Selama Ini Menular pada Anak, Apakah Orang Dewasa Bisa Kena Hepatitis Akut ? Ini Penjelasan Kemenkes

Direktur P2M Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hepatitis akut misterius kemungkinan bisa menginnfeksi orang dewasa

Editor: Hermina Pello
SHUTTERSTOCK/MIA Studio via KOMPAS.COM
Selama Ini Menular pada Anak, Apakah Orang Dewasa Bisa Kena Hepatitis Akut ? Ini Penjelasan Kemenkes 

POS-KUPANG.COM - Sejak bulan April 2022, penyakit hepatitis akut misterius menjadi perhatian internasional. WHO melaporkan bahwa penyakti ini bisa menimbulkan jiwa dan pada bulan Mei 2022, penyakit ini masuk ke Indonesia.

Selama ini Hepatitis akut misterius diketahui hanya menyerang anak-anak.

Namun, apakah Hepatitis Akut misterius juga bisa diderita orang dewasa?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, salah satu penularan hepatitis akut misterius bisa melalui udara.

Baca juga: Diare Gejala Hepatitis Akut Seperti Apa? Inilah Bedanya Dengan Diare Biasa

Hal ini juga merujuk pada beberapa temuan adanya Adenovirus pada pasien yang terinfeksi hepatitis akut.

Meskipun dari banyak kasus hepatitis akut menyerang pada anak-anak, apakah penyakit ini dapat menyerang dan menular pada orang dewasa?

Penjelasan Kemenkes

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hepatitis akut misterius kemungkinan bisa menginfeksi orang dewasa.

"Kemungkinan bisa," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Senin 16 Mei 2022.

Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Metab

Baca juga: Sedikitnya 450 Anak di 20 Negara Saat Ini Menderita Hepatitis Akut Misterius

olik Endokrin dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD menyampaikan, kasus hepatitis akut disebut bisa menular ke orang dewasa.

"Bisa saja, seperti hepatitis A lewat oral, hepatitis B dan hepatitis C melalui kontak darah, jarum suntik yang tidak steril dan seks," ujar Em Yunir, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (16/5/2022).

Ia juga menambahkan, penularan hepatitis bergantung pada jenisnya.

Dikutip dari situs resmi CDC, hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A, hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B, dan hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, Sp.PD, K-PTI mengatakan, menularnya suatu penyakit bergantung pada penyebabnya.

Menurutnya, suatu penyakit bisa menular jika penyakit itu memang bersifat menular.

Baca juga: Hepatitis Akut Renggut Nyawa Bocah di Medan, Satu Bayi Suspek

"Tidak semua hepatitis menular. Hepatitis kalau juman yang menjadi peneybabnya maka menular, kalau karena autoimun atau karena obat-obatan tidak bisa menular," ujar Erni, saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/5/2022).

"Tapi, kalau hepatitisnya dikarenakan virus, ya menular," lanjut dia.

Baca juga: Benarkah Hepatitis Akut Menular Melalui Udara? Ini Penjelasan Kemenkes

Hepatitis yang diinduksi obat

Dilansir dari situs resmi Hopkins Medicine, hepatitis yang muncul dari obat-obatan dikenal dengan istilah hepatitis yang diinduksi obat.

Kondisi ini terjadi saat tubuh muncul kemerahan dan pembengkakan (peradangan) hati yang disebabkan oleh sejumlah obat-obatan tertentu yang berbahaya (beracun).

Oleh karena itu, organ hati bekerja keras untuk membantu memecah obat-obatan tertentu dalam darah pasien.

Jika ada terlalu banyak obat dalam darah seseorang maka organ hati bisa rusak parah. Hal ini dapat menyebabkan hepatitis yang diinduksi obat.

Hepatitis yang diinduksi obat jarang terjadi. Ini disebabkan ketika seseorang memiliki sejumlah obat, vitamin, obat herbal, atau suplemen makanan yang berbahaya atau beracun.

Dalam kebanyakan kasus, seseorang mungkin minum obat selama beberapa bulan sebelum mencapai tingkat toksik dan mempengaruhi hati dia.

Namun penyakit ini juga bisa terjadi jika seseorang mengonsumsi terlalu banyak obat-obatan tertentu, seperti asetaminofen. Dalam hal ini, itu bisa terjadi dengan cepat. Di lain waktu, itu adalah reaksi alergi.

Banyak jenis obat dapat menyebabkan hepatitis yang diinduksi obat. Ini termasuk:

Obat nyeri dan demam yang mengandung asetaminofen
Aspirin dan obat nyeri dan demam yang dijual bebas (NSAID atau obat antiinflamasi nonsteroid)
Steroid anabolik, obat-obatan buatan manusia yang seperti testosteron hormon seks pria
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri (antibiotik)
Pil KB (kontrasepsi oral)
Statin, digunakan untuk menurunkan kolesterol
Obat sulfa, sejenis antibiotik
Obat anti epilepsi
Obat-obatan herbal, antara lain ephedra, Germander, Pennyroyal, dan masih banyak lainnya. Ingatlah bahwa tidak semua suplemen "alami" atau "herbal" aman. Mereka juga tidak diatur untuk keamanan.

Berita lain terkait gejala penyakit

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved