Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Jumat 29 April 2022: Membaca Pesan Gamaliel tentang Rasio dan Iman
Dari Gamaliel, para Rasul dan Santa Katarina kita mendapatkan penegasan iman bahwa segala pikiran dan hal baik yang berasal dari Allah akan bertahan
Renungan Harian Katolik, Jumat 29 April 2022: Membaca Pesan Gamaliel tentang Rasio dan Iman (Kis 5 : 34-42 & Yoh 6 :1-15)
Oleh: RD.Dr. Maxi Un Bria
POS-KUPANG.COM - Gamaliel seorang Rabi yang terpandang dan disegani di kalangan Yahudi. Ia mengingatkan orang-orang Yahudi untuk menggunakan pertimbangan rasional sebelum mengambil tindakan menghukum dan menganiaya para rasul.
Menurutnya, setiap keputusan dan tindakan apa pun yang dilakukan dalam masyarakat untuk mengatasi sebuah masalah mesti berpijak pada kesadaran dan pemahaman yang mendasar tentang hal-hal yang melatarbelakanginya.
Dari Gamaliel kita belajar tentang pertimbangan rasional dan langkah-langkah bijak bestari.
Juga dari orang-orang Yahudi kita belajar tentang betapa dampak ketidaksabaran dan emosi yang tidak terkendali, dapat merusak tatanan harmoni sosial yang telah dibangun bahkan cenderung memanipulasi kebenaran.
Kerancuan dalam berpikir dan bertindak yang dilatarbelakangi oleh pikiran yang keliru dan emosi tidak teratur dapat melahirkan kekeliruan, kekacuan dan ketidakteraturan dalam masyarakat.
Itulah sebabnya terhadap orang-orang Yahudi yang ingin menghukum dan menganiaya para rasul, Gamaliel menasihati, “Hai orang-orang Israel pertimbangkan baik-baik apa yang hendak kamu perbuat, terhadap orang -orang ini”.
“Biarkanlah mereka beraktivitas; janganlah bertindak apa pun terhadap mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia akan lenyap. Tetapi bila berasal dari Allah, kamu tidak akan melenyapkan orang-orang ini, juga ternyata nanti, bahwa kamu melawan Allah”( Kis 6 : 35,38-39).
Gamaliel menghargai alasan historis juga mendorong khalayak untuk melakukan refleksi historis atas setiap realitas yang dihadapi.
Bagaimanapun juga keberanian para rasul untuk bersaksi tentang Kristus yang bangkit dan kebenaran yang dihayati, selain memiliki alasan historis dan iman, juga mengkonfirmasi ajaran Kristus dan Kitab Suci.
Gamaliel yang bijaksana, menginspirasi masyarakat zamannya dan kita untuk menggunakan pertimbangan rasional dan refleksi historis dalam membaca kebenaran atas setiap realitas, sebelum membuat keputusan, mengklaim kebenaran dan melakukan tindakan tertentu.
Tampaknya Ia sangat mempertimbangkan dimensi kemanusiaan dan Ilahi dalam upaya menemukan kebenaran dan memahami realitas keberanian para rasul dalam bersaksi.
Selanjutnya, narasi Iniil Yohanes 6 :1-15 mengedepankan Yesus Yang Berbelaskasih dalam kisah penggandaan roti. Ia senantiasa berpikir dan peduli tentang orang lain dan kondisi riil yang dialami mereka.
Itulah sebabnya Ia bertanya, “Di manakah kita akan membeli roti? dan memberi makan kepada mereka? Sebuah pernyataan kepedulian dan belarasa untuk menolong mereka yang lapar.