Perang Rusia Ukraina
Pancing Kemarahan Putin, NATO Gelar Latihan Militer Terbesar di Baltik yang Melibatkan 10 Negara
Seakan memancing kemarahan Presiden Rusia Vladimir Putin, NATO gelar Latihan Militer terbesar di Baltik. Latihan militer ini melibatkan 10 Negara
Pancing Kemarahan Putin, NATO Gelar Latihan Militer Terbesar di Baltik dengan Melibatkan 10 Negara, Rusia Bereaksi
POS-KUPANG.COM - NATO kembali memancing kemarahan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui Latihan Militer Bersama di Laut Baltik.
Latihan Militer yang dinamakan Hedgehog ini melibatkan 10 Negara termasuk Swedia dan Finlandia.
Padahal Swedia dan Finlandia selama ini mendapat ancaman dari Rusia jika nekad bergabung dengan NATO.
Dilansir BBC, Latihan Perang NATO ini dijadwalkan akan berlangsung di Estonia hingga 3 Juni mendatang.
Baca juga: Ukraina Tidak Akan Bertukar Wilayah untuk Perdamaian dengan Rusia
Namun NATO membantah Latihan Militer di Laut Baltik ada kaitan dengan Invasi Militer Rusia ke Ukraina.
Pasalnya, Latihan militer NATO ini telah dijadwalkan sebelum pecahnya invasi Rusia ke Ukraina.
NATO mengatakan tujuan dari latihan itu adalah untuk "meningkatkan kesiapan dan interoperabilitas" pasukannya.
Sementara Rusia bereaksi keras terhadap Latihan Militer NATO di Laut Baltik
Rusia melihat NATO sebagai ancaman keamanan dan telah memperingatkan "konsekuensi" bagi calon anggota baru.
Swedia tetap netral dalam Perang Dunia Kedua dan selama lebih dari dua abad, sebelumnya menghindari bergabung dengan aliansi militer.
Baca juga: Ancaman Rusia ke Swedia dan Finlandia Imbas Gabung NATO, Putin Pertimbangkan Nuklir di Baltik?
Sementara itu, Finlandia yang berbagi perbatasan 1.300 kilometer dengan Rusia, menjaga tetap berada di luar NATO untuk menghindari permusuhan dengan tetangga timurnya.
Latihan itu direncanakan sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Namun di tengah meningkatnya ancaman keamanan dari Rusia, mereka diawasi dengan ketat.
Invasi Rusia ke Ukraina telah meyakinkan pemerintah di kawasan itu bahwa mereka perlu secara serius meningkatkan pertahanan mereka, jika mereka ingin menghalangi Presiden Putin dari agresi militer lebih lanjut, koresponden kami menambahkan.