KKB Papua

Profil Vanuatu, Negara yang Dikunjungi Benny Wenda, Getol Dukung Papua Barat Merdeka

Presiden Gerakan Pembebasan Papua Barat Benny Wenda mengunjungi negara Vanuatu, Senin 4 Juli 2022.

Penulis: Alfons Nedabang | Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNBANGKA.COM
VANUATU - Peta Negara Vanuatu yang terletak di sebelah timur Australia. Pentolan KKB Papua Benny Wenda mengunjungi negara yang getol mendukung Papua Barat merdeka, Senin 4 Juli 2022. 

POS-KUPANG.COM - Presiden United Liberation Movement for West Papua ( ULMWP ) atau Gerakan Pembebasan Papua Barat Benny Wenda mengunjungi negara Vanuatu. Pentolan KKB Papua ini tiba pada Senin 4 Juli 2022 pukul 13.30 waktu setempat.

Melansir dailypost.vu, Benny Wenda disambut Chairman of Vanuatu West Papua Independence Struggle Association ( VWPISA ) Committee atau Ketua Komite Asosiasi Perjuangan Kemerdekaan Papua Barat Vanuatu, Elder Job Dalesa, pelopor Perjuangan Papua Barat dan mantan Sekretaris Jenderal Provinsi SHEFA Morris Kaloran dan penjaga Kantor Papua Barat Freddy Warome.

Tokoh organisasi separatis Benny Wenda juga melakukan pertemuan dengan Dewan Pemerintah Provinsi ( SPGC ) SHEFA, Presiden Dewan Malvatumauri  Willie Plasua dan Presiden Dewan Vaturisu Simeon Poilapa.

Menurut informasi yang dipperoleh dailypost.vu, Benny Wenda berada di Vanuatu selama dua minggu. Selama lawatannya, Benny Wenda dalam pengawalan ketat.

Baca juga: Benny Wenda Gelar Pertemuan Rahasia dengan Pejabat Vanuatu, Serahkan Bendera Papua Barat

Lantas, bagaimana profil Vanuatu?

Melansir Britannica dan BBC.com, Vanuatu adalah negara kepulauan yang terletak di barat daya Samudera Pasifik. Letak Vanuatu berada di sebelah timur Australia, barat Fiji, selatan Kepulauan Solomon, dan timur laut Kaledonia Baru.

Negara ini terdiri dari rangkaian 83 pulau dengan 13 pulau utama dan banyak pulau kecil. Pulau-pulau tersebut terbentang dari utara hingga selatan sejauh kira-kira 650 kilometer dalam bentuk Y yang tidak beraturan.

Sebagian besar pulau dihuni, beberapa memiliki gunung berapi aktif. Bentang alam Vanuatu terdiri dari pegunungan dan sebagian besar tertutup oleh hutan hujan tropis.

Vanuatu dulu dikenal sebagai New Hebrides dan memperoleh kemerdekaannya pada 1980 dari Perancis dan Inggris. Nama Vanuatu berarti "Tanah Selamanya" dalam banyak bahasa Melanesia yang digunakan secara lokal.

Sementara ibu kota negara Vanuatu adalah Port Vila (Vila), sekaligus kota terbesar di negara tersebut.

Sebagian besar orang tinggal di daerah pedesaan dan mempraktikkan pertanian subsisten. Dari segi ekonomi, kava, daging sapi, kopra, kayu, dan kakao adalah ekspor terpenting Vanuatu.

Baca juga: Bos KKB Papua Tawar Solusi Damai, Benny Wenda Ajak Jokowi Bahas Referendum Papua Barat 

Sementara, Australia, Kaledonia Baru, Jepang, dan Selandia Baru menjadi tujuan utama ekspor.

Namun, karena komoditas cukup rentan terhadap fluktuasi pasar dan cuaca, Vanuatu juga berupa mendorong ekspor sektor ekstratif, manufaktur, dan jasa untuk menopang pertumbuhan ekonomi jangka panjangnya.

Vanuatu mengimpor mesin, alat transportasi, makanan, hewan ternak, serta bahan bakar mineral dari Australia, Singapura, Selandia Baru, dan Fiji.

Penduduk asli Vanuatu, sebagian besar adalah Melanesia, meskipun beberapa pulau terpencil memiliki populasi Polinesia. Ada juga minoritas kecil orang Eropa, Mikronesia, Cina, dan Vietnam.

Sekitar tiga perempat penduduknya tinggal di daerah pedesaan, tetapi sejak kemerdekaan pusat-pusat kota Luganville dan Port-Vila telah menarik banyak orang untuk pindah ke sana.

Lebih dari 100 bahasa dan dialek lokal Melanesia digunakan. Sementara Bislama, bahasa Melanesia berbasis Inggris, adalah bahasa nasional dan, bersama dengan bahasa Inggris dan Perancis, adalah salah satu dari tiga bahasa resmi.

Untuk agama resmi yang dianut oleh penduduk Vanuatu adalah 70 persen merupakan Prostetan. Lalu, agama lain adalah Katolik Roma dan kepercayaan tradisional.

Baca juga: Pemerintah Sementara Papua Gelar Rapat, Ada Benny Wenda dan Senator Spanyol Gorka Elejabarrieta

Tradisi lokal di Vanuatu sangat kuat. Misalnya, wanita umumnya memiliki status sosial yang lebih rendah daripada pria dan memiliki lebih sedikit kesempatan untuk mengakses pendidikan.

Vanuatu memiliki saluran TV tunggal yang didirikan dengan bantuan Radio France Overseas (RFO) dan disiarkan dalam bahasa Perancis dan Inggris.

Vanuatu masuk ke dalam rumpun Pasifik yang tak memiliki banyak penduduk.

Hingga 2020, berdasarkan laporan Worldbank, populasi di negara ini hanya mencapai 307.150 penduduk.

Jumlah itu bahkan tak lebih banyak dari penduduk Kota Jayapura yang populasinya mencapai 314.000 hingga 2020 berdasarkan catatan dari PopulationStats.

Tak hanya penduduknya yang sedikit, wilayah Vanuatu juga cukup kecil. Vanuatu memiliki luas daratan sebesar Pulau Maluku, yakni seluas 12 kilometer persegi.

Meski negara kecil, Vanuatu terus mengkritik Indonesia dengan menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Papua Barat.

Dalam sidang PBB tahun ini, Vanuatu kembali mengkritik Indonesia.

Apa yang melatarbelakangi Vanuatu mendukung kemerdekaan Papua Barat?

Usai bebas dari jajahan Perancis dan Inggris pada 1980, perdana menteri pertama Vanuatu, Walter Hadye, menyatakan kemerdekaan negaranya itu belum sempurna hingga seluruh bangsa dan wilayah Melanesia, termasuk Papua Barat, terbebas dari kolonialisme.

Pernyataan Hadye itu dinilai menjadi awal mula dukungan Vanuatu terhadap kemerdekaan Papua.

Pada 2010, parlemen Vanuatu bahkan sampai mengadopsi Rancangan Undang-Undang Wantok Blong Yumi atau UU yang menegaskan pengakuan Vanuatu terhadap kemerdekaan Papua Barat dari Indonesia.

Baca juga: Pentolan KKB Papua Perkuat Intelijen, Benny Wenda Sesumbar Merdekakan Papua Barat

Lewat UU tersebut, Vanuatu memberikan status observer bagi Papua Barat dalam Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Pacific Islands Forum (PIF).

Dikutip dari Kompas.com, pada Minggu 26 September 2021 Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman Weibur kembali menyebut terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia di Papua.

Dalam pidatonya, Sabtu 25 September 2021 ia meminta Kantor Komisaris Hak Asasi Manusia PBB untuk mengunjungi Papua Barat untuk memberikan penilaian independen tentang situasi HAM di sana.

Diplomat Indonesia, Sindy Nur Fitri pun menanggapi pernyataan Loughman Weibur dengan jawaban menohok. “Kami dengan keras menolak tuduhan yang salah, tak berdasar dan misinterpretasi yang terus dilakukan Vanuatu,” katanya.

Sindy pun menegaskan bahwa Vanuatu berusaha membuat dunia terkesan kepada mereka dengan apa yang disebut “kekhawatiran terhadap HAM”.

Ia bahkan mengungkapkan bahwa Vanuatu tak mengerti apa yang dimaksudkan dengan HAM.

“Pengertian mereka tentang HAM terbalik. Mereka tak menyertakan aksi tak berprikemanusiaan dan teror yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) separatis,” katanya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved