siap Jalani Tahapan Seleksi

Sementara, dr. Fransisca J.H Ikasasi, juga menyebut angka stunting di NTT menduduki peringkat pertama. Ia juga menerangkan makna dari stunting itu sendiri. 

"Mungkin yang ada di kepala kita stunting adalah tubuh pendek. Stunting adalah kodisi yang disebabkan oleh suatu keadaan yang kekurangan gizi dan proses infeksi penyakit secara terus menerus," jelasnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang itu, menjelaskan persolan stunting bukan tentang panjang atau tinggi badan, tapi tentang kualitas otak. Untuk itu ia berharap agar memperhatikan masa 1.000 hari pertama kehidupan anak. 

Fransisca juga mengajak mahasiswa dan anggota masyarakat yang hadir untuk menjadi agen perubahan dalam percepatan penurunan stunting terutama menjadi Kader Inisiasi Masyarakat Perkotaan (IMP).

"Kota Kupang punya lima ribu sekian baduta yang terkonfirmasi stunting. Nah tugas kita bersama mengentas ini stunting. Karena stunting tidak bisa sembuh. Nah kita hanya menunggu proses ini sampe lewat dari baduta kemudian kita lihat lagi sampe dia lulus posyandu. Label itu tetap akan ada, paling hanya bisa dijaga baduta ini jangan drop supaya jangan kurang gizi," jelas dr. Sisca saat memaparkan materinya.

Sisca mengimbau para ibu hamil agar melakukan pemeriksaan rutin ke fasilitas kesehatan terdekat. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved