KKB Papua
Dalam Dua Bulan Terakhir, Tiga Pengojek Sepeda Motor Tewas di Kawasan Rawan Konflik KKB Papua
Tindak kekerasan yang dilakukan KKB Papua tidak hanya menimpa para petugas keamanan seperti TNI dan Polri, tetapi juga masyarakat biasa.
Dalam Dua Bulan Terakhir, Tiga Pengojek Sepeda Motor Tewas di Kawasan Rawan Konflik KKB Papua
POS-KUPANG.COM, JAYAPURA - Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata alias KKB Papua belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Tindak kekerasan yang mereka lakukan tidak hanya menimpa para petugas keamanan seperti TNI dan Polri, tetapi juga masyarakat biasa.
Tidak sedikit dari masyarakat biasa menjadi ketakutan melaksanakan kegiatan karena sering diganggu bahkan dihabisi gelombolan KKB Papua.
Laporan terbaru menyebutkan, sebagaimana dilansir Kompas.id, aksi penyerangan warga kembali terjadi di Kabupaten Puncak, Papua, pada Kamis 9 Juni 2022 siang. Pihak kepolisian masih menyelidiki pelaku yang terlibat dalam aksi ini.
Adil, pengojek sepeda motor di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, tewas dengan luka berat di sekujur tubuhnya, Kamis 9 Juni 2022.
Dalam dua bulan terakhir, ia adalah tukang ojek ketiga yang tewas di lokasi kelompok kriminal bersenjata biasa beraksi.
Identitas penganiaya Adil masih dicari polisi. Namun, dua kasus sebelumnya yang menewaskan dua orang dan membuat seorang luka berat, disebut dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kasus pertama terjadi di Tingginambut, Puncak Jaya, pada 12 April 2022. Identitas korbannya tewas adalah Soleno Lolo dan luka berat bernama Daeng Paewa. Keduanya mengalami luka tembak.

Kasus lainnya terjadi dua hari kemudian. Terjadi di Kampung Eromaga, Puncak, korban tewas bernama Udin. Para pelaku juga membakar dua rumah warga.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal menyebut Adil dibacok pelaku di Kampung Kibogolome, dekat Bandar Udara Ilaga, sekitar pukul 13.25 WIT.
"Korban terluka berat akibat terkena senjata tajam di kepala, kedua tangan dan sejumlah bagian tubuh lainnya. Sudah dibawa ke ke Puskesmas Ilaga tapi nyawanya tidak tertolong, " papar Ahmad.
Kepala Polres Puncak Komisaris Polisi I Nyoman Punia mengatakan, korban meninggal dunia (Adil) di Puskesmas Ilaga pada pukul 16.27 WIT. Sejauh ini, situasi di Ilaga masih kondusif setelah peristiwa tersebut.
"Kami masih menyelidiki kelompok yang terlibat dalam aksi ini. Polres Puncak bersama Satgas Damai Cartenz dan TNI terus melaksanakan patroli di seluruh wilayah Ilaga untuk mengantisipasi gangguan keamanan, " tambahnya.
Sebelumnya, Selasa 9 Februari 2021, seorang pengojek sepeda motor bernama Rusman tewas dianiaya dengan senjata tajam di Jalan Pinggir, Kampung Ilambet, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Pihak kepolisian menduga kelompok kriminal bersenjata terlibat dalam insiden ini.
Kepala Kepolisian Resor Puncak Ajun Komisaris Besar Dicky Saragih, saat dikonfirmasi pada Selasa malam, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia mengatakan, korban diserang saat melintasi wilayah tersebut sekitar pukul 18.00 WIT. Rusman dibacok dengan senjata tajam di bagian bahu dan punggung kiri.
Dicky mengungkapkan, pihak aparat keamanan menggunakan kamera drone untuk memantau kondisi di lokasi kejadian. Namun, para pelaku langsung melepaskan tembakan ke arah kamera tersebut.
”Kami telah mengevakuasi jenazah Rusman dari lokasi kejadian ke Puskesmas Ilaga. Kini jenazah korban telah berada di rumah kerabatnya,” kata Dicky.
Dicky menuturkan, kerabat korban berencana membawa jenazah Rusman ke kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 10 Februari 2021.
Dicky mengatakan, pihaknya sudah berulang kali mengingatkan para pengojek sepeda motor agar tidak beroperasi di luar Distrik Ilaga, ibu kota Puncak, di atas pukul 19.00 WIT. Sebab, wilayah itu rawan teror kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Serangan serupa juga pernah menimpa pengojek motor di Puncak pada 26 September 2019. Saat itu, dua pengojek sepeda motor, yakni La Ode Alwi dan Midung, tewas ditembak KKB di Jembatan Muara, Kampung Amnunggi. Keduanya diadang saat melintas di daerah tersebut.
”Kami masih menyelidiki KKB yang terlibat dalam aksi ini. Sebab, banyak kelompok di sini, seperti Lekagak Telengen dan Militer Murib,” kata Dicky.
Saat kejadian pada 2019 itu, Bupati Puncak Willem Wandik berharap penembakan terhadap warga sipil tak terjadi lagi.
”Saya sangat sedih karena kasus penembakan warga sipil terus terjadi di wilayah ini. Apabila ini terus terjadi, aktivitas warga akan terganggu,” tutur Willem.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua Frits Ramandey mengatakan, dibutuhkan upaya pemulihan keamanan untuk menghentikan aksi kekerasan yang terus terjadi di Papua saat ini.
Frits berpendapat, penyerangan terhadap warga sipil bukanlah sikap yang menunjukkan perjuangan gerakan referendum Papua. Aksi KKB dapat dikategorikan oleh publik internasional sebagai tindakan kriminal.
”Kami berharap ada pendekatan keamanan, tetapi bukan dengan cara operasi militer, melainkan penegakan hukum yang terukur untuk menghentikan aksi kekerasan ini,” ujarnya.
Sumber: kompas.id