Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 9 September 2022, Apa Mungkin Seorang Buta Dapat Menuntun Orang Buta?

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Apa Mungkin Seorang Buta Dapat Menuntun Orang Buta?

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - RD. Ambros Ladjar menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 9 September 2022 dengan judul Apa Mungkin Seorang Buta Dapat Menuntun Orang Buta? 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Apa Mungkin Seorang Buta Dapat Menuntun Orang Buta?

RD. Ambros Ladjar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk 1Korintus 9:16-19 22b-27, dan bacaan Injil Lukas 6:39-42.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 9 September 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Kecenderungan orang saat ini ialah bertindak sebagai hakim atas orang lain. Kita coba perhatikan kelakuan orang di jalanan umum. Jika ada pelanggaran lalulintas bukan ranahnya polantas yang selesaikan soal, tapi keluarga. Penanganan kasus serupa ini tak sesuai porsi hukum yang sebenarnya.

Bacaan Injil hari ini masih terkait dengan hal mengasihi musuh sebagaimana kisah injil sebelumnya.

Yesus merekam situasi dalam praktek hidup orang Yahudi. Dia melihat bahwa kaum elite terlalu bertindak arogan.

Karena mereka adalah tokoh, maka mudah menghakimi orang lain tanpa rasa salah. Padahal perlakuan mereka tak sesuai prinsip kebenaran dan keadilan.

Di ranah hukum, orang bertindak atas praduga tak bersalah. Lagi pula jika bicara tanpa data dan fakta.

Strategi terbalik seperti inilah yang laris dimainkan para tokoh agama Yahudi. Sebab tujuan mereka hanya ingin menjerat lawannya.

Biasanya para elite Yahudi menjadikan dirinya sebagai tolok ukur. Tanpa bercermin pada diri, mereka mudah memvonis orang lain. Sebab banyak kali apa yang mereka lakukan dasarnya hanya karena iri hati.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 9 September 2022, Pertandingan Iman

Selain itu, karena cemburu dan tak suka kepada orang lain yang lebih unggul. Mereka menggali kekurangan sesama, tapi lupa sembunyikan borok sehingga tetap terlihat jeleknya di permukaan.

Tidak heran jika melihat tabiat mereka, Yesus sindir habis-habisan. Dia bermaksud agar orang Yahudi sadar agar jangan terlalu gegabah bertindak menghakimi orang.

Kesan mau cari gara-gara kadang juga menjadi tabiat kita. Karena kepentingan maka orang di birokrasi saling menjual dan mencari kambing hitam.

Gaya klasik berupa kesalahan ini sudah dipraktekkan sejak zaman hidup Yesus. Tindakan oknum ibarat orang buta menuntun orang buta maka sama-sama akan terperosok ke dalam jurang.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 9 September 2022, Selumbar vs Balok

Seorang murid tak bisa melebihi Guru, kecuali setelah tamat. Begitu pula jika mau memperbaiki orang, maka mulailah dari diri sendiri.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved