Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 26 Juni 2022, Keteguhan Hati dan Sukacita di dalam Roh
Pada Hari Minggu Biasa VIII ini, RD. Dr. Maxi Un Bria memberikan Renungan Harian Katolik dengan judul, Keteguhan Hati dan Sukacita di dalam Roh.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ini disiapkan oleh RD. Dr. Maxi Un Bria untuk hari Minggu 26 Juni 2022.
Pada Hari Minggu Biasa VIII ini, RD. Dr. Maxi Un Bria memberikan Renungan Harian Katolik dengan judul, Keteguhan Hati dan Sukacita di dalam Roh.
Keteduhan dan ketenangan hati merupakan anugerah Allah yang diperuntukkan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Roh Allah menuntun setiap orang beriman kepada ketenangan dan kedamaian sejati.
Adakah orang yang merasa damai dan bebas dalam kondisi kebimbangan serta kebingungan karena merasa bersalah ataupun berdosa?
Saya pikir, kita sependapat bahwa dalam kebimbangan dan ketidakpastian sesungguhnya tidak ada damai dan kebebasan.
Itulah sebabnya Rasul Paulus mengajak Jemaat Galatia dan segenap umat beriman untuk berdiri teguh sebagai pribadi-pribadi yang telah dimerdekakan oleh Kristus.
Kristus telah memanggil para murid dan semua orang yang percaya kepada-Nya sebagai anak-anak yang merdeka, yang bebas dari perhambaan dosa.
Menurut Rasul Paulus, kemerdekaan sebagai anak-anak Allah terbaca dan terlihat dalam interaksi sosial dan pelayanan yang dibangun berdasarkan kasih yang sejati.
“Memang kamu telah dipanggil untuk merdeka, tetapi janganlah kamu menyalahgunakan kemerdekaan yang telah dianugerahkan itu sebagai kesempatan untuk berbuat dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain karena kasih“ ( Galatia 5 :13 ).
Setiap kali kita mengasihi dan memperlakukan sesama dengan penuh hormat seperti diri sendiri, kita sesungguhnya sedang memuliakan Allah.
Pada era ini, Yesus juga mengajak kita untuk mengarahkan pandangan menuju Yerusalem. Perjalanan Yesus ke Yerusalem untuk melaksanakan kehendak Bapa-Nya ikut ditandai dengan penolakan dan derita.
Meski demikian Ia tetap fokus dan mengarahkan hati pada tujuan perjalanan agar sampai di Yerusalem pada waktunya.
Yesus meminta kepada para murid dan semua orang yang percaya kepada-Nya untuk menempa diri menjadi pribadi-pribadi beriman yang tangguh, tekun dan setia berjalan bersama-Nya.
Dalam perjuangan untuk menanggapi panggilan Tuhan, kadang kala manusia mendapatkan tantangan dan godaan baik dari dalam diri maupun dari luar, sehingga tidak dapat mengekspresikan kasih dan pelayanan dalam arti yang sepenuhnya.
Menyadari betapa manusia itu tetap terbatas dalam merespon dan mengimplementasikan ajakan Yesus “Ikutlah Aku”, maka dibutuhkan refleksi dan pengolahan diri berlanjut seraya memohon rahmat dan bimbingan Roh Tuhan, agar setiap kita mampu mengekspresikan diri dan kasih yang sejati sebagai anak-anak Allah yang telah dimerdekakan dari segala perhambaan dosa.
Dalam kondisi kemerdekaan bathin kita dapat memuliakan Allah dengan hati yang jujur dan dengan segala kekuatan baik jiwa maupun raga, sebagai pernyataan syukur atas segala kemurahan hati dan berbagai kasih karunia yang telah kita terima di dalam Yesus Kristus Putera-Nya, yang telah wafat dan bangkit bagi kita. Salve.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 26 Juni 2022:

Bacaan I: 1Raj 19:16b,19-21
Sekali peristiwa Tuhan berkata kepada Nabi Elia, “Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.”
Maka pergilah Elia menemui Elisa bin Safat.
Pada waktu itu Elisa sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, dan ia sendiri mengendalikan yang kedua belas.
Elia lewat di dekatnya dan melemparkan jubahnya kepada Elisa.
Segera Elisa meninggalkan lembu-lembunya, mengejar Elia dan berkata, “Perkenankanlah aku mencium ayah dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau.”
Jawab Elia kepadanya, “Baiklah! Pulanglah dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu.”
Elisa lalu meninggalkan Elia, mengambil pasangan lembu itu dan menyembelihnya.
Lalu ia memasak dagingnya dengan kayu bajak itu sebagai kayu api, dan memberikan daging itu kepada orang-orangnya, dan mereka pun memakannya.
Sesudah itu bersiaplah Elisa, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10,11
Refr.: Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, “Engkaulah Tuhanku, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepada-Ku.”
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Allah, jalan kehidupan, di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, dan di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
Bacaan II: Gal 5:1,13-18
Saudara-saudara, Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka.
Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan.
Memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.
Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain karena kasih.
Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”
Akan tetapi, kalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, jangan-jangan kamu saling membinasakan.
Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, karena keduanya bertentangan, sehingga setiap kali kamu tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
Sebaliknya, kalau kamu membiarkan diri dibimbing oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: 1Sam 3:9; Yoh 6:68c
Refr.: Alleluya, alleluya, alleluya.
Bersabdalah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
Bacaan Injil: Luk. 9:51-62
Ketika hampir genap waktunya diangkat ke surga, Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem.
Maka diutus-Nya beberapa utusan mendahului Dia.
Mereka itu pergi, lalu masuk ke sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, “Tuhan, bolehkah kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?”
Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, “Kamu tidak tahu apa yang kamu inginkan. Anak manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Lalu mereka pergi ke desa yang lain. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikuti Engkau ke mana pun Engkau pergi.”
Yesus berkata kepadanya, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
Lalu kepada seorang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”
Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.
Dan seorang lain lagi berkata, “Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.”
Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.