Perang Rusia Ukraina
Rusia Simulasi Rudal Berkemampuan Nuklir, Putin Bakal Kerahkan Senjata Taktis
Presiden Rusia Vladimir Putin membuat ancaman terselubung yang mengisyaratkan kesediaan untuk mengerahkan senjata nuklir taktis Rusia.
POS-KUPANG.COM – Setelah meluncurkan rudal Sarmat, Rusia pada Rabu 4 Mei 2022 mengatakan, pasukannya melakukan simulasi serangan rudal berkemampuan nuklir di daerah kantong barat Kaliningrad, di tengah invasi militer Moskwa di Ukraina.
Uji coba itu diumumkan pada hari ke-70 aksi militer Rusia di Ukraina negara pro-Barat. Ribuan orang tewas dan lebih dari 13 juta penduduk mengungsi dalam krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.
Setelah mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin membuat ancaman terselubung yang mengisyaratkan kesediaan untuk mengerahkan senjata nuklir taktis Rusia.
Selama latihan perang pada Rabu di daerah di Laut Baltik yang terletak antara anggota Uni Eropa Polandia dan Lithuania, Rusia mempraktikkan simulasi peluncuran elektronik dari sistem rudal balistik bergerak Iskander yang berkemampuan nuklir, kata Kementerian Pertahanan Rusia dikutip dari AFP.
Pasukan Rusia mempraktikkan serangan tunggal dan ganda pada target yang meniru peluncur sistem rudal, lapangan terbang, infrastruktur yang dilindungi, peralatan militer, dan pos komando musuh tiruan, tambah keterangan Kemenhan Rusia.
Baca juga: Putin Tersenyum, Ukraina Mungkin Tidak Mendapatkan Pelatihan Penuh Rudal Javelin
Setelah melakukan peluncuran elektronik, personel militer melakukan manuver untuk mengubah posisi mereka guna menghindari kemungkinan serangan balasan.
Unit-unit tempur juga mempraktikkan tindakan dalam kondisi radiasi dan kontaminasi bahan kimia. Latihan tersebut melibatkan lebih dari 100 prajurit.
Rusia menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi tak lama setelah Putin mengerahkan pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. Bos Kremlin itu juga memperingatkan pembalasan secepat kilat jika Barat secara langsung campur tangan dalam konflik Ukraina.
Para pengamat mengatakan, dalam beberapa hari terakhir televisi Pemerintah Rusia berusaha meyakinkan publik tentang penggunaan senjata nuklir.
"Selama dua minggu belakangan ini, kami mendengar dari layar televisi kami bahwa silo nuklir harus dibuka," kata editor surat kabar Rusia dan peraih Nobel Perdamaian Dmitry Muratov, Selasa 3 Mei 2022.
Rudal Sarmat
Rusia memiliki rudal berkemampuan nuklir. Persenjataan terbaru yang diberi nama rudal balistik antarbenua (ICBM) atau Rudal Sarmat ini telah diuji coba pada Rabu 20 April 2022.
Baca juga: Tak Disangka, Amerika Sudah Bantu Ukraina dengan 10 Senjata Canggih Ini, Ada Penghancur Rudal
Rudal Sarmat untuk kali pertama diuji coba diluncurkan dari Plesetsk di barat laut Rusia dan mengenai sasaran di semenanjung Kamchatka, hampir 6.000 kilometer jauhnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, uji coba rudal Sarmat akan membuat musuh-musuh Moskwa untuk berhenti dan berpikir.
Dilansir Reuters, Sarmat telah dikembangkan selama bertahun-tahun lamanya. Peluncuran rudal tersebut terjadi saat ketegangan geopolitik sangatlah tinggi.
Vladimir Putin mengatakan, rudal tersebut memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan anti-rudal modern.
“Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan membuat mereka untuk berpikir untuk mencoba mengancam negara kita,” ujar Vladimie Putin.
Baca juga: Rusia Bombardir Kyiv Ukraina dengan Rudal Selama Kunjungan Sekjen PBB, Kondisi Antonio Guterres?
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Rabu bahwa Sarmat diluncurkan dari peluncur bawah tanah pukul 15.12 waktu Moskwa.
Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin mengatakan, pasukan nuklir Rusia akan menerima pengiriman rudal terbaru tersebut pada musim gugur tahun ini.
Jack Watling dari lembaga think-tank RUSI di London mengatakan, ada unsur sikap dan simbolisme dalam peluncurkan rudal Sarmat.
Pasalnya, peluncuran rudal tersebut kurang dari tiga pekan sebelum parade Hari Kemenangan tahunan di mana Rusia kerap memamerkan senjata terbarunya.
Baca juga: Rusia Klaim Hancurkan Senjata Kiriman NATO ke Ukraina Gunakan Rudal Kalibr
“Waktu pengujian mencerminkan keinginan Rusia untuk menunjukkan sesuatu sebagai pencapaian teknologi menjelang Hari Kemenangan, pada saat banyak teknologi mereka belum memberikan hasil yang mereka inginkan,” kata Watling.
Sementara itu, Douglas Barrie dari International Institute for Strategic Studies menuturkan bahwa peluncuran itu merupakan tonggak penting bagi Rusia setelah bertahun-tahun tertunda karena masalah pendanaan dan tantangan desain.
Dia menambahkan, lebih banyak tes akan diperlukan sebelum Rusia benar-benar dapat menempatkan Sarmat sebagai pengganti rudal SS-18 dan SS-19 yang sudah tua.
Barrie berujar, kemampuan Sarmat untuk membawa 10 atau lebih hulu ledak menimbulkan tantangan bagi sistem radar dan pelacakan berbasis darat dan satelit. (*)