HUT ke 77 RI

Sejak 2017, Kelompok Masyarakat di Desa Nanga Bere Lepasliarkan 1.557 Tukik ke TNP Laut Sawu

1.557 ekor tukik (bayi penyu) telah dilepasliarkan ke kawasan konservasi Taman Nasional Perairan Laut Sawu  atau TNP Laut Sawu Jumat 19 Agustus 2022.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/FADIL MUBARAQ
TUKIK - Suasana saat melepasliarkan tukik ke kawasan konservasi Perairan Nasional (TNP Laut Sawu), Rabu 17 Agustus 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Sebanyak 1.557 ekor tukik (bayi penyu) telah dilepasliarkan ke kawasan konservasi Taman Nasional Perairan Laut Sawu  atau TNP Laut Sawu Jumat 19 Agustus 2022.

Ratusan ribuan ekor tukik tersebut merupakan hasil tangkar Kelompok Masyarakat Pengawas Bangko Bersatu, Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK) dan Pokmaswas Tekaka Indah. 

"Dengan didukung masyarakat khususnya masyarakat Kampung Bangko Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat. Bentuk dukungan mereka jika menemukan telur akan langsung lapor ke kami untuk diamankan di penangkaran semi alami," kata Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK), Fadil Mubaraq. 

Fadil menjelaskan, sebelumnya pada HUT ke-77 RI dan menyambut Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) pada Rabu 17 Agustus 2022 sebanyak 422 ekor tukik dilepasliarkan ke alam bebas.

Proses pelepasan tukik dilakukan oleh kelompok pegiat Konservasi penyu Desa Nanga Bere yaitu Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK), Pokmaswas Bangko Bersatu, Pokmaswas Tekaka Indah, Masyarakat Desa Nanga Bere, Tim Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Wilker Manggarai dan Tim Balai Kawasan Sumber Daya Alam (BKSDA) NTT dan Pemerintah Desa disekitar Pantai Kampung Bangko, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Rabu 17 Agustus 2022.

Baca juga: 422 Ekor Tukik Dilepasliarkan ke TNP Laut Sawu

"Ini adalah cara kami untuk memeriahkan hari kemerdekaan dan media promosi ke masyarakat luas tentang kegiatan pelestarian penyu yang kami lakukan," kata pria yang akrab disapa Bang Dil. 

Bang Dil menjelaskan, bayi penyu yang dilepasliarkan berasal dari lima sarang semi alami dan merupakan jenis penyu Lekang.

"Selain itu kegiatan pelepasan tukik kali ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya masyarakat Desa Nanga Bere akan pentingnya melestarikan lingkungan, menjaga biota dilindungi dan fungsi kawasan konservasi," katanya. 

Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengkampanyekan pentingnya konservasi alam bagi kesejahteraan masyarakat dan mengedukasi serta mengajak masyarakat berperan aktif dalam menyelamatkan ekosistem alam. 

"Kawasan pantai Desa Nanga Bere merupakan daerah potensial untuk proses pelestarian penyu hal itu dikarenakan karena pantai pada kawasan tersebut kerap disinggah  penyu untuk bertelur," jelasnya. 

Untuk diketahui saat ini, lanjut Bang Dil, Desa Nanga Bere merupakan salah satu desa diwilayah Flores bagian Barat yang saat ini mengusahakan kegiatan pelestarian penyu khususnya di Kampung Bangko sejak 2017 silam. Hal tersebut dilakukan lantaran sejak dulu pesisir pantai kampung tersebut dikenal sebagai salah satu pantai yang kerap disinggahi penyu untuk bertelur. 

Namun masyarakat mempunyai kebiasaan mengambil telur dan daging penyu untuk dikonsumsi atau diperjualbelikan dipasar secara bebas. Hal itu didasari karena ketidaktahuan masyarakat akan dampak negatif dan status biota tersebut. 

"Namun, kebiasaan itu mulai hilang seiring berjalannya waktu dengan kehadiran kelompok masyarakat untuk mendukung keberadaan TNP Laut Sawu. Salah satu kelompok yang mendedikasikan waktunya untuk kegiatan pelestarian penyu di Desa Nanga Bere khususnya kampung Bangko yaitu Pokmaswas Bangko Bersatu yang diketahui oleh Abdul Karim," jelasnya. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved