Breaking News

Berita NTT

Gubernur Viktor Laiskodat Bangun Kekuatan Akhiri Dominasi PLN Mengurus Energi

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat  membangun kekuatan untuk mengakhiri dominasi Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam mengurus energi

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
GUBERNUR VIKTOR - Gubenur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat 

Ia menyebut birokrasi negara ini dari dulu tidak efektif dan selama ini menghambat potensi NTT. Sedangkan kini negara lain mulai berbenah memanfaatkan energi terbarukan yang potensinya sudah dimiliki NTT dari dulu.

Kesalahan besar negara ini, lanjut Viktor, adalah memberikan wewenang besar kepada satu lembaga seperti PLN dari produksi hingga penyaluran tetapi tidak memberikan ruang suplai energi yang bisa oleh pihak lain.

"Saya sudah sampaikan ke teman-teman, jika PLN tidak membeli, maka Provinsi NTT akan berjalan sendiri dan bangun sendiri transmisi," kata Viktor.

Bukan kali ini saja VBL menyinggung PLN. Sebelumnya, Sabtu (9/7/2022), Viktor juga mengungkapkan ini di Aula Gereja Assumpta Kupang dalam penyerahan sumbangan pendidikan putra putri anggota Kebbo Uma.

Ia menyebut NTT lebih mahal membayar listrik dibandingkan dengan DKI Jakarta. Viktor menyebut NTT membayar 28 sen dollar per kWh sedangkan DKI Jakarta 6 sen dollar.

"Hari ini kita adalah provinsi yang sangat mahal membayar listrik. Satu bulan kita bayar 1 kWh itu 28 sen dollar. Kita salah satu pembayar listrik termahal di NTT. Kalau di Jakarta 1 kWh hanya 6 sen dollar. Ini pakai energi fosil," ungkap dia.

Ia pada saat itu menyebut NTT diabaikan oleh pusat soal pemanfaatan energi terbarukan. Sementara bila saat ini sudah mulai serius digarap maka 3 hingga 4 tahun mendatang NTT dapat mandiri listrik dari berbagai potensi tersebut.

"Kita akan menggunakan energi terbarukan dengan maksimun penghematan biaya," ungkapnya.

Persoalan listrik jauh sebelumnya pernah dikeluhkan oleh almarhum Frans Lebu Raya saat menjabat Gubernur NTT 2013 lalu. Ia mengeluhkan tarif listrik untuk industri di NTT lebih mahal, yakni Rp 1600 per kwh, padahal di Pulau Jawa dan Sumatera hanya Rp 800 per kwh. (Fan)

Berita NTT lainnya:

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved