Pasifik
Pakta Keamanan China dengan Kepulauan Solomon Tidak Mengejutkan Stella Robinson.
"Ada referensi yang dibuat oleh berbagai politisi Australia, selalu tentang keluarga Pasifik, lingkungan Pasifik, dan lainnya," katanya.
Apakah Pakta Keamanan China dengan Kepulauan Solomon Benar-benar Penting bagi Pemilih Kepulauan Pasifik Australia?
POS-KUPANG.COM - Warga Australia kelahiran Papua Nugini, yang tinggal di Brisbane, mengatakan Pakta keamanan China dengan Kepulauan Solomon merupakan tanda bahwa Australia telah menerima Pasifik begitu saja.
"Ada referensi yang dibuat oleh berbagai politisi Australia, selalu tentang keluarga Pasifik, lingkungan Pasifik, dan lainnya," katanya.
"Tetapi ketika menyangkut masalah yang menjadi perhatian kami, suara kami tidak terdengar," kata Stella Robinson.
Robinson mengatakan penanganan hubungan pemerintah Australia dengan Pasifik akan mempengaruhi bagaimana dia memilih dalam pemilihan federal Australia yang akan datang.
"Bagi saya, ini akan menjadi tentang platform dan agenda kandidat individu yang akan mewakili suara Pasifik kami," katanya kepada ABC.
Perubahan iklim adalah prioritas utamanya.
"Ini bukan lagi tentang hak asasi manusia dan yang lainnya. Ini tentang kelangsungan hidup," katanya.
"Cara dunia berjalan saat ini, begitu banyak orang kita akan kehilangan rumah mereka."
Ini adalah pemandangan yang dibagikan oleh penduduk Melbourne, Salome Swan.
Warga Australia kelahiran Fiji itu mengatakan dia kecewa karena politisi Australia tidak berbuat lebih banyak untuk menghentikan kesepakatan antara China dan Kepulauan Solomon agar tidak berlanjut.
"Sekarang mereka semua berebut untuk melakukan sesuatu dan itu agak terlambat. Mereka tertidur ketika sesuatu terjadi tepat di bawah hidung mereka," kata Swan.

Kesepakatan keamanan nasional yang luas ditandatangani awal bulan ini, sekitar enam bulan setelah kerusuhan kekerasan yang menargetkan Parlemen dan bisnis China pecah di Kepulauan Solomon pada November tahun lalu.
Beijing menepis spekulasi bahwa pihaknya berencana membangun pangkalan militer di Kepulauan Solomon, sesuatu yang pemerintah Australia gambarkan sebagai "garis merah" yang tidak boleh dilintasi.
Swan yakin Australia dapat memperbaiki hubungannya dengan Pasifik dengan menanggapi keprihatinan serius kawasan itu tentang pemanasan global.
"Tidak ada yang benar-benar membuat komitmen yang kuat untuk itu," katanya.
"Saya belum benar-benar senang dengan kepemimpinan di kedua partai [besar] untuk sementara waktu."
Baik Koalisi maupun Partai Buruh telah berkomitmen untuk mencapai nol bersih pada tahun 2050, tetapi Partai Buruh juga ingin mengurangi emisi sebesar 43 persen pada tahun 2030.
Partai Hijau ingin mengurangi emisi sebesar 75 persen pada tahun 2030 dan mencapai nol bersih pada tahun 2035.
Swan ingin melihat lebih banyak insentif finansial bagi warga Australia untuk membeli kendaraan listrik.
Sumber: abc.net.au/