Berita NTT
Virus PMK Ancam NTT, Butuh Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Tenaga Profesional Tangani PMK
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) telah masuk ke wilayah Indonesia.
Dukungan lainnya berasal dari Politeknik Pertanian, SMK Pertanian dan Peternakan, Tamatan/alumni sarjana peternakan/pertanian, serta tenaga profesional dapat mendukung pemerintah menangani penyakit PMK dan virus lainnya.
"Semua dukungan sumber daya profesional telah tersedia namun pemerintah belum menanggap serius penanganan virus penyakit hewan karena belum terjadi Kasus Luar Biasa (KLB) sehingga apabila semua potensi daerah berkolaborasi maka penanganan kasus PMK dan penyakit hewan lainnya akan jauh lebih maksimal dan penanganannya secara profesional," pungkasnya.
Terpisah, Dekan Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) Undana, Dr. dr. Christina Olly Lada, M.Gizi, menambahkan virus PMK akan menghambat pembangunan sumber daya manusia di NTT.
Menurut Ahli Gizi NTT tersebut, Pemprov NTT saat ini fokus melawan gizi buruk dan stunting, salah satunya minimnya mengkonsumsi protein hewani yang terkandung di dalam daging.
"Dampak dari PMK dapat menurunkan jumlah produksi sapu potong yang berdampak pada meningkatnya harga daging, sementara daya beli masyarakat NTT tergolong rendah, sehingga perlu ada penanangan virus PMK mulai dari hulu oada upaya pencegahan sampai ke hilir termasuk penanggulangan penyakit hewan ternak, sehingga mewujudkan swasembada pangan yang mampu meningkatkan nilai konsumsi gizi masyarakat NTT," ujarnya. (CR14)
Baca Berita NTT lainnya
Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi NTT, Dr. drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc.
