Sekda NTT Meninggal
Sekda NTT Meninggal, Domu Warandoy: Pria Ceking yang Sukses Jadi Pelayan Masyarakat dan Abdi Negara
Deg! Saya terhenyak. Domu Warandoy, putra Sumba itu adalah satu di antara sahabat sekaligus guru saya di Pos Kupang.
Sekda NTT Meninggal, Domu Warandoy, Pria Ceking yang Sukses Jadi Pelayan Masyarakat dan Abdi negara
Oleh Yusran Pare
POS-KUPANG.COM, BANDUNG - DUKA meledak dari Malang. Sejak dini hari berita menyesakkan itu mengaliri berbagai media, menjalarkan kepedihan tak terkira.
Di sela seliweran kabar mengerikan itu, selarik pesan pendek masuk. Pengirimnya, sahabat sekaligus guru saya, Dion Db Putra , tokoh pers Nusa Tenggara Timur yang kini bertugas di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Pagi kaka. Ingat Domu Umbu Warandoy ko? Bang Domu Sekda NTT saat ini, dia meninggal dunia Minggu dini hari karena kecelakaan mobil di Kupang," tulis Dion.
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Almarhum Domu Warandoy Dimata Kaum Milenial, Febiola Angelika
Deg! Saya terhenyak. Domu Warandoy, putra Sumba itu adalah satu di antara sahabat sekaligus guru saya di Pos Kupang.
Teringat kembali saat pertama kali saya menjejakkan kaki di Pulau Karang itu, tahun 1995. Seorang pria ceking menyambut di gerbang kedatangan Bandara El Tari.
Bersamanya adalah Elviana Pello yang diperkenalkan sebagai kepala bagian iklan. Sementara Domu kepala bagian umum, istilah kini mah general affair manager, alias penanggung jawab nyaris segala urusan. Belakangan, saya tahu bahwa sebelumnya ia adalah reporter di desk kota.
Orangnya ramah, trengginas, rendah hati, sangat melayani. Pokoknya, baik lah. Di kemudian hari, selama saya tugas belajar di Kupang, nyaris tiap saat bersinggungan dengannya.
Sepanjang perjalanan dari bandara menuju kantor, Domu menunjukkan tempat-tempat di kiri kanan jalan yang kami lalui. Aduh!
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Pesan Domu Warandoy Tidak Mau Buat Orang Sulit Mencarinya
Tak terbayangkan bagaimana sulitnya mengembangkan koran di tempat seperti ini. Tempat di mana beli dan baca koran entah jadi prioritas keberapa dalam kehidupan sehari-hari warganya masa itu.
Pertama terbit 1 Desember 1992, sampai saat itu (1995) Pos Kupang terbit teratur sebagai koran harian berformat tabloid delapan halaman. Atau setara dengan selembar koran broadsheet!
Dicetak hitam-putih, dengan logo POS KUPANG di kiri atas, koran “setebal” delapan halaman ini jadi tipis jika selesai dibaca langsung dilipat-lipat, masuk saku.
Selain soal teknologi dan keterbatasan infrasutrktur pendukung, kertas juga jadi masalah utama, karena sangat tergantung pada pengriman dari Surabaya. Kapal pengirim, tergantung cuaca.
Pengalaman tak terlupakan bersama Domu adalah, sekali waktu, proses pracetak sudah rampung tapi percetakan tak bisa bergerak karena kertas habis.
Kiriman belum masuk karena kapal tertahan jauh dari pelabuhan.
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Bupati Kupang Berikan Penghormatan Buat Almarhum Domu Warandoy
Maka, menjelang tengah malam, Domu dan mendiang Damyan Godho (PU/Pemred Pos Kupang) melesat ke seantero pojok kota Kupang, menggedori toko yang menjual kertas ukuran plano.
Dapat! Beberapa rim, cukup untuk oplaag hari itu. Mesin cetak pun bergerak. Dan, hari itu Pos Kupang terbit warna warni.
Kertasnya, yang warna warni! Ada yang warna biru muda, hijau muda, kuning muda, putih, ada yang gabungan antara kertas putih dan warna lain!
Hebatnya, koran itu tetap laris dibeli orang!
Sekarang, Pos Kupang sudah jadi entitas media terkemuka yang terus mengiringi perkembangan zaman.
Infrastruktur, jalur distribusi, persebaran penduduk di puluhan pulau, adalah tantangan yang hanya bisa diterobos oleh gairah dan militansi yang dimiliki para awak Pos Kupang, termasuk sebagaimana yang ditunjukkan Domu Warandoy pada masanya.
Jika tidak, koran itu mungkin kini tinggal nama, bukan lagi jadi satu pilar dalam kehidupan demokrasi dan bisnis di NTT sebagaimana sosoknya hari ini.
Komitmen dan totalitas pada pekerjaan pula yang kemudian membawa Domu Warandoy sukses dalam posisinya sebagai pelayan masyarakat dan abdi negara.
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Bupati Malaka Simon Nahak Sebut Sosok Almarhum Domu Warandoy Disiplin
Ya, setelah bergelut di dunia pers, Domu meniti karir sebagai pegawai negeri.
Ia memulai dari anak tangga terendah di lingkungan Kecamatan, Kabupaten, dan seterusnya sampai akhirnya dipercaya sebagai Sekretariat Daerah (Sekda) Provinsi Nusa Tenggara Timur, sejak Juli 2022.
Di puncak kariernya ini, tiba-tiba Tuhan menjemput Domu. Selamat jalan sahabat. Beristirahatlah dalam damai surgaNYA.
Bandung, 2 Oktober 2022
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS