Capres 2024
Susi Pudjiastuti Pantas Jadi Capres 2024, Pengamat Politik UIN: Tak Ada Parpol, Tak Ada Pengusung
Meski polarisasi Calon Presiden sudah dimulai, tapi kini muncul figur perempuan yang digadang-gadang maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
POS-KUPANG.COM - Meski polarisasi Calon Presiden 2024 atau Capres 2024 sudah dimulai, tapi kini muncul figur perempuan yang digadang-gadang maju dalam Pemilihan Presiden ( Pilpres 2024 ) mendatang.
Figur perempuan tersebut bukan Puan Maharani yang merupakan Kader PDIP dan Ketua DPR RI.
Sosok yang dimaksud, adalah Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti dinilai pantas untuk maju dalam hajatan demokrasi lima tahunan tersebut.
Untuk itulah komunitas tersebut membentuk Komunitas Pendukung Susi Pudjiastuti atau disingkat KOPISUSI.
Meski dukungan mulai mengalir, tapi Pengamat Politik UIN ( Universitas Islam Negeri ) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno, mengungkapkan hal yang mengejutkan.
Baca juga: NAIK Pesawat Pribadi Susi Pudjiastuti Bersama Cucunya Mudik ke Pangandaran
Dia mengatakan, Susi Pudjiastuti tidak memiliki peluang untuk maju dalam ajang bergengsi Pilpres 2024 tersebut.
Alasannya, adalah Susi Pudjiastuti tak punya partai politi sebagai kendaraan yang mengusungnya untuk maju.
Berikutnya, adalah nama Susi Pudjiastuti tak masuk dalam daftar survei yang dilakukan beberapa lembaga survei di Tanah Air.
Adi Prayitno pun mengungkapkan tiga alasan terkait pandangannya mengapa peluang Susi Pudjiastuti jadi Calon Presiden 2024 tertutup rapat.
Pertama, kata dia, Susi Pudjiastuti tidak punya partai karena syarat menjadi Capres harus diusung partai politik atau gabungan partai politik yang memiliki perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR.
Kedua, elektabilitas Susi Pudjiastuti tak pernah muncul dalam survei terkait calon presiden.
Ketiga, kata Adi, di benak publik Susi Pudjiastuti tak terkonfirmasi sebagai sosok yang mungkin bisa maju pilpres.
"Sangat berat bahkan tertutup rapat (peluangnya), kata Adi saat dihubungi Tribunnews.com pada Senin 4 Juli 2022.
Selain itu, ia berpendapat untuk menjadi calon presiden antriannya sangat panjang.
"Sepanjang orang antri nyari kerjaan efek badai Covid di masa Pandemi," kata dia.
Ia juga menilai Pemilihan Presiden rumit, njelimet, dan berbiaya mahal.
Baca juga: Penyair Ternama Ini Beri Sindiran Keras Ke Presiden Jokowi, Susi Pudjiastuti Ikut Merespon: Apa Apa?
"Bahkan orang terkenal dan terlihat punya modal sekalipun, belum tentu bisa maju capres," kata Adi.
Diberitakan sebelumnya Komunitas Pendukung Susi Pudjiastuti (KOPISUSI) Jakarta mendeklarasikan dukungannya agar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastutimaju sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
Deklarasi tersebut digelar di Griya Ardhya Garini Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu 3 Juli 2022.
Salah satu poin deklarasi yang dibacakan dalam kegiatan tersebut adalah "Kami atas nama Komunitas Pendukung Ibu Susi atau KOPISUSI dengan ini mendeklarasikan komunitas KOPISUSI sebagai langkah konkret dalam mengenalkan sosok Ibu Susi sebagai salah satu alternatif calon pemimpin masa depan."
Ketua Panitia deklarasi sejaligus relawan KOPISUSI, Virawati mengatakan, relawan KOPISUSI berawal dari akun media sosial Twitter @PartaiSocmed yang mencetuskan untuk mengumpulkan masyarakat yang sudah jenuh dengan kondisi polarisasi, intoleransi, dan oligarki di Indonesia.

"Intinya kita melihat Ibu Susi sebagai sosok yang memang ideal untuk kita. Karena beliau tegas. Selain itu juga moral movement yang dibagikan kepada kita di antaranya polarisasi dan oligarki. Kita berniat memajukan Ibu Susi sebagai Calon Presiden pada 2024 meskipun Ibu Susi bilang agak sulit karena kebijakan politik kita," kata Virawati usai deklarasi pada Minggu 3 Juli 2022.
Ia mengatakan relawan KOPISUSI yang berada di dalam grup media sosial Telegram saat ini mencapai 2.200 akun dari seluruh daerah di Indonesia.
Sedangkan peserta yang hadir lanngsung dalam kegiatan tersebut tercatat sekitar 128 orang yang di antaranya berasal dari Jakarta, Bandung, Lampung, Makassar, dan Kepulauan Sangihe.
Ia mengatakan gerakan tersebut merupakan murni relawan yang mendanai kegiatannya secara sukarela dari anggotanya.
"Kita murni relawan, jadi tidak ada dibiayai oleh siapapun, termasuk dari Ibu Susi," kata Virawati.
Saat ini, kata dia, gerakan KOPISUSI masih berbentuk gerakan moral untuk mengenalkan Susi sebagai Calon Presiden alternatif pada Pilpres 2024 mendatang.
Baca juga: Masih Ingat Susi Pudjiastuti? Begini Penampilan Putrinya yang Semakin Cantik & Elegan, Ini Fotonya
Namun demikian, ia tidak menutup kemungkinan apabila gerakan tersebut nantinya akan menjadi gerakan politik.
"Kalau ke depannya memungkinkan, kenapa tidak?" kata dia.
Virawati mengatakan relawan KOPISUSI tidak akan sampai sejauh membuka komunikasi dengan partai politik terkait tujuannya mengusung Susi menjadi Capres pada 2024.
"Kita tidak sampai sejauh itu. Kami lebih ke gerakan moral untuk mengajak memperbaiki kondisi Indonesia saat ini," kata dia.
Ia mengatakan saat ini sudah dua wilayah yang mendeklarasikan untuk mendukung Susi menjadi Calon Presiden pada 2024 mendatang yakni Tangerang dan Jakarta.
Ke depan, ia mengatakan relawan KOPISUSI di Wonogiri dan daerah lainnya juga akan mendeklarasikan hal serupa.
"Rencananya ada Wonogiri, tapi kita masih menyesuaikan dengan timingnya Bu Susi dan relawan sendiri," kata dia.
Menanggapi hal tersebut, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berbicara mengenai aturan Presidential Threhshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden hingga oligarki.
Susi mengatakan PT telah mengkooptasi keinginan masyarakat untuk mengajukan sosok calon presiden yang diinginkan atau disukai.
Selain itu, ia mengatakan sampai saat ini kenyataannya tidak ada partai peserta Pemilu sebelumnya di Indonesia yang mengajukan judicial review terkait aturan PT ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Padahal, lanjut dia, aturan yang dibuat hanya membolehkan gugatan tersebut diajukan oleh partai peserta pemilu sebelumnya.
Kalaupun ada politisi yang mengajukan gugatan atas PT, Partai akan menyebutnya sebagai gugatan individu.
Oleh karena itu, menurutnya hanya partai politik yang kuat atau berkoalisi yang mampu mengajukan calon presiden.
Sehingga menurutnya secara sistem, prosedur, dan realita sehari-hari di Indonesia hampir tidak mungkin masyarakat memilih sosok yang mereka sukai sebagai presiden.
Hal tersebut disampaikannya dalam deklarasi Komunitas Pendukung Susi Pudjiastuti (KOPISUSI) Jakarta di Griya Ardhya Garini Halim Perdanakusuma Jakarta pada Minggu 3 Juli 2022.
Baca juga: Susi Pudjiastuti Blak-blakan Tolak Jadi Wakil Presiden: Saya Mau Presiden, Anies Baswedan Wakilnya
"Keprihatinan kita atau keinginan kita memang harus dekat ke sistem. Ini sudah dikooptasi dengan Presidential Threshold," kata dia.
Namun demikian, ia mengapresiasi dukungan relawan KOPISUSI.
Ia pun merasa terharu terhadap relawan yang awalnya menghimpun diri dan berinteraksi dari media sosial tersebut.
Susi melihat mereka sebagai gerakan moral yang merasa prihatin atas kondisi bangsa saat ini.
"Saya harus bilang itu moral movement, bukan political movement. Kalau kita ngomong political movement, it's no room for us, it's no room for you to political movement. Karena politik di negeri ini hanya milik partai politik, not individiual politician," kata Susi.
(*)