Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 26 Juni 2022, Tuhan Memanggil Kita dengan Cara yang Unik
Pada Hari Minggu Biasa VIII ini, RP. Markus Tulu SVD memberikan Renungan Harian Katolik dengan judul, Tuhan Memanggil Kita dengan Cara yang Unik.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ini disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD untuk hari Minggu 26 Juni 2022.
Pada Hari Minggu Biasa VIII ini, RP. Markus Tulu SVD memberikan Renungan Harian Katolik dengan judul, Tuhan Memanggil Kita dengan Cara yang Unik.
Dengan merujuk pada bacaan 1Raja-raja19:16b.19-21; Galatia 5:1.13-18; dan bacaan Injil Lukas.9:51-62, RP. Markus Tulu SVD mengajak Umat Katolik untuk senantiasa hidup dalam kasih dan damai sejahtera.
Selamat Hari Minggu Biasa VIII bagi kita semua.
Tuhan memanggil siapa pun untuk menjadi pengikut-Nya dengan cara-Nya yang unik dan ajaib.
Katakan bahwa Tuhan memanggil seseorang dengan cara-Nya yang tidak dimengerti oleh manusia.
Karena hal itu terjadi sering tidak terjangkau budi dan tidak terselami hati manusia.
Tuhan berkata kepada nabi Elia, "Elisa harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau."
Elia, nabi yang taat setia kepada Tuhan, akhirnya pergi menemui Elisa. Anehnya saat itu Elisa sedang sibuk membajak.
Tapi justru di tengah kesibukan kerjanya itu Elisa langsung meninggalkan lembu-lembunya yang dipakainya untuk membajak lalu mengejar Elia, saat Elia lewat di dekatnya dan melemparkan jubahnya kepada Elisa. Elisa selanjutnya mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Mengapa Elisa menjadi begitu mudah meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Elia?
Tuhan punya cara yang unik dan ajaib memanggil orang yang Ia kehendaki. Karena itu hendaklah kita hidup menurut roh. Dan jangan pernah hidup kita dikuasai daging.
Karena hidup yang dikuasai daging adalah hidup yang menjurus kepada malapetaka dan kebinasaan.
Tapi hidup dalam roh adalah model hidup yang terus dan tetap saja tertuntun oleh kebenaran dan kemerdekaan hidup.
Di sini hendaknya kita hidup dengan saling melayani karena kasih. Kasih yang murni dan bersih. Kasih yang berpengorbanan tanpa pamrih.
Itulah model hidup orang-orang terpanggil dan orang-orang terutus. Model hidup yang mengabdikan diri dan mempersembahkan hidup tuntas karena kasih.
Model hidup yang seperti ini tidak gampang terbakar oleh nafsu dan emosi. Tidak juga mudah terpancing oleh fanatisme sempit dan miskinnya refleksi hidup.
Model hidup yang tidak gampang terprovokasi seperti Yakobus dan Yohanes dengan meminta izin kepada Tuhan, "Tuhan bolehkah kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"
Sikap yang sangat reaksioner hanya karena orang Samaria tidak mau menerima Yesus.
Tapi cara Yesus memang sangat unik dan ajaib. Yesus menanggapi reaksi Yakobus dan Yohanes hanya dengan mengatakan, "Kamu tidak tahu apa yang kamu inginkan. Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.
Karena setiap orang yang mau mengikuti Aku harus menjadi taat penuh dan setia selamanya karena kasih untuk hanya pergi dan memberitakan Kerajaan Allah.
Yakni kerajaan yang membuat setiap orang hidup merdeka, bukan hidup saling membelenggu dan atau saling menyikuti.
Bukan juga hidup dengan saling iri dan saling saing. Tapi hidup dengan menabur kasih murni dan mengusahakan damai yang sejati.
Inilah pesan hidup yang mesti dihidupi di setiap kehidupan dari setiap kita.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 26 Juni 2022:

Bacaan I: 1Raj 19:16b,19-21
Sekali peristiwa Tuhan berkata kepada Nabi Elia, “Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.”
Maka pergilah Elia menemui Elisa bin Safat.
Pada waktu itu Elisa sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, dan ia sendiri mengendalikan yang kedua belas.
Elia lewat di dekatnya dan melemparkan jubahnya kepada Elisa.
Segera Elisa meninggalkan lembu-lembunya, mengejar Elia dan berkata, “Perkenankanlah aku mencium ayah dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau.”
Jawab Elia kepadanya, “Baiklah! Pulanglah dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu.”
Elisa lalu meninggalkan Elia, mengambil pasangan lembu itu dan menyembelihnya.
Lalu ia memasak dagingnya dengan kayu bajak itu sebagai kayu api, dan memberikan daging itu kepada orang-orangnya, dan mereka pun memakannya.
Sesudah itu bersiaplah Elisa, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10,11
Refr.: Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, “Engkaulah Tuhanku, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepada-Ku.”
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Allah, jalan kehidupan, di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, dan di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
Bacaan II: Gal 5:1,13-18
Saudara-saudara, Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka.
Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan.
Memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.
Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain karena kasih.
Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”
Akan tetapi, kalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, jangan-jangan kamu saling membinasakan.
Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, karena keduanya bertentangan, sehingga setiap kali kamu tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
Sebaliknya, kalau kamu membiarkan diri dibimbing oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: 1Sam 3:9; Yoh 6:68c
Refr.: Alleluya, alleluya, alleluya.
Bersabdalah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
Bacaan Injil: Luk. 9:51-62
Ketika hampir genap waktunya diangkat ke surga, Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem.
Maka diutus-Nya beberapa utusan mendahului Dia.
Mereka itu pergi, lalu masuk ke sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, “Tuhan, bolehkah kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?”
Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, “Kamu tidak tahu apa yang kamu inginkan. Anak manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Lalu mereka pergi ke desa yang lain. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikuti Engkau ke mana pun Engkau pergi.”
Yesus berkata kepadanya, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
Lalu kepada seorang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”
Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.
Dan seorang lain lagi berkata, “Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.”
Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.