Berita Kupang

Klinik Utama Jiwa Dewanta Mental Healthcare DMH Ulang Tahun Ke-3, Persiapan Jadi Rumah Sakit Jiwa 

Klinik Utama Jiwa Dewanta Mental Healthcare DMH Kupang memasuki usia ketiga ditahun 2022

Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM/CHRISTIN MALEHERE
DIREKTUR DMH - Direktur Klinik Utama Jiwa DMH, dr. Shinta Widari memegang hasil lukisan salah satu pasien. 

Klinik Utama Jiwa DMH Ulang Tahun Ketiga, Persiapan Menjadi Rumah Sakit Jiwa 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Klinik Utama Jiwa Dewanta Mental Healthcare DMH Kupang memasuki usia ketiga ditahun 2022. 

Perayaan ulang tahun ketiga ini diselenggarakan pada Sabtu, 16/07/2022 di halaman Klinik DMH dan mengusung tema "Selalu Setia Melayani Jiwa" yang nantinya akan menjadi motto rumah sakit jiwa nantinya, jika Klinik DMH berubah status. 

Direktur Klinik Utama Jiwa DMH, dr. D.A.P Shinta Widari, SP.KJ, Mars dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, ditahun yang ketiga ini DMH dari Klinik Utama Jiwa sedang mempersiapkan diri untuk mengubah status menjadi Rumah Sakit Jiwa.

"Mudah - mudahan dilancarkan perjalanannya karena gedung kami di belakang sudah jadi, rencananya DMH kita akan ubah statusnya menjadi rumah sakit jiwa," kata dr. Shinta

"Tentu memang persiapan - persiapan yang kami harus lakukan karena banyak persyaratan yang harus kami penuhi tapi kami akan melangkah walaupun walaupun pelan - pelan tapi mudah - mudahan pasti jadi rumah sakit jiwa di Kota Kupang yang swasta," lanjutnya. 

Baca juga: NEWS ANALYSIS dr DAP Shinta, SpKJ Dokter Klinik Utama Jiwa: Cegah Stres

dr. Shinta berharap, DMH akan semakin berkembang kedepannya terutama bisa mencakup lebih banyak lagi pasien - pasien yang mengalami gangguan jiwa terutama yang masih berada di rumah yang keluarga belum mau atau belum mengerti untuk membawa pasien mencari bantuan. 

Selama tiga tahun berjalan, ungkap dr. Shinta Klinik DMH menerima pasien yang dirawat inap rata - rata 15 sampai 20 orang per bulannya tetapi kalau rawat jalan setiap hari rata - rata 20 sampai 30 orang, bahkan pernah sampai 50 orang. 

"Jadi semakin hari sekarang terjadi peningkatan jumlah kasus jiwa ini karena memang jumlah kasus meningkat atau karena pengetahuan masyarakat sudah mulai mengerti bahwa gangguan jiwa itu juga perlu penanganan. Stigma datang ke psikiater bahwa orang gila itu sudah mulai terkikis dengan kita melakukan edukasi - edukasi masyarakat," jelasnya.

Klinik DMH, kata dr. Shinta sudah bekerjasama dengan BNN Kota Kupang sejak dua tahun lalu dan sudah ada MoUnya sehingga kalau ada kasus biasanya diassessment dulu di Klinik DMH. Kalau misalnya pasien mengalami dual diagnosis atau diagnosis yang lebih dari satu, bukan hanya dia kecanduan tetapi ada gangguan jiwa, maka gangguan jiwanya ditangani dulu di Klinik DMH. Setelah itu, jika memang diputuskan untuk rehabilitasi maka akan dikirim ke pusat rehabilitasi milik BNN

"Kalau orang yang mengalami kecanduan narkoba itu nanti salah satu bisa terjadi gangguan jiwa. Ketika orang yang mengalami kecanduan narkotika lebih cenderung dia akan mengalami gangguan jiwa itu jenis yang paranoid. Nah kalau sudah mengalami gangguan yang seperti itu tentu perlu penanganan gangguan jiwa dulu baru bisa dilakukan rehabilitasi," ungkap dr Shinta. 

Sementara untuk kasus berat, saat ini dr. Shinta mengaku sedang melakukan pendekatan ke keluarga salah satu pasien gangguan jiwa yang belum menjadi pasiennya di jalan El Tari. 

"Itu sudah mengganggu, masuk ke rumah orang dan mengancam. Nah satu keluarga datang ke sini karena mereka sudah melaporkan ke aparat sebenarnya cuma mungkin belum ada tindak lanjutnya yang konkrit sehingga kami pun ikut turun, jadi perawat - perawat kami sudah turun pendekatan ke keluarga, kalau keluarga setuju kami akan mengambil dan merawatnya di sini seperti Ita," ujar dr. Shinta

"Mudah - mudahan nanti berhasil," tambahnya. 

Untuk memberikan penanganan terhadap masalah kejiwaan, kata dr. Shinta, tidak bisa di belakang meja. 
Sebelumnya karena pandemi Covid timnya sempat tidak turun ke lapangan namun seiring dengan melandainya kasus Covid dan sudah diperbolehkan berkegiatan Tim DMH pun kembali bergerak menjemput bola. 

"Kalau tidak kami jemput ke lapangan itu saudara - saudara kita yang seperti itu akan sedikit yang tertangani. Jadi prinsip saya itu gangguan jiwa memang pada saat sekarang itu harus jemput bola tidak bisa di belakang meja," katanya. 

"Terutama pasung karena pasung itu kita lihat seperti tidak ada tapi kalau kita turun itu pasti ada yang dipasung, seperti Ita (Margaretha Tampani). Ita kan di dalam kota tapi kalau waktu itu kita tidak turun kita tidak tahu padahal sekarang Ita sudah bagus. Ya bagusnya itu tanda kutip dia bisa merawat dirinya, dia tahu apa yang harus dia lakukan, tidak sepertinya menjadi beban keluarga yang akhirnya memberatkan keluarga," tambahnya. 

Dikatakan dr. Shinta, sampai sekarang DMH tetap mengontrol pasien post pasung yang telah dipulangkan sejak 01/09/2020 lalu.

"Saya tidak akan lepas karena keluarga ya kita harus pegang keluarga ya kalau kita lepas begitu saja dan keluarga juga nanti tidak memberikan perlindungan atau penanganan yang tepat itu akan kembali lagi ke titik nol jadi sayang kalau Ita seperti itu jadi kami sudah komitmen di DMH setiap dua minggu kami tetap mengontrol sambil membawakan dia obat kemudian sambil mengedukasi keluarga," terangnya.

Sementara itu tampak Margaretha Tampani juga mengikuti acara ulang tahun tersebut. Mama Ita, begitu dia disapa, terlihat semakin baik keadaannya. Dia sudah bisa diajak berbicara dan menjawab dengan benar ketika ditanya. Bahkan ketika ditanya siapa dokter yang merawatnya, Ita menjawab dengan yakin bahwa yang merawatnya adalah dokter Shinta. 

Untuk diketahui, ketika ditemukan tim DMH, Ita sudah dipasung selama kurang lebih 25 tahun. Berat badannya hanya 41 kilogram (Kg) dan sudah tidak tahu lagi bagaimana berlaku sebagai manusia yang harus membersihkan diri, makan dan sebagainya.

Setelah dirawat selama sembilan bulan, Ita dipulangkan pada keluarganya dengan berat badan yang hampir mencapai 60 kg, Ita tampak segar ketika dijemput sang ibu kala itu.(uzu)

BERITA KUPANG LAINNYA:

1. Perayaan ulang tahun ketiga Klinik DMH
2. Direktur Klinik Utama Jiwa DMH, dr. Shinta Widari memegang hasil lukisan salah satu pasien. 
3. Dok. Pos Kupang 01/09/2020 ketika Margaretha Tampani dipulangkan ke keluarga setelah dirawat 
 

KLINIK UTAMA jiwa dmh ok2
KLINIK DMH - Perayaan ulang tahun ketiga Klinik DMH
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved