Berita Nasional
Popularitas Presiden Jokowi Menurun 12 Poin di Tengah Melonjaknya Harga Minyak Goreng
Survei menunjukkan bahwa 66persen responden lebih memilih pelarangan ekspor minyak goreng untuk menjamin pasokan dalam negeri.
Popularitas Presiden Jokowi Menurun 12 Poin di Tengah Melonjaknya Harga Minyak Goreng
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Menurut jajak pendapat terbaru yang diumumkan Selasa 26 April 2022, peringkat persetujuan Presiden Indonesia Joko Widodo turun pada April hampir 12 poin dari 71,7 persen pada Februari 2022 karena kenaikan biaya dan melonjaknya harga minyak goreng mengurangi popularitasnya.
Jokowi, demikian presiden umumnya dikenal, mendapat persetujuan dari 59,9 persen dari 1.200 orang yang disurvei oleh Indikator Politik Indonesia, turun tajam dari rekor tertinggi 75,3 persen pada Januari.
Jajak pendapat 14-19 April datang setelah berbulan-bulan harga minyak goreng domestik yang tinggi yang gagal dijinakkan oleh langkah-langkah pemerintah, termasuk langkah-langkah untuk membatasi ekspor minyak sawit, di mana Indonesia adalah produsen terbesar di dunia.
Itu dilakukan seminggu sebelum pengumuman mengejutkan Jokowi pada hari Jumat tentang larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya, yang membuat harga minyak nabati global melonjak di tengah krisis pasokan yang lebih luas.
Survei menunjukkan bahwa 66 persen responden lebih memilih pelarangan ekspor minyak goreng untuk menjamin pasokan dalam negeri.
Direktur Indikator Burhanuddin Muhtadi mengatakan kenaikan harga barang adalah salah satu alasan utama mengapa responden tidak puas dengan Jokowi.
“Jika (pemerintah) ingin membuat tren positif pada peringkat persetujuan Presiden Jokowi, lakukan terobosan di bidang ini: pemberantasan korupsi… dan ekonomi nasional yang sarat inflasi, terutama pada kelangkaan minyak goreng,” katanya.
Burhanuddin juga mengatakan lebih dari 85 persen dari mereka yang disurvei percaya bahwa “mafia minyak goreng” harus disalahkan atas kenaikan harga.
Survei tersebut dilakukan sebelum pengumuman penyelidikan korupsi pada penerbitan izin kelapa sawit Indonesia pekan lalu.
Istana kepresidenan merujuk permintaan Reuters untuk mengomentari jajak pendapat kepada Sekretaris Negara, yang tidak segera menanggapi. Tidak jelas apakah jajak pendapat itu ada kaitannya dengan keputusan kebijakan baru-baru ini.
Skor Wapres Ma'ruf Amin di Bawah Jokowi
Survei terbaru Indikator Politik Indonesia (IPI) mengungkapkan kepuasan publik terhadap Wakil Presiden Ma'ruf Amin terus menukik 45,2 persen, selisih yang jauh dibandingkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang berhasil mencatatkan kepuasan 60 persen.
Terkait hal itu, Direktur Eksekutif Lembaga Pemungutan Suara Burhanuddin Muhtadi memberikan pendapatnya, "Kesenjangan antara Jokowi sebagai Presiden dan Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden cukup besar," katanya dalam webinar yang diadakan pada Selasa, 26 April.
Survei IPI dilakukan dari 14 April hingga 19 April melalui wawancara langsung dengan 1.220 responden yang dipilih secara acak oleh lembaga survei dari seluruh Indonesia berusia 17 tahun ke atas dan sudah memiliki hak pilih.Muhtadi mengklaim survei ini memiliki margin kesalahan 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Ia menambahkan, ini bukan kali pertama kinerja kedua tokoh dipisahkan dengan selisih yang besar karena akan terjadi gap 10-15 persen antara keduanya pada survei sebelumnya. Presiden memiliki relevansi dengan hasilnya.
Ini bukan soal jabatan, pemerintahan sebelumnya dengan SBY --Jusuf Kalla atau Jokowi --Jusuf Kalla, gap-nya tidak sebesar ini," jelasnya, "Melihat Ma'ruf sebagai figur, ia sering menghabiskan waktu di belakang layar. ”
Salah satu analisisnya tampaknya menunjukkan bahwa banyak kebijakan publik Wapres tidak terekspos oleh media.
Sumber: fxempire.com/reuters/tempo.co