Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 11 September 2022, Allah Itu Maharahim
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Allah Itu Maharahim.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Allah Itu Maharahim.
RP. John Lewar menulir Renungan Harian Katolik ini merujuk Keluaran 32:7-11 13-19; 1Timotius 1:12-17, dan bacaan Injil Lukas 15:1-132, Minggu Biasa XXIV.
Di akhir Renungan Harian Katolik disediakan teks lengkap bacaan Minggu 11 September 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar injil.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Bacaan-bacaan suci pada hari ini menggambarkan tentang Kerahiman dan pengampunan Allah.
Kitab Keluaran mengisahkan betapa orang Israel bertegar tengkuk dan keras kepala. Mereka berperilaku tidak terpuji, tidak tahu diri dan tidak tahu berterima kasih kepada Allah yang telah menolong dan membebaskan mereka dari penindasan dan perbudakan di Mesir.
Bangsa terpilih juga menghina Tuhan dengan menyembah lembuh emas sebagai dewa di kaki Gunung Sinai.
Allah begitu baik hati, walau dikhianati oleh bangsa terpilih dengan penyembahan berhala; biar orang pilihan gagal membalas kasih dan kebaikan, meskipun berulang kali Israel menyimpang dari jalan yang ditunjukkan Allah, namun kasih Allah jauh lebih kuat.
Atas permohonan Musa, Tuhan membatalkan bencana yang direncanakan. Tuhan tidak menghukum bangsa Israel.
Kebaikan dan kerahiman Allah telah dialami oleh Rasul Paulus.
Paulus pernah menghujat Allah. Ia pernah menganiaya bahkan membunuh pengikut Yesus.
Dia memandang dirinya sebagai orang yang paling berdosa dari antara para pendosa.
Tetapi Yesus mengampuni dan mengasihi Paulus; bahkan mempercayakan kepadanya jabatan pelayanan sebagai Rasul.
Kepada Timoteus, rekan dalam pewartaan, Santo Paulus menegaskan bahwa iman akan Yesus membuat manusia mampu melihat belaskasihan dan kerahiman Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 11 September 2022, Tuhan Sabar Menunggu Hingga Kita Kembali
Allah orang Kristen bukan Allah yang cuek, tetapi Allah yang mengasihi orang berdosa.
Pertobatannya menjadi rasul Kristus, menunjukkan bahwa Allah telah membatalkan bencana yang seharus ditimpahkan kepadanya.
Kerahiman dan pengampunan Allah diungkapkan Yesus dalam perumpamaan tentang domba yang hilang dan tersesat.
Kecintaan Allah pada orang berdosa disimbolkan oleh seorang gembala yang rela tinggalkan 99 ekor dan pergi mencari yang seekor.
Dan ada seorang kaya yang dungu tapi shok jago, minta warisan dari bapaknya. Dia hidup di dunia gelap dan menghabiskan uang. Akhirnya dia sadar dan menyesal.
Dia ingat bahwa bapaknya orang baik, lalu dia kembali dan bertobat. Bapaknya menyambut dia dengan penuh sukacita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 10 September 2022, Pohon dan Buah yang Baik
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Kita semua akan selalu jatuh dalam dosa karena kelemahan manusiawi kita.
Kadang kita seperti orang Israel yang berkeras kepala, selalu memberontak dan menggerutu.
Kita kadang bertindak seperti Saulus dulu yang selalu memfitnah dan menganiaya orang.
Kita kada seperti seorang anak yang suka memboroskan harta kekyaan keluarga. Tapi Tuhan belum menghukum kita.
Itulah gambaran Allah orang kristiani: Allah itu pemaaf, Allah itu penuh kerahiman, Allah yang sabar, Allah yang pengampun, Allah yang mencari dan merangkul orang-orang jahat.
Apa syarat-syaratnya untuk mendapatkan kerahiman Allah itu?
Mencontohi Musa memohon agar Tuhan tidak marah, mencontohi Paulus yang menyadari kasih karunia Tuhan dan seperti anak yang hilang menyadari kedosaannya dan menyesal lalu kembali kepada Bapanya.
Kita belajar berbelas kasih kepada orang lain seperti Tuhan perbuat untuk kita. Jadilah pribadi kristiani yang selalu mudah
memaafkan dan mengampuni. Karena mengampuni itu menyembuhkan, menyelamatkan dan menghidupkan.
Kontemplasi:
Hening dalam doa dan renungkanlah pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut ini.
Sudah berapa kali Anda jatuh dalam dosa dan mengharapkan pengampunan Allah?
Berapa kali Anda rela mengampuni orang yang bersalah kepadamu?
Adalah sebuah kebijaksanaan, kalau Anda ingin diampuni maka Anda juga harus rela mengampuni.
Dengan demikian, hidup ini terasa indah dan penuh sukacita.
Doa
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, perkenankanlah kami mendengarkan sabda bagaimana Engkau menjadi Bapa kami dan anugerahkanlah kami RohMu yang menjadikan kami-putra dan putriMu.
Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Minggu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 11 September 2022

Bacaan Pertama: Keluaran 32:7-11,13-14
Menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Bacaan dari Kitab Keluaran:
Di Gunung Sinai Allah berfirman kepada Musa, “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak peri lakunya. Begitu cepat mereka menyimpang dari jalan yang Kupe-rintahkan kepada mereka.
Mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah serta mempersembahkan kurban sambil berkata: Hai Israel, inilah allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.”
Lagi firman Tuhan kepada Musa, “Telah Kulihat bangsa ini, dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk! Oleh sebab itu biarkanlah murka-Ku bangkit terhadap mereka, dan Aku akan membinasakan mereka; tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.”
Lalu Musa mencoba melunakkan hati Tuhan, Allahnya, dengan berkata, “Mengapakah, Tuhan, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepadamu keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya.” Dan menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 51:3-4,12-13,17,19
Refren (Luk. 15:18): Aku akan bangkit dan kembali kepada bapaku.
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! (Refren)
2. Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! (Refren)
3. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu! Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Refren)
Bacaan Kedua:1Timotius 1:12-17
Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius:
Saudaraku terkasih, aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan aku, karena Ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas.
Tetapi kini aku telah dikasihi-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan kepadaku bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Sabda ini benar, dan patut diterima sepenuhnya, yaitu bahwa Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Dari antara mereka akulah yang paling berdosa.
Tetapi justru karena itu, aku dikasihani, agar dalam diriku sebagai orang yang paling berdosa ini, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal.
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak tampak, yang esa. Amin.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Alleluia (2Kor. 5:19)
U : Alleluia
Dalam Kristus, Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dan telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Bacaan Injil: Lukas 15:1-32
Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat.
Inilah Injil suci menurut Lukas:
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa, dan makan bersama-sama dengan mereka.”
Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
Dan kalau telah menemukannya ia lalu meletakkan domba itu di atas bahu dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena 99 orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.
Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, “Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” Yesus berkata lagi, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
Kata yang bungsu kepada ayahnya, Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
Setelah dihabiskan semua harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu.
Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun memberikannya kepadanya.
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku, dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Kata anak itu kepadanya, Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, kenakanlah itu kepadanya; pasanglah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya.
Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.
Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan sehat.
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya, Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS