Berita Labuajn Bajo Hari Ini
Kembangkan Wisata Terpadu di Hutan Bowosie Labuan Bajo, Ini yang Dilakukan BPOLBF
Keempat zona tersebut meliputi zona budaya (cultural district), zona santai (leisure district), zona alam (wildlife district), dan zona petualangan
Penulis: Gecio Viana | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Pihak Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores atau BPOLBF mulai mengembangkan kawasan wisata terpadu di hutan Nggorang Bowosie, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat menjadi 4 zona.
Keempat zona tersebut meliputi zona budaya (cultural district), zona santai (leisure district), zona alam (wildlife district), dan zona petualangan (adventure district).
Pembagian Zona tersebut sekaligus menampik informasi liar yang berkembang di masyarakat, bahwa lahan Otorita milik BPOLBF seluas 400 seluruhnya terbangun peruntukkan hotel-hotel.
Menurut Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Labuan Bajo, Ibu kota Manggarai Barat, , Senin 27 Juni 2022 bahwa dari keseluruhan lahan otorita seluas 400 Ha, hanya 27,26 persen yang akan dilakukan pembangunan.
Sementara pembangunan di areal penggunaan lain (APL) hanya 17,36 persen, karena harus mengedepankan upaya perlindungan lingkungan.
Untuk lahan Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam-Hutan Produksi (IUPJLWA-HP) hanya 9,90 persen.
"Ketersediaan lahan dan rencana pemanfaatannya menunjukkan bahwa, ruang pada lahan APL dan IUPJLWA-HP masih didominasi ruang terbuka. Sehingga fungsi ekologi sebagai kawasan hijau tetap dominan," katanya.
Shana menjelaskan, pengembangan kawasan otorita pariwisata BPOLBF di areal hutan produksi, masuk dalam prinsip keberlanjutan lingkungan hidup.
"Ini mengacu pada rencana pembangunan yang mana ditetapkan koefisien dasar bangunan dan luas area terbangun. Hasilnya sangat rendah di setiap zona, guna tetap mendukung fungsi ekologi kawasan hutan tersebut," kata Shana Fatina.
Adapun rincian lahan yang dibangun setiap zona tersebut diantaranya:
Lahan APL
Pada lahan APL masih didominasi oleh ruang terbuka dengan pembagian lahan APL 82,64 persen berupa ruang terbuka, yang terdiri dari lanscap 9,61 persen dan hutan 73,03 persen, lahan yang dapat dibangun 17,36 persen.
Pada zona-zona budaya (cultural district) luasnya 114,73 hektar. Peruntukkan untuk pengembangan atraksi dan fasilitas destinasi seperti pusat budaya, pusat penelitian pariwisata, hotel, galeri bajo 360 derajat, kampung UMKM, dan atraksi lain yang ikut mendukung pariwisata.
Di zona santai (leisure district) seluas 63,59 hektar yang dibangun 6,79 Hektar. Akan digunakan untuk program pembangunan resor khusus, kapel, bukit doa, hingga area untuk hiking di hutan.
Berikutnya zona (wildlife district) seluas 89,25 hektar dan yang dibangun 10,2 Hektar. Akan digunakan untuk membangun restoran, kebun binatang mini, outdoor teater, dan balai observasi alam.
Di zona petualangan (adventure district) seluas 132,43 hektar, yang dibangun 10,2 hektar.
Di zona ini akan dibangun hotel, penginapan, glamping, area wisata goa, sarana transportasi seperti kereta gantung, ruang hijau publik, dan jalur sepeda lintas hutan.
Keseluruhan pembangunan kawasan pariwisata otorita BPOLBF juga telah sesuai dengan amanah presiden, yang direncanakan sebagai gerbang kawasan Flores dengan menunjukan keunikan budaya dan kondisi alamiah yang terjaga dari visi pariwisata berkualitas Labuan Bajo Flores.
Menurut Shana, prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan adalah komitmen BPOLBF dalam mengembangkan kawasan pariwisata berkualitas di hutan Bowosie.
“Dalam pengembangan kawasan otorita, kami melakukan studi hidrologi terpadu dan analisis dampak lingkungan sehingga kita bersama-sama bisa menjamin kelestarian mata air yang ada, tidak akan mengganggu suplai untuk warga lokal," katanya.
Shana menjelaskan, BPOLBF juga telah berkoordinasi dengan pihak-pihak ahli untuk bisa memanfaatkan dan menjalankan perpres ini dengan prinsip pembangunan berkelanjutan sehingga kelestarian lingkungan terjaga dan dampaknya bisa dirasakan warga lokal.
"Semua pembangunan ini tentunya mengedepankan prinsip berkelanjutan lingkungan dan menjadi komitmen BPOLBF dalam mengembangkan kawasan pariwisata berkualitas di Hutan Bowosie," katanya. (*)