Berita Lembata Hari Ini
Susun Renkon Erupsi Ile Lewotolok, Pemda Lembata dan Plan Indonesia Kumpulkan Lewo Kaka Arin
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi (Renkon) Erupsi Ile Lewotolok kini memasuki tahapan konsultasi publik. Kegiatan konsultasi publik ini dilak
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi (Renkon) Erupsi Ile Lewotolok kini memasuki tahapan konsultasi publik. Kegiatan konsultasi publik ini dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata dengan dukungan dari Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia).
Konsultasi Publik ini merupakan lanjutan dari pertemuan teknis lintas sektor untuk menyusun dokumen Renkon, yang sebelumnya diselenggarakan secara kolaboratif oleh dua lembaga tersebut pada Senin 13 Juni 2022. Rapat ini juga sekaligus meningkatkan respon pemerintah dan publik terhadap perkembangan status gunung api Ile Lewotolok yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung. Konsultasi Publik Renkon Erupsi Ile Lewotolok ini digelar di Aula Kopdit Ankara Lewoleba, Jumat, 17 Juni 2022.
Sebanyak 37 desa yang menjadi Sister Village atau Lewo Kaka-Arin (Desa Kakak-Adik) Renkon Erupsi Ile Lewotolok hadir dalam pertemuan ini. Terdapat 21 desa yang menjadi Lewo Arin (Desa adik) berasal dari Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur Lewo Arin adalah sebutan untuk desa-desa yang (berpotensi) terdampak erupsi Ile Lewotolok dan akan menyelamatkan diri ke Lewo Kakan.
Sementara itu, Lewo Kakan terdiri dari 16 Desa/Kelurahan. Lewo Kakan adalah desa dalam konsep renkon yang akan menjadi daerah tujuan penyelamatan diri warga dari Lewo Arin.
Dari Lebatukan ada 9 desa antara lain, Desa Baopana, Desa Lamatuka, Desa Merdeka, Desa Hadakewa, Desa Lerahinga, Desa Waienga, Desa Tapobaran, Tapolangu dan Desa Dikesare. Sementara dari Kecamatan Nubatukan ada 7 Kelurahan antara lain Kelurahan Lewoleba Timur, Lewoleba Tengah, Selandoro, Lewoleba Selatan, Lewoleba Barat, Lewoleba Utara, Desa Bakalerek, Desa Paubokol dan Desa Nubamado.
Ke-16 desa/kelurahan ini akan berperan sebagai Lewo Kakan dalam skema “Sister Village” atau Desa Saudari yang akan menampung dan mengurus warga dari 21 desa di Ile Ape dan Ile Ape Timur yang berpotensi terdampak erupsi Ile Lewotolok. Oleh BPBD Lembata, Sister Village lantas diterjemahkan dalam bahasa Lamaholot sebagai Lewo Kaka-Arin (Kampung Kakak dan Kampung Adik).
Pantauan awak media ini, kepala desa terdampak (Lewo Arin) dan Kepala Desa tujuan evakuasi (Lewo Kakan) nampak berkumpul lalu saling berbagi informasi tentang titik kumpul, jalur evakuasi, lokasi penampungan serta kantor desa Darurat.
Baca juga: Piala Presiden 2022: Tragedi Dua Bobotoh Persib Tewas, Ini Perintah Menpora untuk PSSI dan PT LIB
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lembata, Siprianus Meru menjelaskan, pihaknya sangat mengapresiasi Yayasan Plan International Indonesia yang berkomitmen mendukung penyusunan rencana kontijensi termasuk tahapan konsultasi publik. Dirinya juga mengapresiasi kolaborasi Lewo Kaka-Arin untuk mendiskusikan konsep dan teknis evakuasi, penyelamatan dan pengaturan warga terdampak erupsi Ile Lewotolok.
” Kami dari BPBD sangat mengapresiasi Plan yang sudah mau bantu kami dalam urusan renkon ini. Kita memang merencanakan aktivitas ini tali terkendala budget. Kami juga sangat senang karena bisa kumpulkan para kepala desa dan lurah baik Lewo Kakan dan Lewo Arin yang berkesempatan bisa berbagi ide dan strategi untuk evakuasi dan pengaturan warga jika terjadi kondisi darurat.” terang Sipri Meru.
Baca juga: Berbagi Kebersamaan Jelang HUT Ke-76 Bhayangkara Melalui Olahraga Bersama Personel Polda NTT
Sementara itu, Program Implementation Area Manager, Plan Indonesia di Lembata, Erlina Dangu, mengatakan pihaknya terlibat memberikan dukungan hingga ke fase Konsultasi Publik agar dokumen renkon bisa lebih lengkap dengan mengakomodir tanggapan, penilaian atau usulan dari masyarakat terutama dari masyarkat terdampak atau dari desa-desa yang akan menjadi Sister Village.
Erlina mengharapkan, momen konsultasi publik bisa menjadi ruang untuk mendapat lebih banyak masukan dari masyarakat terutama terkait pengarusutamaan gender, disabilitas dan inklusi yang menjadi “roh” dari Rencana Kontijensi Erupsi Ile Lewotolok yang diinisiasi oleh kolaborasi Plan Indonesia dan BPBD Lembata.
Baca juga: 208 Siswa SD, Terima Komuni Pertama di Gereja Katedral St. Yosef Maumere
Tambah Erlina, dalam kegiatan ini juga kita berharap bisa menginventarisasi seluruh kekuatan dan sumberdaya daerah dalam menghadapi potensi terjadinya bencana, dan adanya pembagian peran dan tugas setiap pemangku kepentingan yang disepakati bersama berdasarkan bidang tugas yang sesuai dengan kompetensi serta mandat masing-masing terorganisir dalam sistem komando penanganan darurat bencana. Serta yang paling terakhir adalah kesiapan data spasial terkait peta terdampak, titik evakuasi, dan titik-titik pengungsian.
Pasca Konsultasi Publik, BPBD Lembata akan melakukan sejumlah tahapan finalisasi dokumen hingga pengesahaan sebagai sebuah Peraturan Bupati. BPBD Lembata masih membutuhkan dukungan dari sejumlah komponen termasuk Plan Indonesia hingga tahapan simulasi Rencana Kontijensi Bencana Erupsi Ile Lewotolok. (*)
Baca juga: Bursa Calon Ketum PSSI Bergetar, Suara Pasoepati Siap Kawal Kaesang Pangarep jadi Ketua Umum PSSI

Pasca Bencana Seroja, Guru dan Siswa SDI Hamahena Lembata Belajar di Bawah Tenda Darurat |
![]() |
---|
Aparat Polres Lembata Bekuk Pelaku yang Setubuhi Anak Kandungnya |
![]() |
---|
Kejari Lembata Eksekusi Uang Rampasan Dalam Perkara Tipikor Awololong |
![]() |
---|
Budaya "Kosu" di Amarasi Bekal Bagi Pengantin Jalani Rumah Tangga Baru |
![]() |
---|
Tim Gabungan Tertibkan PKL di Kota Lewoleba yang Berjualan di Badan Jalan dan Trotoar |
![]() |
---|