Warga NTT Ditembak KKB Papua

Identitas Tiga Warga NTT Yang Tewas Jadi Korban Kekejian KKB Papua di Nduga 

Tiga warga NTT dilaporkan tewas setelah menjadi korban kekejian KKB Papua atau Kelompok Kriminal Bersenjata Papua di Kabupaten Nduga, Papua

Editor: Hasyim Ashari
POS-KUPANG.COM/HO
KORBAN TEWAS - Anggota keluarga meratapi mayat seorang warga korban pembantaian oleh Kelompok Kriminalitas Bersenjata atau KKB Papua di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Sabtu 17 Juli 2022. Puskesmas Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga. 

5. Johan, laki-laki, usia 26 tahun, swasta, suku NTT, Kabupaten Manggarai

6. Alex, laki-laki, usia 45 tahun, swasta, suku Kei-Ambon

7. Eliaser Baner, Pendeta.

Baca juga: KKB Papua Siagakan Pasukan, Panglima Angkatan Darat OPM : Kami Siap Revolusi Total

8. Nasjen, Laki-laki, usia 41 tahun, swasta, Sulawesi Selatan.

10. Yuda Gurusinga, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar.

Sedangkan satu korban luka ringan bernama Sudirman, mengalami luka rekolset peluru lengan bagian kiri, kondisi sadar. 

Tentang KKB Papua

Mengutip Wikipedia Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah organisasi separatis teroris yang didirikan pada tahun 1963 untuk mengakhiri pemerintahan Provinsi Papua dan Papua Barat yang saat ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya,[11] dan untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Gerakan ini biasa disebut sebagai KKB (singkatan dari Kelompok Kriminal Bersenjata) dilarang di Indonesia, Organisasi ini bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan bagi provinsi tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan

Sejak awal KKB telah menempuh jalur dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan dilakukan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua.

Pendukung secara rutin menampilkan bendera Bintang Kejora dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang negara, yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan Indonesia dimulai pada Mei 1963 di bawah Perjanjian New York.

Baca juga: KKB Papua Siagakan Pasukan, Panglima Angkatan Darat OPM : Kami Siap Revolusi Total

Selama Perang Dunia II, Hindia Belanda (kelak menjadi Indonesia) dipandu oleh Soekarno untuk menyuplai minyak demi upaya perang Jepang dan langsung menyatakan merdeka dengan nama Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Nugini Belanda (Nugini Barat) dan Australia yang menjalankan pemerintahan di teritori Papua dan Nugini Britania menolak penjajahan Jepang dan menjadi sekutu pasukan Amerika Serikat dan Australia sepanjang Perang Pasifik.

Hubungan Belanda dan Nugini Belanda sebelum perang berakhir dengan diangkatnya warga sipil Papua ke pemerintahan sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan tahun 1963.

Meski sudah ada perjanjian antara Australia dan Belanda tahun 1957 bahwa teritori milik mereka lebih baik bersatu dan merdeka, ketiadaan pembangunan di teritori Australia dan kepentingan Amerika Serikat membuat dua wilayah ini berpisah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved