Tips Sehat

Nyeri Perut? Hati-hati Appendicitis, Begini Penjelasan Dokter Reynold Yusmar

Pada tahun 2018 angka kejadian Appendicitis di sebagian besar wilayah Indonesia berjumlah sekitar 7% dari jumlah penduduk.

Editor: Alfons Nedabang
FREEPIK.COM
Ilustrasi nyeri perut. 

POS-KUPANG.COM - Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix Vermicularis. Appendix vermicularis adalah suatu organ didalam saluran pencernaan yang berbentuk tabung, yang terletak pada pangkal usus besar atau yang lebih dikenal dengan usus buntu.

Menurut WHO (World Health Organization), Appendicitis merupakan kedaruratan bedah perut yang paling sering dilakukan di Amerika Serikat yaitu sekitar 734.138 orang pada tahun 2017 dan meningkat pada tahun 2018 sebanyak 739.177 orang.

Sedangkan di Indonesia sendiri, hasil survey pada tahun 2018 angka kejadian Appendicitis di sebagian besar wilayah Indonesia berjumlah sekitar 7 % dari jumlah penduduk atau sekitar 179.000 orang.

Appendicitis atau peradangan usus buntu yang dibiarkan maka dapat menyebabkan pecahnya usus buntu tersebut dan terjadi komplikasi berupa peritonitis atau peradangan sebagian atau seluruh selaput peritoneum (selaput lapisan dalam dinding perut) yang pada akhirnya dapat mengancam nyawa. Appendicitis menduduki peringkat pertama penyebab peritonitis.

Saat ini banyak stigma yang salah di kalangan masyarakat mengenai penyakit ini, yaitu nyeri perut harus diurut, cuma gejala sakit maagh, gejala masuk angin biasa dan bahkan di era serba modern saat ini, masih ada yang menganggap bahwa gejala usus buntu disebabkan karena ilmu hitam atau ilmu sihir.

Ini yang menyebabkan kasus Appendicitis tidak tertangani segera dan  dapat berlanjut sampai terjadi komplikasi yang mengancam nyawa pasien. Oleh karena itu, kita harus mengenali gejalanya sejak dini, penanganan, komplikasi yang bisa terjadi serta pencegahannya.

Untuk menilai Appendicitis atau peradangan usus buntu banyak metode atau skoring yang dapat dinilai, namun secara garis besar Appendicitis dapat dikenali dari beberapa gejala antara lain nyeri perut bagian kanan bawah, demam (suhu tubuh > 37,3℃) disertai mual, muntah dan gangguan napsu makan.

Jika terdapat tanda dan gejala tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan USG (Ultrasonografi) abdomen, dan lainnya guna menegakkan diagnosa appendicitis.

Setelah dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang mendukung seorang pasien menderita Appendicitis atau peradangan usus buntu yang akut, maka penanganan harus sesegera mungkin diberikan.

Penangan yang diberikan berupa pemberian antinyeri, antibiotik sesuai indikasi sampai dilakukan tindakan operasi berupa pengangkatan usus buntu yang meradang atau dikenal dengan sebutan Appendectomy.

Jika tidak ditangani secara baik dan benar, dapat terjadi komplikasi yaitu pecahnya usus buntu menyebabkan infeksi yang menyebar keseluruh dinding perut yang dapat membahayakan nyawa.

Saat di Rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya, tenaga kesehatan sering mengalami kesulitan berkaitan dengan stigma yang salah tentang peradangan usus buntu yang sudah menyebar dikalangan masyarakat.

Kesulitan yang sering dihadapi seperti anggapan masyarakat yang salah tentang penyakit ini, sehingga saat pasien dibawa ke fasilitas kesehatan sudah dalam kondisi yang kritis karena komplikasi yang dapat membahayakan nyawa pasien.

Selain itu, tenaga medis juga kesulitan dalam meyakinkan pasien dan keluarga pasien untuk dilakukan tindakan operasi jika diperlukan karena anggapan masyarakat yang salah berupa operasi malah akan memperberat kondisi pasien, bahkan ada anggapan operasi akan mengangkat organ tubuh pasien untuk disalah gunakan.

Stigma yang salah ini menyebabkan pasien tidak tertangani dengan baik dan sesegera mungkin. Appendicitis ini dapat dicegah dengan menjaga polah hidup yang baik dan sehat seperti makan makanan yang berserat seperti sayur dan buah-buahan, konsumsi air putih yang cukup minimal 8 gelas perhari, mengunyah makan sampai halus karena menurut jurnal Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine salah satu penyebab terjadinya Appendicitis adalah makan makanan dengan terburu-buru dan tidak mengunyahnya sampai halus. Selain itu rutin memeriksakan diri anda kedokter.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved