Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 14 Agustus 2022, Hidup yang Telah Dikuduskan, Dimuliakan Allah

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Hidup yang Telah Dikuduskan, Dimuliakan Allah.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 14 Agustus 2022 dengan judul Hidup yang Telah Dikuduskan Dimuliakan Allah. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Hidup yang Telah Dikuduskan Dimuliakan Allah.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan mengacu pada Wahyu 11:19a;12:1-6; 1Korintus 15:20-26; Lukas 1:39-56, Hari Raya Maria Diangkat ke Surga,

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Minggu 14 Agustus 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Sejak awal mula berdirinya hingga saat ini, Gereja Katolik mempunyai seorang tokoh wanita yang sangat menakjubkan. Dialah Maria, Bunda Yesus dan bunda
kita semua. Dia dimuliakan dan dihormati oleh Gereja dan oleh Tuhan.

Kitab Wahyu mementaskan suasana Sorga dengan menampilkan seorang perempuan yang istimewa berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Perempuan itu melahirkan seorang anak.

Sebagai tanda syukur atas berkat Tuhan, Maria menggemakan sebuah lagu pujian, sebuah maqnificat: “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bersukaria karena Allah juru selamatku.

Sesungguhnya mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku bahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku”(Lukas 1, 46-49).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 13 Agustus 2022, Biarkanlah Anak-anak Datang Kepada-Ku

Maria memuliakan Allah, memaklumkan segala kebaikanNya, yang telah diperoleh dan dialami dalam hidupnya,  juga di dalam diri sesama dan segala bangsa.

Maria memaklumkan bahwa anugerah terbesar datang dari Allah dan diberikan kepada orang yang bersemangat miskin dan rendah hati.

Dalam maqnificat ini, Maria menjadi juru bicara semua manusia yang telah tertebus atau telah mengalami keselamatan.

Maria tampil sebagai wakil segala bangsa menyuarakan harapan, kebutuhan, kemenangan serta kegembiraan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Hari Ini, Jumat 12 Agustus 2022: SETIA ITU ABADI

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Hari ini kita merayakan Pesta Bunda Maria diangkat ke Surga dengan jiwa dan raganya. Dia diangkat ke dalam persatuan dengan Allah dan PuteraNya Yesus
Kristus.

Dia diangkat ke Surga karena peranannya yang istimewa dalam karya penyelamatan dan penebusan Kristus.

Mengapa Maria dihormati gereja dan Tuhan sehingga dimuliakan di Surga?

Ada beberapa alasan pokok.

Pertama, Maria orang suci tak bernoda. Di atas panggung kehidupan ini Maria tampil sebagai orang kudus, tidak berdosa dan tidak bernoda.

Dia dikuduskan sejak semula bertolak dari kesediaannya menerima tawaran Allah menjadi Bunda Tuhan.

Dalam iman Maria merelakan dirinya sebagai ibu, mengandung dan melahirkan anak yang kudus. Karena imannya, Maria dipadukan dalam kekudusan puteraNya.

Kedua, Maria selalu ikut serta dalam karya Yesus. Maria adalah seorang ibu yang sabar dan selalu hadir dalam hidup anaknya, teristimewa dalam saat-saat sulit.

Dia tampil sebagai orang yang paling dekat dengan Yesus dan ikut menderita bersama PuteraNya. Ketika Yesus menghilang di Yerusalem, Maria dan Yusuf pergi mencari.

Maria penuh perhatian terhadap manusia, ketika tuan pesta kehabisan anggur pada pesta nikah di Kana.

Ketika Yesus dikatakan tidak waras karena sibuk menolong orang lain, Maria hadir di sekitarnya.

Ketika Yesus bergantung sekarat di salib, Maria berdiri di kaki-Nya.

Ketika para rasul ketakutan karena Yesus sudah wafat, Maria hadir di tengah mereka sampai turunnya Roh Kudus.

Maria telah mempertahankan iman dan kesatuannya dengan Yesus sampai pada hari Pentakosta. Dengan demikian menjadi nyata bahwa dia telah melaksanakan dan melayani misteri penebusan.

Oleh karena itu Maria patut memperoleh buahbuah penebusan, yakni diangkat ke Surga dengan jiwa dan badan. Dia diangkat ke Surga karena tubuhnya sendiri telah dikuduskan dan dipakai oleh Allah untuk menghidupkan dan membentuk Yesus. Tubuhnya sendiri tanpa cela.

Dia diangkat ke Surga dengan mulia jaya. Hidup yang telah dikuduskan itu dimuliakan. Dia diangkat menjadi Ratu alam semesta. Kristus memberikan kepadanya sebuah mahkota yakni Takhta kemuliaan di sisi-Nya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 12 Agustus 2022, Setia pada Janji Kita dengan Tuhan

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Saya akhiri renungan ini dengan sebuah kisah nyata. Adalah seorang janda dengan kedua anaknya tertimpa badai hujan ketika berjalan pulang ke rumahnya.

Si janda begitu capai (lelah) dan lemah sehingga membaringkan kedua anaknya di pinggir jalan. Lalu dia beristirahat sambil memangku anaknya.

Dalam kedinginan malam yang mencekam, dia membuka kerudung di kepalanya dan menutupi tubuh anaknya.

Hujan tak kunjung berhenti. Dingin malam tidak bersahabat. Akhirnya ibu janda itu membuka bajunya yang tebal menutupi tubuh anaknya agar bisa tidur lelap.

Kedua anaknya pun tertidur seketika itu juga sementara ibu tak berselubung apa-apa. Dia menggigil kedinginan.

Maka di bawah hujan deras dan badai, ibu itu menyerah dan membisu.

Keesokan harinya kedua anaknya bangun. Mereka segera memanggil ibunya. Tak ada jawaban. Ibunya telah mati ditelan bencana tanah ini (penabur,
Thn XXI, Seri 5, Juni 1967).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 13 Agustus 2022, Biarkanlah Anak-anak Datang Kepada-Ku

Janda itu sungguh setia menjaga dan melindungi anaknya. Dia rela membuka kerudung dan baju kehormatannya demi anaknya.

Dia memberikan seluruh dirinya agar anaknya bahagia dan selamat. Dia telah sanggup mengubah kematian menjadi kebahagiaan.

Bagaimana caranya agar kita juga memperoleh kekudusan? Kita tidak bertindak seperti ibu janda dalam cerita tadi. Kita juga tidak perlu harus menjadi seperti
Maria sebagaimana kita baca, dengar dan hayati tentang hidupnya.

Namun dalam kepercayaan kita berjuang untuk melakukan yang terbaik dalam hidup harian, dalam tugas dan pekerjaan kita masing-masing.

Dengan demikian kita kelak akan dikuduskan dan diangkat menjadi anggota persekutuan para beriman. Kita mohon bantuan Bunda Maria bagi kita masing-masing dan secara bersama selama masih berziarah di bumi ini.

Sebab kita percaya, bahwa hidup yang telah dikuduskan itu akan dimuliakan oleh Allah dalam kerajaan Surga abadi.

Kontemplasi:

Dalam hening, hadirkan Bunda Maria dan berbicaralah kepadanya. Ucapkan doa Salam Maria secara perlahan-lahan, penuh penghayatan dan ulangilah
beberapa kali sampai anda menyatu dengan doa itu.

Doa

Ya Allah Bapa Yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda PutraMu, Santa perawan maria yang tak bernoda, dengan jiwa dan raganya ke
dalam kemuliaan Surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepadaMu, agar kami pun pantas menikmati kemuliaan
yang telah Kauberikan kepadanya.

Demi Yesus Kristus Tuhan dan pengatara kami, yang hidup dan bertakhta bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.*

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Minggu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.*

Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 14 Agustus 2022

BUNDA MARIA - Ilustrasi Bunda Maria diangkat ke Surga. Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
BUNDA MARIA - Ilustrasi Bunda Maria diangkat ke Surga. Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. (gereja.santoambrosius.org)

Bacaan Pertama:  Wahyu 11:19a;12:1-6a.10ab

“Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya.”

Bacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit:

Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung.

Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan.

Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi.

Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya.

Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi.

Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya.

Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya.

Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita!

Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Maz 45:10-12.16

Refr. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia

* Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.

* Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.

* Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

Bacaan Kedua: 1Korintus 15:20-26

“Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya.”

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.

Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.

Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.

Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Injil: Alleluya

U: Alleluya, alleluya, alleluya.

Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

Bacaan Injil: Lukas 1:39-56

“Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda.

Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”

Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.

Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus.

Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;

Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved