Kecelakaan
12 Wanita Tewas Akibat Longsor di Tambang Emas Sumatera Utara Indonesia, Ini Identitas Korban
Dua belas wanita yang bekerja di sebuah tambang emas ilegal di provinsi Sumatera Utara, Indonesia, tewas ketika sebuah tebing runtuh
12 Wanita Tewas Akibat Longsor di Tambang Emas Sumatera Utara Indonesia, Identitas Korban
POS-KUPANG.COM - Dua belas wanita yang bekerja di sebuah tambang emas ilegal di provinsi Sumatera Utara, Indonesia, tewas ketika sebuah tebing runtuh dan memicu tanah longsor yang mengubur mereka, kata polisi.
Tambang tanpa izin umum terjadi di seluruh Indonesia yang kaya mineral, dengan situs terbengkalai yang menarik penduduk setempat yang mencari bijih emas sisa tanpa menggunakan peralatan keselamatan yang tepat.
Sebuah tebing runtuh di kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara melanda Kamis 28 April 2022 sore, menewaskan 12 wanita - berusia 30 hingga 55 tahun - yang sedang menggali emas di sebuah tambang ilegal yang ditinggalkan.
"Tebing di sekitar tambang runtuh dan mengubur 12 wanita, menewaskan mereka semua," kata kepala polisi setempat Marlon Rajagukguk kepada AFP Kamis malam, menambahkan bahwa para korban bukan penambang profesional.
Dua wanita lain yang bekerja bersama mereka berhasil selamat dari bencana dan berlari kembali ke desa untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.
Butuh waktu berjam-jam bagi tim penyelamat untuk mengevakuasi tubuh para korban karena mereka berada di lubang sedalam dua meter yang dipenuhi lumpur.
“Sekarang semua jenazah korban telah dikembalikan ke keluarganya,” kata Rajagukguk.
Penambangan emas ilegal merajalela di Mandailing Natal, sekitar 300 kilometer (186 mil) selatan ibukota provinsi Medan, dan beberapa lokasi ditinggalkan oleh operator.
Kronologi
Sebanyak 12 perempuan tewas tertimbun longsor saat mencari emas di lokasi tambang rakyat, di Desa Bandar Limabung, Kecamatan Lingga Bayu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, Kamis 28 April 2022 sore.
Tempat kejadian merupakan lahan milik warga yang dijadikan lokasi penambangan rakyat secara tradisional.
Kepala Polisi Resor Mandailing Natal AKBP HM Reza Chairul AS menjelaskan, awalnya ada 14 perempuan yang masuk ke dalam lubang yang sudah digali untuk mencari butiran emas dengan menggunakan tembilang, yakni alat untuk menggali lubang yang bertangkai panjang.
Butiran yang didapatkan kemudian diletakkan di dalam ember dan selanjutnya didulang secara manual.
Namun, tiba-tiba, tebing longsor hingga menimbun para penambang.