Timor Leste
Presiden Terpilih Ramos Horta Akan Mengadopsi Dokumen Kepausan untuk Sekolah-sekolah Timor Leste
Presiden terpilih Jose Ramos Horta ingin menjaga kerukunan dan perdamaian antaragama di negara mayoritas Katolik itu
Presiden Terpilih Ramos Horta Akan Mengadopsi Dokumen Kepausan untuk Sekolah-sekolah Timor Leste
POS-KUPANG.COM - Presiden terpilih Timor-Leste Jose Ramos-Horta mengatakan dia akan mengadopsi dokumen yang didukung kepausan tentang persaudaraan manusia ke dalam kurikulum sekolah untuk menjaga kerukunan dan perdamaian antaragama di negara mayoritas Katolik itu.
Dia mengatakan dia telah membahas masalah ini dengan Aniceto Guerres Lopes, presiden parlemen nasional, yang memberikan dukungannya.
“Dokumen ini akan disetujui oleh parlemen nasional untuk dimasukkan dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah,” kata Ramos-Horta kepada wartawan di Dili pada 29 April.
“Timor Leste akan menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi dokumen tersebut ke dalam kurikulum sekolah.”
Dokumen Human Fraternity for World Peace and Living Together (Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama), yang berupaya menjadi panduan untuk mempromosikan “budaya saling menghormati” antara orang Kristen dan Muslim, ditandatangani pada 4 Februari 2019, oleh Paus Fransiskus dan imam besar Al-Azhar, Ahmed el-Tayyeb, di Abu Dhabi selama kunjungan paus ke Uni Emirat Arab.
Dokumen tersebut juga dikenal sebagai Deklarasi Abu Dhabi.
Dalam sebuah posting Facebook, Ramos Horta mengatakan dia telah membahas rencananya dengan mantan perdana menteri Mari Alkatiri, seorang Muslim, selama pertemuan mereka pada 28 April.
"Mari (Alkatiri) menerima rencana itu dengan reaksi positif," katanya.
“Kami melihat langkah ini akan mempererat hubungan baik yang telah terjalin antara kita sebagai umat Islam dengan pemeluk agama lain, khususnya umat Katolik”
Alkatiri adalah sekretaris jenderal Front Revolusioner untuk Timor Timur Merdeka (Fretilin), yang mendukung saingan Ramos Horta, Presiden petahana Francisco “Lu-Olo” Guterres dalam pemilihan presiden pada 19 April 2022.
Ramos Horta mengatakan dokumen itu akan "mengajarkan anak-anak sekolah tentang agama, etnis, kelas sosial dan toleransi politik dalam masyarakat."
Dia mengatakan penting bagi Timor Leste sebagai negara mayoritas Katolik di Asia untuk mempertahankan reputasinya “sebagai negara yang bebas dari kekerasan bermotif agama.”
Ramos Horta juga merupakan anggota komite untuk Hadiah Zayed 2022 untuk Persaudaraan Manusia, sebuah penghargaan internasional yang didirikan untuk menandai pertemuan bersejarah Paus Fransiskus dan imam besar Al-Azhar.
Pada Oktober tahun lalu, dia mengadakan pertemuan dengan Paus Fransiskus di Vatikan di mana dia menerima salinan dokumen itu langsung dari Bapa Suci.
Pertemuan itu juga dihadiri oleh anggota juri lainnya termasuk Kardinal Michael Czerny, wakil sekretaris kantor migran dan pengungsi Takhta Suci; H. E. Mahamadou Issoufou, mantan presiden Nigeria dan pemenang Hadiah Ibrahim 2020 untuk pencapaian dalam kepemimpinan Afrika; dan H. H. Phumzile Mlambo-Ngcuka, mantan wakil presiden Afrika Selatan dan mantan Wakil Sekretaris Jenderal PBB.
Haji Abdullah Inacio Antonio Soares, wakil presiden Komunitas Muslim Timor Leste, menyambut baik rencana Ramos Horta.
“Kami melihat langkah ini akan mempererat hubungan baik yang telah terjalin antara kita sebagai umat Islam dan pemeluk agama lain, khususnya umat Katolik,” katanya kepada UCA News, 30 April 2022.
Dia mengatakan hubungan baik antara Kristen dan Muslim dipertahankan karena "kami memiliki banyak latar belakang yang sama, termasuk dalam hal sejarah keterlibatan dalam perjuangan kemerdekaan."
Dari 1,3 juta penduduk Timor Leste, terdiri dari 97 persen Katolik dan Muslim di bawah 1 persen.
Ramos Horta akan dilantik sebagai presiden pada 20 Mei 2022, bertepatan dengan peringatan 20 tahun pemulihan kemerdekaan negara itu.
Sebelumnya Ramos Horta pernah menjadi Presiden Timor Leste periode 2007-2012, namun ketika maju untuk periode lima tahun berikutnya ia tidak terpilih.
Sumber: ucanews.com